Selamat pagi semua ini janjiku akhirnya update
maaaf untuk kalian yang nunggu lama yah...
warning typo!
JANGAN PELIT VOTE AND COMMENT YAH!
SELAMAT MEMBACA....
***************************
"Dendam bisa mengubah seseorang menjadi seseorang berbeda
dan
melakukan semua hal yang dia inginkan"
******************************
Mada berbalik berlari memeluk Anila mengelus puncak rambutnya "Maafkan saya."
"Heeeeeughhhh...euggggh...." Tangisan Anila semakin kencang meluapkan segala bebannya.
Mada memeluk erat Anila, dia tidak tahu jika Anila merasakan beban berat ini. Anila perempuan yang rampuh sebenarnya tapi semua tertutupi karna keberaniannya. Banyak hal dia lalui di sini, beberapa kali hampir merenggang nyawa. Mada juga tidak bisa menutupi jika dia kagum pada diri Anila. Perempuan kuat yang hadir dalam hidupnya kemudian jatuh cinta padanya. Begitu mencintai hingga sanggup merelakan jabatan bahkan nyawa, segalanya untuk Anila.
Tepukan pelan Mada pada bahu Anila sampai akhirnya berhenti menangis. Mada melepaskan pelukannya menatap mata sembab Anila, menghapus sisa air mata yang menetes di pipi. "Kulo ngapunten nggih," ucap Mada bernada lembut.
("Maafkan saya," )
Anila menggeleng kemudian memegang tangan Mada. "Kulo sing ngapunten," ucap Anila.
("Saya yang minta maaf.")
Mada tersenyum, tangannya berubah mengenggam Anila, menariknya kesuatu tempat masuk ke dalam hutan. Hutan itu berbeda, tidak ada pohon menjulang tinggi hanya rumput ilalang dan bunga liar yang tumbuh. Salah satunya bunga kenikir. Langkah Anila berhenti untuk melihatnya, ikut menghentikan langkah Mada. Sudut bibir Mada terangkat melirik Anila sedang tersenyum memandang bunga kenikir.
"Akan lebih baik jika bunga ini tetap tumbuh pada pohonnya. Semakin lama kelopaknya akan tumbuh dan menjadi bunga yang lebih cantik. Menurutmu apa yang baru saya sadari sekarang?" Melirik Mada yang berdiri di sampingnya. "Saya dan bunga ini sama. Seperti apa yang tuhan lakukan padaku memberi tingkatan kelopak kehidupan yang bertahap hingga pada akhirnya saya menjadi makhluk-"
"Makhluk cantik di dunia ini," potong Mada membuat pipi Anila memerah, tersenyum malu.
"Bukan itu, maksudku," desis Anila mengudang kekehan Mada. "Maksudku menjadi makhluk bahagia," lanjut Anila.
"Ucapan tadi, saya serius." Mada menarik tangan Anila untuk kembali melanjutkan perjalanan.
"Ini tempat yang ingin kamu tunjukkan padaku?" tanya Anila melirik sekelilingnya. Hanya tanah yang semakin gersang akan pepohonan. Anila sudah berjalan lebih dari dua jam tanpa bertanya apapun pada Mada. Ini kebiasaan yang terbentuk secara tidak sengaja karena dulu setiap dia menanyakan Mada tidak pernah ada jawaban.
"Belum, satu langkah lagi," balas Mada, naik ke sebuah batu panjang seperti tersangkut di dalam tanah di ujung tebing. Mada berbalik kemudian mengulurkan tangannya pada Anila. "Naiklah! Akan kutujukkan padamu. Jangan takut ada saya!" ucap Mada menenangkan Anila agar tidak takut.
Anila memberanikan diri menerima uluran tangan Mada.
"Lihatlah ke depan sana!" tunjuk Mada.
Wajah ketakutan Anila berubah, sudut bibir Anila terangkat. "Waaah, Indah sekali," ucap Anila.

KAMU SEDANG MEMBACA
JAMANIKA
FantasyPertemuan tidak sengaja dengan Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit mengubah seluruh hidup cewe manja bernama Anila. Bermula dari kejadian saat dirinya membaca buku kuno di toko buku misterius untuk mengalihkan perasaan sakit hatinya setelah...