[ Xianzi ]
Aku Sudah Lelah•••
"Hentikan Xian!"
Tangan Guanghan merebut cup kertas berisi kopi yang sudah dingin dari tangan Xian lalu menaruhnya di atas nakas.
"Berikan!" erang Xianzi lantas menatap binar mata kakaknya.
"Tidak, sudah berapa gelas hari ini yang kau minum? Kasihan pencernaanmu kalau kamu minum kopi terlalu banyak. Apalagi kopi yang kamu minum ini adalah jenis kopi yang keras," tutur Guanghan.
Xianzi menunduk mendengar penjelasan kakaknya. Dari pagi hari, sudah berkali-kali ia bolak balik dari kabin menuju kafe langganannya hanya untuk meminum kopi demi menjaga agar rasa kantuknya.
"Minum air putih yang banyak! Demi si tua bangka itu kamu mengabaikan kesehatanmu. Ck, dasar orang tua tidak berpendidikan," decih Guanghan dari kejauhan setelah ia melemparkan sebotol air mineral kepada Xianzi lantas pergi beberapa langkah menjauhi adiknya yang berbaring di kasurnya.
"Cepat tidur adikku sayang, jaga kesehatanmu. Maafkan kakak sudah memberi obat tidur di dalam airmu," Gumam Guanghan di dalam hatinya.
Ia kemudian berjalan mendekati sofa di mana ia menaruh jas hitamnya. Lalu, ia merapikan kemejanya sebelum ia mengenakan pakaian mahal itu.
"Aku mau keluar, titip apa?" seru Guanghan dari dekat pintu. Agak jauh dari kasur Xianzi.
Xianzi sendiri hanya menggeleng. Tentu ia sendiri lebih fokus dengan rangkaian kode biner yang terpampang di laptopnya.
Guanghan keluar tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
Xianzi kini sendirian di dalam kamar.
Jujur, ia sendiri sudah lelah mengerjakan pekerjaan gila itu sendirian. Bahkan seorang hacker profesional pun biasanya bekerja dalam tim. Tetapi, ia justru mengerjakannya sendirian.
Tetapi, ketika mengingat ancaman Ijekiel, semangat Xianzi seakan terpacu lagi :)
Sejenak ia ingin mengistirahatkan tubuh dan otaknya. Ia letakkan laptop hitam dengan lampu-lampu RGB di keyboard miliknya di samping tubuhnya ,lalu meregangkan otot-ototnya.
Matanya melirik ke arah botol air mineral yang tergeletak di atas kasur. Tanpa pikir panjang, ia gapai botol tersebut, dibukanya, dan ia tenggak semua isinya sampai habis.
Perut Xian menjadi kembung.
Kemudian, ia merubah posisi tidurnya menjadi tengkurap menghadap laptopnya yang masih menyala. Dada bidangnya disangga oleh sebuah bantal dan tangannya terus mengetikkan huruf-huruf kode yang terkesan absurd sambil sesekali membuka Chrome untuk mencari beberapa kode yang ia tidak terlalu ingat.
Untuk anak seusianya, jelas kemampuannya di atas rata-rata. Apalagi ia mengerjakan semua pekerjaannya sendiri, tanpa bantuan orang lain.
Sejak masih kecil, Xianzi memang memiliki minat di bidang teknologi informasi. Mulai dari ketika pertama kali ia mendapatkan handphone dari kakaknya, Elorra, lalu ia program handphone itu semaunya sampai ia tak bisa membukanya lagi. Kemudian, ia merengek dan menangis karena handphone nya rusak. Lebih tepatnya, ia rusak sendiri. Kejadian itu terjadi ketika Xianzi berusia 7 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Wiston The Seas
Romance(Romance-Action-Comedy-Drama) Perjalanan menggunakan Le Wiston the Seas akan membuatmu melupakan permasalahan hidup sejenak. Nama kapal yang begitu tersohor membuat semua orang mengagungkan pesiar milik keluarga Zigfrids sebagai kendaraan berkelas y...