Alyasa Angkasa - Langkah Pembuka

50 13 5
                                    

[ Alyasa ]
Langkah Pembuka

[ Alyasa ]Langkah Pembuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Derap kaki Alyasa terdengar membahana di sepanjang trek jogging milik kapal. Pemuda itu menatap lurus, membiarkan angin lautan lepas menampar seluruh tubuhnya dari ujung rambut yang berkibaran sampai tumit sepatu. Sesekali aroma asin menggelitik lubang hidungnya yang sibuk menata keluar masuknya oksigen. Langkah pemuda itu teratur, konstan dan bertenaga. Beberapa orang yang ikut berlari pagi di jalur itu bahkan sampai geleng-geleng kepala saat menyadari bahwa pemuda itu sudah lima belas kali melewatinya tanpa lelah walau sejenak.

Melatih kebugaran fisik adalah kewajiban bagi seorang pegawal nomor satu keluarga Lupin seperti dia. Bahkan masih jernih di ingatannya sepuluh tahun silam –saat dia masih remaja ditempa fisik habis-habisan oleh Tuan James untuk menjadi pangganti ayah angkatnya menjaga putri tunggal keluarga Lupin. Hal pertama yang yang dilatih adalah stamina dan ketahanan fisik.

“Lebih cepat, Alyasa!”

Malam itu selama enam jam tanpa henti, Alyasa berlatih di atas pasir pantai. Tuan James menyalakan dua api unggun kecil dengan jarak lima ratus meter dan menyuruhnya berlari bolak-balik dari dua titik api itu.

“Lebih cepat lagi, Alyasa! bahkan domba bisa menyusul larimu!” Seru Tuan James gemas setelah melihat dirinya mulai kelelahan berlari selama dua jam.

“Ayo Alyasa! kau lari seperti ibu-ibu mengandung!”

Latihan berhenti tepat saat api unggun itu padam. Alyasa terbanting di tanah dengan pakaian yang basah kutup oleh keringat dan kaki yang mati rasa. Tuan James hanya tertawa dan melempar sebotol air mineral pada pemuda itu. Kemudian mereka berdua menghabiskan sisa malam dengan menatap gemerlap bintang.

“Elizabeth sejatinya adalah gadis yang baik. Dia bahagia sampai hal-hal membahagiakan itu direbut darinya. Dia hanya...” Suara Tuan James menggantung di udara, “...tak bisa berekspresi sebagaimana harusnya.”

Jaga. Lindungi.

“Musuh keluarga Lupin memang banyak. Tapi kami tak pernah mencari masalah terlebih dahulu sampai mereka yang memulainya. Jangan ganggu kami, maka kami takkan menganggu mereka. Semua keluarga memiliki urusan sendiri. Tapi Elizabeth tak kunjung paham soal itu dan itulah yang musuh kami inginkan.”

Lakukan segalanya.

“Gadis itu adalah pecinta kebebasan, bertindak sesuka hati selayaknya burung di langit. Tidak ada yang bisa membuatnya berhenti melesat kalau ia sudah memulainya. Maka kutitipkan dia padamu. Mungkin hanya kau yang bisa menyejajari langkahnya. Lihatlah, kau pemikir sekaligus eksekutor yang hebat. Pintar, kuat dan berani.”

Le Wiston The SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang