Part 9: Istri atau Pembantu?

5.6K 238 4
                                    

Typo Bertebaran.

Jangan lupa vote dan komen?

Selamat membaca^_^

***

Gedoran pintu yang begitu keras tidak mengusik Gladyz sama sekali, gadis itu malah asik menikmati sinetron ikan terbang kesukaannya. Beberapa bungkus cemilan sudah tersusun rapi di atas meja beserta dengan segelas jus jeruk.

Sesekali gadis itu mendumel karena wanita yang ada di sinetron itu hanya menangis dan terlihat pasrah ketika mengetahui suaminya selingkuh. Bahkan tak segan-segan Gladyz memaki suami wanita itu yang sedang main gila dengan bawahannya sendiri.

"Kumenangis membayangkan betapa kejam dirimu atas diriku, kau duakan cinta ini kau pergi bersamanya." Gladyz malah mengikuti lagu yang mengiringi tangis sang istri yang sedang tersakiti.

"Woy, Gladyz! Bukain pintunya!" teriak Yoga dari luar rumah sambil menggedor pintu lebih keras lagi.

"Ck, ganggu aja. Gak tau apa orang lagi asik nonton," decak Gladyz.

Bukannya membuka pintu dia malah menambah volume tv sampai suaranya terdengar keluar rumah. Dia hanya ingin membalas perbuatan Yoga tadi pagi yang sudah keterlaluan. Dia akan membukakan pintu jika sinetron andalannya sudah iklan.

Teriakan Yoga terus saja diabaikannya, dia masih larut dengan sinetron kesukaan emak-emak itu. Tak lama kemudian sinetron itu berganti dengan iklan. Sebelum berdiri untuk membukakan Yoga pintu dia mengomentari salah satu iklan terlebih dahulu.

"Logonya beruang, iklannya naga, susunya susu sapi, rasanya kayak air, yang bikin habis mabok atau gimana, sih?"

Setelah itu, barulah dia membukakan Yoga pintu. Sekujur tubuh Yoga sudah berkeringat karena teriknya matahari padahal sudah sore ditambah dia harus teriak-teriak layaknya orang gila. Tanpa mengatakan apapun Yoga langsung masuk dan dengan sengajanya menabrak pundak Gladyz.

Gladyz mengepalkan kedua tangannya lalu memejamkan mata mencoba mengontrol emosi. Dia kembali membuka mata lalu membanting pintu dengan keras sampai-sampai Kang cendol yang sedang lewat terkejut.

"Astagfirullah, penghuni baru rumah ini kayaknya galak deh," ucap Tukang Cendol menatap sebentar rumah Gladyz lalu kembali mendorong gerobaknya.

"Bapak-bapak, ibu-ibu, adik-adik, cendol! Cendol seger bikin adem bikin langsing!" teriak Tukang Cendol itu.

Gladyz kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti karena suami lucknutnya. Namun, baru saja selesai iklan Yoga sudah duduk di samping lalu merampas remot. Cowok itu langsung mengganti channelnya membuat Gladyz mencebik.

"Ngeselin banget, sih, datang-datang main ganti aja. Gak tau apa gue lagi seru nonton sinetron ikan terbang," kata Gladyz sebal.

"Dih, anak TK masa nonton sinteron emak-emak. Harusnya lo itu nonton Upin-Ipin atau gak Spongebob," cibir Yoga.

"Anak TK mata lo belekan. Gue dah besar juga," protes Gladyz, tetapi tak diperdulikan Yoga.

"Ohh, Iya, gue cuma mau ngasih tau kalau lo itu masak dua kali sehari pagi dan malam, terus beres-beres rumah satu kali sehari, nyiram tanaman setiap sore, nyuci baju tiga kali seminggu, tapi gak boleh bawa ke laundry karena kita tuh harus hemat. Satu lagi, lo tidur di kamar tamu soalnya gue gak mau tidur sekamar sama lo," jelas Yoga panjang lebar, tetapi matanya masih terfokus pada berita di layar televisi.

"Semuanya gue setuju kecuali satu," ucap Gladyz.

"Apa?"

"Masa gak bisa di laundry, sih, kita kan belum sempat beli mesin cuci."

Gladyz Love Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang