Part 1 : Adik Kelas Rese

13.5K 529 51
                                    

Typo bertebaran

Selamat membaca:)

***

Gladyz dan Zeva berjalan menyusuri koridor dengan angkuhnya. Siapa yang tidak kenal mereka berdua di SMA Gemintang, dua bad girls cantik dan seksi yang menjadi langganan guru BK karena sering membuat kasus. Ketua osis cerewet yang tak lain adalah Yoga merupakan musuh bebuyutan mereka karena sering kali menceramahi mereka layaknya guru BK.

Tujuan mereka saat ini adalah kelas X IPA 3, kelas si lambe turah yang nyebarin gosip tentang Zeva yang lagi hamil muda. Hamil muda pala dia botak kali ah, jelas-jelas si Zeva lagi menstruasi sekarang gimana mau hamil coba? Minta disambit softex kali tuh anak. Nakal-nakal begini Gladyz dan Zeva itu masih perawan.

Zeva sudah memikirkan hukuman apa yang akan dia berikan pada adik kelas kurang ajar satu itu. Bisa dia pastikan tuh cewek nyinyir bakalan minta ampun dan trauma melihat mukanya. Siapa suruh ngusik singa lagi rebahan.

"Keluar lo semua kecuali yang namanya Gina," suruh Gladyz yang sudah berdiri di ambang pintu kelas X IPA 3. Gladyz dan Zeva segera masuk, memberikan jalan untuk murid lain untuk segera keluar kelas.

Zeva langsung menutup pintu dengar kasar membuat siapa saja terkejut termasuk Gladyz. Di ruangan ini hanya ada dia, Gladyz, dan satu cewek yang make up-nya ngalahin menornya make up emak-emak yang mau ke kondangan.

Gadis itu nampak duduk santai di bangkunya yang ada di pojok sebelah kanan. Muka tenang, hati was-was. Dia menatap dua badgirls itu dengan tatapan menantang. Cari mati ini orang.

"Ohh, lo yang namanya Gina," sinis Gladyz menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Ck, kayak bencong pinggir jalan sumpah.

"Iya, kenapa emang?" Gina berdiri dengan dagu yang sedikit terangkat.

"Ngapain lo nyebari ngosip kalau gue hamil? Hah!" bentak Zeva seraya mengebrak meja.

Murid-murid lain yang penasaran memilih mengintip melalui jendela. Tontonan gratis kayak gitu tuh gak boleh dilewatin gitu aja, rugi.

"Faktanya emang gitu, 'kan?" tanya Gina. "Kemarin gue liat lo beli test pack sama kak Reza dan tadi pagi gue liat lo lagi mual-mual di toilet. Udah jelas kalau lo lagi hamil."

Berani juga nih bocah. Luarnya aja sok berani padahal sekali pukul udah nangis pasti.

"Hahaha ...." Kedua gadis itu malah menertawakan pernyataan Gina. Sedetik kemudian Zeva menatap tajam adik kelasnya itu.

"Lo minta gue kasih makan softex bekas gue pake semalam?" Zeva langsung menjambak rambut Gina begitu keras. "Lo itu anak kemaren sore gak tau apa-apa, mending diam aja. Mana ada cewek menstruasi hamil muda? Mikir bego! Itu test pack buat kakaknya Reza dan gue mual karena tadi pagi lagi gak enak badan."

"Ini mulut dipake ngaji jangan dipake gibahin yang enggak-enggak," ujar Gladyz lalu menampar kasar mulut Gina hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah. Gina meringis dan berusaha memberontak agar rambutnya dilepaskan, tetapi bukannya terlepas malah rambutnya dijambak semakin keras.

"Lo tahu apa akibat dari gosip murahan lo itu?" Gina hanya menggeleng pelan.

"Gue dicap cewek murahan sama satu sekolahan termasuk guru-guru!" teriak Zeva geram dan langsung membenturkan kepala Gina ke meja hingga pelipis gadis itu berdarah.

Air mata Gina mulai jatuh, tetapi kedua badgirls itu malah tertawa senang tanpa rasa kasihan sedikit pun. Rasa sakit Gina tidak sebanding dengan rasa malu yang dirasakan oleh Zeva. Dia memang nakal, tapi dia bukan gadis bodoh yang mau ditiduri oleh lelaki yang bukan mahromnya.

"Kalau sampe terjadi apa-apa sama mami gue setelah dengar berita ini dari kepala sekolah, awas aja lo. Gue bunuh lo hari ini juga!"

Gina menggeleng berulang kali, dia belum ingin mati. Masih banyak keingannya yang belum dia wujudkan. Saat ini dia benar-benar menyesal karena menyebarkan berita tanpa mencari kebenarannya terlebih dahulu.

"Gue bakalan buat lo malu supaya lo rasain apa yang gue rasain," ujar Zeva dengan kilat amarah yang terlihat jelas di matanya.

"Dyz," kode Zeva yang langsung diangguki oleh Gladzy. Gladyz memegang kedua tangan Gina, sedangkan Zeva melepaskan jambakannya lalu mencengkram rahang Gina.

Zeva mengarahkan wajah Gina ke arah jendela agar bisa melihat dengan jelas murid-murid lain yang sedang menonton dia yang tengah disiksa.

"Ramai bukan?" tanya Zeva tersenyum iblis. "Mereka semua akan menyaksikan seberapa gilanya gue dan Gladyz."

"Maaf ... maafin gue, Kak," lirih Gina. "Tolong lepasin gue, gue bakalan bersihin nama lo," mohonnya.

"Terlambat, lo udah terlanjur buat gue malu. Jadi ... rasakan pembalasan gue."

Semua orang yang melihat aksi Gladyz dan Zeva langsung membulatkan mata tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, Zeva membuka satu per satu kancing seragam Gina. Memperlihatkan bra berwarna merah yang dikenakan oleh Gina. Gina hanya bisa menangis, dia tidak bisa apa-apa sekarang tangannya ditahan oleh Gladyz dan kepalanya juga mulai pusing karena benturan tadi.

"Satu cowok masuk!" teriak Gladyz lantang yang terdengar sampai keluar kelas. Seorang cowok bertampang pas-pasan dan penampilan berantakan masuk dan langsung menutup kembali pintu kelas.

"Remas," suruh Zeva. Gina menggeleng kuat-kuat dan berusaha berontak dia tidak ingin disentuh oleh cowok itu. Zeva benar-benar gila.

Cowok tadi menatap Gina penuh nafsu lalu segera meramas buah dada yang berukuran lumayan besar itu. Para siswi menatap kasihan Gina, tetapi mereka tidak biasa apa-apa. Mereka tidak ingin bernasib sama seperti Gina jika berani melapor ke guru. Sedangakn, Zeva dan Gladyz tersenyum puas melihat Gina yang sesekali mendesah dan menjerit kesakitan.

"Serah lo mau lo apain. Mau lo cium juga gak papa," cetus Gladyz melepaskan tangan Gina lalu segera keluar kelas diikuti oleh Zeva.

Setelah kepergian dua gadis gila itu, Gina langsung mendorong kasar cowok brengsek itu. Dia memasang kembali kancing seragamannya yang terlepas lalu berlari keluar kelas. Rasanya harga dirinya sudah tidak ada lagi saat ini.

***

Gladyz dan Zeva di-skors selama satu minggu setelah kedua orang tua mereka dan Gina dipanggil ke sekolah. Masalah mereka diselesaikan secara ke keluargaan karena kedua belah pihak sama-sama salah.

Setelah mendengar apa yang dilakukan anaknya, Mami Zeva sempat syok dan pingsan untung saja tidak sampai jantungan. Sedangkan Ayah Gladyz marah besar sampai mengancam akan memberhentikan pendidikan Gladyz. Namun, setelah dirayu oleh Gladyz dan Bundanya akhirnya Ayahnya luluh dan tidak jadi memberhentikan sekolah anak semata wayangnya itu.

Gina sendiri memilih pindah ke Bandung karena dia tidak ingin bertemu dengan dua gadis gila itu, dia malu sekaligus trauma melihat wajah mereka.

Kalian tahu siapa yang mengadukan Gladyz dan Zeva ke guru? Ohh, tentu saja salah satu penonton kejadian itu yang tak lain adalah Raditya Yoga Pratama, si Ketua Osis nyinyir.

☆☆☆

Jangan lupa vote and komen:)

Sulawesi Tengah, 17 Mei 2020.

Gladyz Love Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang