Part 38: Pelaku

2.2K 133 15
                                    

"Tak ada satu pun orang yang bisa dipercayai dengan sepenuhnya, bahkan orang terdekat sekali pun."

-Gladyz Velisya Ginara

***

Gladyz merasakan tubuhnya lebih baik dari pada semalam, tubuhnya terasa lebih fit. Dia keluar kamar mandi setelah ritual mandi paginya selesai.

Kini dia berdiri di depan kaca, menatap pantulan dirinya di sana. Dia memperhatikan dengan saksama matanya yang terlihat sembab akibat menangis semalam, tak terlalu buruk sebenarnya.

Langkahnya kini beralih menuju pintu kamar, hendak keluar menuju dapur untuk memasak. Gladyz tersentak kaget saat membuka pintu dan menemukan Yoga tergeletak di lantai.

Gladyz segera menggoyangkan tubuh cowok itu berulang kali hingga mata Yoga perlahan terbuka. Gladyz memasang raut datar menyembunyikan rasa khawatirnya, jujur saja dia masih kecewa pada Yoga.

"Ngapain tidur di situ? Kenapa gak tidur di kamar lain aja?" tanya Gladyz yang terdengar ketus.

"Gapapa," balas Yoga singkat lalu segera bangkit. Dia berjalan masuk ke dalam kamar tanpa menghiraukan Gladyz.

Gladyz menggerutkan kening melihat perubahan sikap Yoga yang terlihat begiti cuek. Dia kenapa? Gue buat salah? batin Gladyz.

"Aneh. Harusnya yang marah gue bukan dia." Gladyz kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur sambil menggerutu.

***

Bel istirahat berbunyi nyaring, Zeva dan Azka keluar begitu saja dari kelas tanpa menghiraukan Gladyz yang sedari tadi memanggil. Aneh, satu kata itulah yang menggambarkan sikap kedua orang itu.

Gladyz berdecak kesal, Azka dan Zeva sangat-sangat menyebalkan. Dia bangkit dan berjalan keluar kelas menuju kelas Yoga. Sesampainya di depan kelas Yoga, dia langsung masuk dan menemukan cowok itu tengah berdiri di sebelah meja Zeina, sedangkan Zeina tengah memasukan alat tulis ke dalam tas.

"Ga," panggil Gladyz.

Yoga hanya menoleh sebentar lalu kembali menatap ke arah Zeina. Hal itu membuat rasa kesal Gladyz semakin bertambah. Gladyz merasakan perubahan yang begitu drastis dari orang-orang terdekatnya.

"Yoga," panggil Gladyz sekali lagi. Namun, Yoga tak merespon bahkan berbalik saja tidak.

"Udah?" tanya Yoga pada Zeina. Zeina hanya mengangguk lalu berdiri.

"Ga, kamu denger aku manggil gak, sih?" tanya Gladyz yang berusaha menahan amarah agar tak meledak. Dia tak ingin membuat keributan di sekolah saat ini.

"Denger. Kenapa?" tanya Yoga dingin dengan wajah datarnya. Sungguh berbeda dari Yoga yang dikenal Gladyz yang selalu tersenyum lembut padanya.

"Kantin, yuk," ajak Gladyz berusaha mengabaikan sosok Zeina yang berdiri tepat di samping kiri Yoga.

"Gue ada urusan sama Zeina," jawab Yoga. "Ayo, Zei." Yoga berlalu sambil menarik tangan Zeina pergi.

Gladyz berbalik, menatap punggung tegap Yoga yang berlalu pergi bersama wanita lain. Kedua tangan Gladyz terkepal kuat di samping tubuh. Matanya memerah dan mengabur. Sebelum bulir bening itu berhasil lolos, Gladyz lebih dulu menghapusnya.

Gladyz Love Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang