Tiga hari setelah kejadian di mana Zeva bertemu dengan Riki untuk pertama kalinya sebagai ayah dan anak, Zeva, Gladyz, dan Yoga menginap di kediaman Pratama. Kebetulan juga malam ini adalah malam minggu yang berarti besoknya adalah hari libur.
Jam sudah menujukan pukul 22.30. Namun, ketiga remaja itu masih asik bersenda gurau padahal penghuni rumah yang lainnya sudah berkelana di alam mimpi.
Zeva yang tengkurap di atas kasur yang ada di kamar Yoga beringsut duduk. Tangannya memegangi perut yang beberapa detik lalu memberikan sinyal minta diisi.
"Lapar. Makan, yuk?" ajak Zeva.
Gladyz yang tiduran di sebelahnya kini ikut duduk. Yoga yang sedari tadi berguling-guling di karpet bulu langsung berdiri dan loncat ke atas kasur.
"Kuylah. Mau makan apaan?" balas Yoga yang tampak bersemangat.
"Mie aja, biar gak repot, tapi kalian berdua yang masak. Gue ngeliatin aja," sahut Gladyz yang langsung mendapat cibiran dari Zeva dan Yoga. Namun, dua remaja itu tetap saja menyetujuin perkataan Gladyz.
"Yaudah, ayo." Yoga melompat turun dari kasur disusul Gladyz dan Zeva. Mereka bertiga berlari menuruni anak tangan menuju dapur.
Sesampainya di dapur Zeva langsung mengambil panci dan mengisinya dengan air, sedangkan Yoga mengambil tiga bungkus mie instan rasa soto dari lemari. Gladyz? Dia bersadar pada kulkas sambil bersedekap dan menatap adik-kakak yang sibuk memasak itu.
"Hai, guys. Sekarang udah jam setengah sebelas malam, tapi aku, istri serta adikku lapar jadi kita memutuskan untuk memasak mie," ujar Yoga seperti seorang konten kreator yang sedang membuat konten.
"Nah, malam ini kita mau masak mie harga 30 juta yang dibeliin papa dari Spanyol. Adikku suka banget lho, makanya kita mutusin buat masak ini aja," sambung Yoga mengikuti salah satu Tiktokers yang sedang ramai karena videonya banyak di-stitch atau diduetin serta dijadikan parodi oleh Tiktokers yang lain. Tiktokers yang nambung uangnya lurus dan mulus, tidak seperti uang tabungan yang pada umunya terlipat-lipat.
Beberapa menit kemudian, mienya sudah matang. Dengan cekatan Zeva langsung memindahkan ke dalam tiga mangkok.
"Ini mienya gue campurin sedikit kecap yang dibeli papa di London harganya senilai dengan satu Iphone 12 pro max," kata Yoga lagi seraya menambahkan sedikit kecap pada mienya.
"Nah, kita makan mienya pakai sendok dan garpu yang dibeli papi di pasar minggu seharga lima juta per bijinya." Zeva kini ikut-ikutan.
Gladyz yang sedari tadi memperhatikan tingkah kakak beradik itu hanya bisa menggelengkan kepala. "Cuma gue yang waras."
***
Setelah upacara di bawah panas matahari yang terik hingga terasa membakar kulit, Yoga, Zeva, Naufal, dan Azka memutuskan untuk ke kantin membeli minuman dingin. Sementara Gladyz pergi ke kelas terlebih dahulu untuk menyimpan topi dan mengambil uang.
Tak butuh waktu lama, Gladyz langsung menyusul empat remaja itu. Langkah Gladyz terhenti tak jauh dari tempat duduk Yoga dan yang lainnya. Dia menggerutkan kening penuh tanya saat pandangannya melihat ada Steffy, Vanka, Arya, dan Zeina di meja mereka.
Dapat Gladyz lihat delapan orang itu terlihat berbincang serius, entah apa yang mereka bicarakan. Gladyz tak dapat mendengarnya karena hiruk pikuk murid lain yang melintas di sekitarnya.
Maniknya bertemu dengan manik sewarna arang milik Zeina. Di saat itu juga Zeina nampak berpamitan untuk pergi, tak lama kemudian Steffy, Vanka, dan Arya juga berlalu pergi. Setelah itu, barulah Gladyz menghampiri Yoga dan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gladyz Love Story [END]
Teen Fiction"Lo mau ke mana? Gue belum ngasih lo hukuman." "Lo ngapain rentangin tangan kayak gitu? Mau gue peluk?" goda Gladyz. "Ck, ini buat nahan supaya lo gak pergi bukannya minta dipeluk," decak Yoga. "Lo minggir atau gue perkosa?" ▪▪▪▪▪ BELUM REVISI! PLOT...