Illya Huttrayces - NOCTURNAL MIND IN D MINOR

91 12 1
                                    

[ Illya ]
NOCTURNAL MIND IN D MINOR

[ Illya ]NOCTURNAL MIND IN D MINOR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Pertemuan tak mulus kembali dialami pria rusia berambut pirang berperawakan sangat tinggi bernama Illya, si putra satu-satunya keluarga Huttrayces ini harus mengalami kembali dua kali pertemuan tidak mulus dengan orang yang sama. Siapa lagi kalau bukan, Denzel Miller.

Pertama kali bertemu, keduanya berakhir menjadi tontonan orang-orang seantero kapal karena kebodohan yang sama. Dan kedua kali bertemu, Mala yang harus menanggung cekcok tidak seru keduanya.

Pertengkaran tentang kera, pirang bodoh dan melempar satu sama lain keluar dari kapal tiada henti sampai gadis kecil itu tidak yakin apakah Illya akan benar-benar membantunya membuat lagu atau malah sedang membuat puisi tentang Denzel yang mati tenggelam.

Begitu Denzel pergi dari kabin pria itu, barulah suasana tenang, suram, dan damai kembali menghampiri kabin milik pria super tidak peka itu. Mala yang masih ada disana menatap pria itu dengan tatapan menunggu.

"Kenapa kalian selalu bertengkar, tuan Illya? Apa pertemuan kalian tidak mulus?" Tanya gadis itu.

Illya yang duduk di depan pianonya menatap Mala setelah menarik nafas, hidungnya sedikit memerah karena cuaca dingin. Illya berdecak pelan, "Si bodoh itu, ah maksudku Denzel, pertemuan kami memang tidak mulus. Kau dengar rumor tentang dua pria bodoh bertengkar di kolam dengan saling menenggelamkan satu sama lain?" Tanya Illya, hening sejenak sebelum gadis itu tiba-tiba tertawa. Illya yang mendapati tawa riang milik Mala hanya mengulum bibir dan mengalihkan pandangannya ke tust-tust piano.

"Ternyata dua pria itu adalah kalian? Kebetulan yang cukup serius." Ucap gadis itu ketika tawanya mulai berhenti. "Puas sekali tertawamu," guman Illya sedangkan Mala hanya tersenyum samar.

"Tapi jika dilihat, sifat kalian sangat berbeda tapi juga banyak kesamaan." Ucap Mala. Illya menaikan sebelah alisnya, tidak perlu bertanya untuk meminta kejelasan maksud yang gadis itu ucapkan.

"Kalian sama-sama keras kepala dan tidak mau kalah pada satu sama lain, tapi kalian punya sisi lembut yang berbeda." Jelas gadis itu. "Jika tuan Miller enggan menunjukan kasih sayangnya di depan musuhnya, maka kau sebaliknya, tuan Illya. Kau akan memperlihatkannya secara langsung walau tanpa sadar." Tambahnya.

"Begitukah aku?" Tanya Illya, Mala mengangguk sebagai jawaban. Ia tersenyum sebelum menekan tust-tust piano itu hingga menghasilkan nada-nada yang belum pernah Mala dengar sebelumnya.

"Lagu apa yang kau mainkan, tuan?"

"Lagu ini, tentang kematian. Akhir-akhir ini sebuah lagu yang menggambarkan kematian tercetak di otakku. Sebuah kematian bermakna tapi tidak jelas akhirnya." Jelas si pirang.

"Kurasa tuan harus memikirkan lagu tentang kelangsungan hidup, ah bagaimana jika lagu tentang pernikahan?" Tanya gadis itu riang.

Illya terdiam sejenak. Menikah, kata-kata sakral yang tak pernah terlintas sekalipun di kepalanya, kecuali sekarang karena diingatkan oleh gadis kecil bernama Mala tersebut. Ia jadi teringat pernyataan cinta seseorang kemarin, Elorra menyatakan perasaan padanya. Apa jawabannya terlalu ketus? tapi itu fakta, Illya belum pernah mencintai siapapun terutama wanita untuk mendampingi hidupnya.

Le Wiston The SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang