Setelah upacara bendera selesai Gladyz dan Zeva langsung pergi ke kantin untuk membeli minuman. Haus sekali rasanya berdiri hampir satu jam di lapangan karena amanat pembina upacara yang terlalu banyak ditambah matahari yang bersinar cukup terik. Untung saja mereka berdua tidak pingsan tadi.
Saking hausnya dua badgirls itu langsung meneguk botol air mineral hingga isinya tertinggal beberapa tetes saja. Kemudian mereka kembali ke kelas karena sebentar lagi pelajaran dimulai. Untuk sementara mereka tidak ingin membolos karena terlalu malas mendengarkan ocehan murah guru BK.
Gladyz langsung menuju tempat duduknya, sedangkan Zeva berbincang dengan Azka di depan kelas. Gladyz merasa gerah sepertinya butuh kipas untuk menyejukan badan.
"Va, pinjam kipas lo, ya!" teriak Gladyz. Dia tahu sahabatnya itu selalu membawa kipas di dalam tasnya.
"Ambil aja di dalam tas!" teriak Zeva dari luar kelas.
Dengan segera Gladyz membuka tas milik Zeva dan mengambil kipas berwarna biru dengan karakter Doraemon. Saat hendak menutup kembali tas itu, mata Gladyz menangkap selembar foto. Ragu, dia mengambil foto itu karena penasaran.
Foto Zeva bersama seorang cowok dengan menggunakan seragam SMP. Wajah cowok itu ditutupi oleh kedua telapak tangan hingga membuat Gladyz semakin penasaran. Apa mungkin ini Radit, cinta pertama Zeva yang sering diceritakannya?
"Ini yang namanya Radit bukan, sih? Penasaran gue sama wajah dia," gumam Gladyz.
Dia mengamati dengan saksama cowok di foto itu, ada bekas luka di pergelangan tangannya. Dari postur tubuhnya Gladyz merasa tidak asing dengan orang itu, tapi siapa? Apa dia sekolah di sini juga? Ah, sudahlah. Kalau sudah waktunya pasti Zeva akan mengenalkannya pada cinta pertamanya itu.
Gladyz menyimpan kembali foto itu dan menutup tas Zeva. Dia mulai mengipasi tubuhnya yang sudah bercucuran keringat.
***
"Misi, Misi, Putri dan Pangeran mau lewat, dayang dan prajurit mending minggir," ucap Gladyz saat dia dan Zivan tak sengaja bertemu dengan Yoga yang sedang berbincang dengan Angel, Quenza, dan Catty di koridor kelas XI IPA 2.
"Apa, sih? Gak jelas banget," kata Angel.
"Adik kelas gak ada sopan-sopannya banget," cibir Quenza.
"Emang pas lo jadi adik kelas dulu, lo pernah sopan sama kakak kelas? Gak, 'kan?" tanya Gladyz dengan smirk-nya. Quenza mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Lo mending pergi pacaran aja sono, gak usah gangguin orang," usir Yoga terdengar sinis.
"Suka-suka gue dong mau ngapain. Emang lo siapa berani ngelarang-larang?"
"Pergi atau gue sambit, nih?" ancam Yoga yang sudah bersiap melepas sebelah sepatunya untuk melempar Gladyz.
"Gue pergi, gue pergi. Lo jadi orang kejam banget," balas Gladyz seraya menganggkat dua tangannya bertanda dia menyerah.
"Puas-puasin, dah, sama trio comberan!" teriak Gladyz yang sudah berlari menjauh sambil menarik Zivan.
"Maksud lo apa, Cabe?" tanya Catty sambil berteriak. Dia tak terima dikati Trio Comberan.
"Punya otak, 'kan? Mikir aja sendiri, hahaha!" jawab Gladyz tertawa puas.
"Udah gak usah diladenin, tuh, anak strees kayaknya," kata Yoga menengahi.
"Ohh, iya, gimana? Kalian bisa bantu gue, 'kan?" tanya Yoga memastikan.
"Bisa, kok, bisa. Apasih yang gak buat ketos tampan," jawab Angel seraya mencolek dagu Yoga membuat Yoga semakin illfiel pada gadis itu. Kalau bukan karena butuh, Yoga ogah banget dekat-dekat sama Angel dan kedua anak buahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gladyz Love Story [END]
Fiksi Remaja"Lo mau ke mana? Gue belum ngasih lo hukuman." "Lo ngapain rentangin tangan kayak gitu? Mau gue peluk?" goda Gladyz. "Ck, ini buat nahan supaya lo gak pergi bukannya minta dipeluk," decak Yoga. "Lo minggir atau gue perkosa?" ▪▪▪▪▪ BELUM REVISI! PLOT...