SELAMAT SOREEEE SEMUAAA...
SESUAI JANJIKU MINGGU INI UP YAH
JANGAN PELIT VOTE AND COMMENT
SELAMAT MEMBACA🙌🙌
**********************
Tangan Rajasanegara gemetar membuka penutup kain putih perlahan. Mata tertutup cairan bening mengalir. Dadanya terasa sesak, sakit tidak berdarah. Orang yang dia sayang terbujur kaku dengan bibir pucat. Udara hilang tidak terasa dari hidung. Rajasanegara memangkunya membelai rambut Dyah Pitaloka untuk terakhir kali. Luka sayatan dileher semakin mengiris hati Rajasanegara. Ingatan saat pertamakali bertemu dengan Pitaloka kembali. Pertemuan tidak sengaja keduanya. Darah terus mengalir dari sana Rajasanegara mengeluarkan kain biru bermotif bunga mengikatnya pada leher Pitaloka untuk menghentikan darah. Kain yang pernah Pitaloka berikan untuk membalut luka Rajasanegara dulu kini kembali pada pemiliknya. Tanda rasa sayang dan perpisahan pada Pitaloka.
"Ngapunten Paduka. Para Menteri sekarang menuntut mengadakan pertemuan darurat mengenai perang bubat," ucap pelayan setengah berlutut menunduk hormat.
Rajasanegara melirik dengan sudut matanya dan kembali pada Pitaloka.
"Maafkan saya yang tidak bisa melindungimu. Saya mencintaimu," lirih Rajasanegara mencium dahi Pitaloka memindahkannya dari pangkuan. Kain putih tertutup kembali menutupi tubuh Pitaloka.
"Ini berjalan sesuai rencana bersiap melakukan rapat," bisik Ketua sudut bibirnya sedikit terangkat berdiri jauh melihat Rajasanegara di seberang altar.
"Baik tuan," jawab Menteri bertubuh gempal tersenyum lebar menunduk.
Menteri berkumis hitam bercampur putih bergegas pergi.
**********************
"Bagaimana keadaannya Giwono?" tanya Mada khawatir setelah Giwono keluar dari ruang tidur barak militer.
"Baik-baik saja, dia hanya terguncang." Menepuk bahu Mada "Apakah berita yang baru saya dengar ini benar?" terka Giwono berhati-hati.
Mada mengangguk menunjukkan bahwa itu benar.
"Mada, saya mengenalmu lama. Jawab dengan jujur apa kamu benar menginginkan kekuasaan?" Giwono menatap penuh Mada seperti anaknya.
Mada diam lama menunduk kemudian mengangkat pandangannya.
"Saya tidak membutuhkannya kamu tahu itu. Sumpahku pada Raja sebelumnya sudah lama ingin melupakannya. Perintah Rajasanegara sekarang juga merupakan perintah dari rakyat."
"Syukurlah. Tapi akan banyak menteri yang memojokkanmu sekarang."
"Itu pasti. Saya hanya perlu menyiapkan diri."
"Pastikan kamu menjelaskan semuanya pada Anila. Sebelumnya dia begitu cemas mencarimu bahkan pergi tanpa menggunakan alas kaki berkata 'Ini tidak boleh terjadi' seperti dia tahu sesuatu akan terjadi."
Mada mengganguk berlalu pergi menuju ruang Anila.
"Maafkan saya," gumam Mada menyingkir poni yang menutup sebagian wajah Anila. Mada mengambil kain hitam membersihkan bekas darah ditangan Anila.
Pikiran Mada berputar pada ucapan Giwono membawanya kembali kejadian beberapa tahun lalu saat pertama kali bertemu dengan Anila dan kejadian perang sadeng.
"Kamu pasti menang, tidak usah terlalu dipikirkan. Yang penting makan dulu jaga kesehatanmu." Mata Mada terbuka ketika mendengarnya.
"Maksudmu pasti menang?" Melirik An yang masih sibuk menguyah makanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/262186618-288-k158247.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JAMANIKA
FantasyPertemuan tidak sengaja dengan Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit mengubah seluruh hidup cewe manja bernama Anila. Bermula dari kejadian saat dirinya membaca buku kuno di toko buku misterius untuk mengalihkan perasaan sakit hatinya setelah...