[ Ryana ]
Lukisan Kematian•••
Ryana Afoste meratapi jusnya yang terjebak di gelas kaca, mengacak-acak isi berwarna orange pekat itu dengan sedotan. Suara gemericik hujan di siang hari tampak tak terlalu bising dibandingkan orang-orang yang kini sedang menghabiskan waktunya di ruangan tertutup. Di bar yang lebih ramai dari biasanya, dia berakhir hanya bisa meminum jus jeruk itu sendirian. Tanpa orang, ataupun teman. Itupun setelah memohon berkali-kali kepada keamanan untuk memasuki bar yang hangat tanpa harus menunjukkan kartu tanda pengenal. Semua ini adalah salah wajahnya. Andai dia terlihat lebih tua sedikit, mungkin petugas keamanan tidak akan curiga.Ah, perempuan berdarah campuran Korea Selatan-Indonesia itu mendesah, menopang setengah kepalanya dengan telapak tangan yang tidak lebih besar dari piring cemilan di sana. Tidak ada yang lebih menyiksa dari harus menahan diri dari seteguk alkohol. Tapi apa daya, menurut peraturan di Korea Selatan, dia harus mencapai usia 20 tahun untuk menjadi legal dan bisa bebas meminum apapun, sementara tahun ini dia masih berumur 18 tahun menurut perhitungan internasional atau 19 tahun menurut perhitungan umur Korea Selatan. Tapi selama dia bisa memasuki bar, entah mengapa perasaannya lega. Tempat ini cukup nyaman dan memiliki hawa yang berbeda.
Hari ini juga entah bagaimana tidak ada hal menarik yang terjadi. Dia bosan, dan tersiksa. Hujan membuat semua orang tidak menggelar acara menyenangkan di luar sana. Tidak ada tugas yang berarti, Ryana hanya bisa memasang mata dan telinga untuk mengawasi diam-diam. Namun, selama apapun dia mengawasi mereka, tidak ada tanda-tanda mencurigakan.
"Kenapa hidup sangat membosank-"
"Dude! Ayo keluar! Ada keributan di luar." Indra pendengaran Ryana yang peka telah mendeteksi suatu hal yang menarik. Ada laki-laki yang berbisik-bisik dengan semangat pada salah satu temannya. "Drama perselingkuhan."
Ah, akhirnya ada hal menarik yang terjadi.
***
Kerumunan besar sudah terbentuk. Di antara mereka ada yang berani menerobos hujan untuk melihat keributan dari dekat, yang lain sedang asik menonton dengan cemilan seakan di depan mereka adalah sebuah pertunjukkan. Di antara banyaknya orang yang malah menikmati pertengkaran seorang pasangan kekasih itu, Ryana di sana hanya memasang wajah datar.
"Kupikir bakal menarik." Dia bergumam, bosan. Pertengkatan itu terus berlanjut dengan teriakan dan adu mulut. Namun, tidak ada yang cukup berani menginterupsi dan melerai.
"Haruskah aku panggil petugas keamanan?" Suara wanita bertanya khawatir.
"Tidak usah. Lebih baik kita nikmati saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Wiston The Seas
Romance(Romance-Action-Comedy-Drama) Perjalanan menggunakan Le Wiston the Seas akan membuatmu melupakan permasalahan hidup sejenak. Nama kapal yang begitu tersohor membuat semua orang mengagungkan pesiar milik keluarga Zigfrids sebagai kendaraan berkelas y...