Pertemuan tidak sengaja dengan Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit mengubah seluruh hidup cewe manja bernama Anila. Bermula dari kejadian saat dirinya membaca buku kuno di toko buku misterius untuk mengalihkan perasaan sakit hatinya setelah...
Akhirnya tulisan bab ini selesai direvisi dan update sobat dei.
Maaf kalau masih ada typo yah
Siapa udah nggak sabar baca angkaat tangan?
Yaudah Selamat Membaca,.....
JANGAN PELIT VOTE DAN KOMEN YAH!
FIKS... KALAU ADA PALGIAT JAUH-JAUH!
*
*
*
***********
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(beginilah kira" duduknya ya sobat dei)
Mada tengah bersimpuh itu menarik napas dalam beralih duduk disamping Anila diatas pohon tumbang membawa kedua tangan perempuan itu ke dalam pangkuannya. Satu persatu ingatannya peristiwa sebelumnya disusun diceritakan Anila. Tentu, Mada tak pernah lupa di Ranu Kumbolo setelah Blegur membawa terkasihnya pergi.
"Lihat saja itu Kau atau Saya? Mati kau Madaaa!"
"Mati kau Drabhaaaa!"
Teriakan amarah kedua mendominasi. Pandangan tajam baik Mada ataupun Drabha saling mengantisipasi. Ujung pedang mengasir bagian dalam pedang lawannya kemudian melesat lepas mengarahkan padanya. Darah merembas keluar, bau anyir menguat jatuh ke tanah. Desau angin kabut menusuk tulang tak jadi penghalang, amarah mengaburkan itu semua.
Pedang Mada dengan mudah menyayat dada Drabha. Mada pun terkejut sendiri dengan aksi Drabha seakan suka rela menyerahkan nyawanya.
"Kenapa kau—" kaget Mada melihat darah merembes di pakaian Drabha.
"Angkat pedangmu," lirih Drabha mendesis menahan nyeri kian menjalar ke seluruh tubuhnya. Tangan perlahan mengacungkan pedang kearah Mada, ujung matanya mengawasi pergerakan prajurit Blegur.
Aneh, Mada dapat membaca ekspresi Drabha. Bertahun-tahun di Barak militer Ia paham betul gerak-geriknya. Orang yang sudah dianggap sahabat sekaligus saudara sebelum pertikaian terjadi. Tatapan mata Drabha berbeda. Sosok lelaki yang pergi jauh itu kembali. Tiap gerakan, jurus pedang Mada mengikuti alur permainan Drabha yang lebih banyak menangkis dan menghindar dari serangannya.
Hingga disaat terakhir tenaga keduanya terkuras dan sama-sama terlalu brutal di pertarungan sebelumnya, pedang keduanya bertemu dan saling menahan. Tatapan keduanya bertemu, dan secepat itu pula Drabha menggerakan pedang Mada dan pedang mengarah ke prajurit Blegur yang akan mendekat bermaksud menolongnya. Seperkian detik Mada terkejut, namun akhirnya mengerti. Mada menarik pedangnya dan berbalik badan. Keduanya saling berpunggungan.