[ Xianzi ]
Gege•••
Gelas ketiga kopi espresso nan pahit itu berhasil ia tenggak. Walaupun sebenarnya dia bukan penikmat kopi sejati, tetapi ia seperti merasakan kenikmatan tiap-tiap tetes kopi murni yang sengaja ia pesan.
"Beri aku satu shot lagi, please," ujar pemuda itu kepada salah satu pelayan cafe yang sedang membersihkan meja.
Cafe itu memang belum sepenuhnya buka. Tetapi dengan setengah terpaksa, mereka harus melayani seorang anak berusia 18 tahun yang sangat mengantuk dan membutuhkan asupan kafein pagi itu.
Si pelayan cafe langsung meletakkan secangkir kecil kopi pesanan pemuda itu, lalu mengambil gelas kotor bekas kopi sebelumnya.
"Saya sarankan, Anda kembali tidur saja. Aku takut kalau Anda terlalu banyak minum kopi yang terlalu keras akan membahayakan kesehatan Anda," tutur Si Pelayan cafe sebelum meninggalkan meja pemuda itu.
"Tidak--, tegas si pemuda. "--pekerjaan ini terlalu penting untuk dilewatkan."
Si Pelayan cafe hanya bergidik dan meninggalkan pemuda itu bersama dengan laptopnya. Jelas terlihat raut muka kebingungan, pusing, dan lelah terpampang di wajahnya. Tak lain tak bukan adalah anak angkat Tuan Zigfrids, Arthur alias Mo Xianzi.
Ia tampak sibuk mengetik sesuatu dengan laptopnya. Sesekali terdengar jelas ia menguap dengan membuka mulutnya lebar-lebar. Efek kopi espresso murni dengan kadar kafein tinggi seperti hanya memberikan efek jangka pendek kepadanya.
"Selamat pagi!"
Lonceng pintu cafe tiba-tiba berbunyi, pertanda ada seseorang yang datang.
Seseorang lelaki yang barusan datang itu segera menghampiri kasir dan memesan pesanannya.
"Espresso double shot, untuk Arthur Zigfrids. Tolong total sekalian, biar aku bayar," ujar laki-laki yang mengenakan kemeja serba hitam yang sedikit oversize itu kepada pelayan kasir.
"Mohon maaf, tapi sebenarnya kemarin Tuan Arthur Zigfrids menitipkan pesan untuk Anda, jika Anda tak perlu mentraktir dirinya lagi, dan ia mengembalikan seluruh uang Anda," Si Pelayan Cafe itu meminta maaf kepada laki-laki misterius itu sambil menyerahkan beberapa lembar uang.
"Ehm, sebenarnya itu tidak perlu. Tolong sampaikan lagi padanya,--"
"--Maaf Tuan. Bukannya aku menolak, tetapi ada beberapa hal yang aku ingin tanyakan."
Tiba-tiba Mo Xianzi sudah bersandar di meja kasir sambil menatap laki-laki misterius yang berusia sekitar 25 tahunan itu. Telinga Xian daritadi berdengung mendengar seseorang membicarakan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Wiston The Seas
Romance(Romance-Action-Comedy-Drama) Perjalanan menggunakan Le Wiston the Seas akan membuatmu melupakan permasalahan hidup sejenak. Nama kapal yang begitu tersohor membuat semua orang mengagungkan pesiar milik keluarga Zigfrids sebagai kendaraan berkelas y...