De Denzel Miller - Kebenaran dan Kebohongan

96 18 1
                                    

[ Denzel ]
Kebenaran dan Kebohongan

[ Denzel ]Kebenaran dan Kebohongan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ini tepat seminggu setelah Denzel memberikan Elorra material dan laporan palsu itu. Serta berakhirnya kerjasama mereka yang berlangsung hampir tiga minggu lamanya, cukup membuat keduanya dekat.

Setelah kerjasama mereka selesai, Denzel lantas menjauhi Elorra, menjadi seperti dua orang asing. Sebab ia teringat akan ancaman Pete tempo lalu, tentang ia yang akan melukai Elorra, membuatnya khawatir.

Elorra menggigit bibir bawahnya gelisah sekaligus kesal, sekarang pikirannya dipenuhi oleh seorang pria gila yang akhir-akhir ini entah mengapa menjauhinya. Bahkan jackpot besar yang berhasil ia dapatkan setelah sepakat dengan salah seorang kliennya tidak mampu menyentuh hatinya sedikit tenang, jauh dari kata senang.

Ya, wanita itu mengakui jika kerjasama di antara ia dan Denzel telah berakhir, yang artinya mereka tidak terlibat dan terikat suatu kepentingan yang mengharuskan mereka bersama.  Kembali menjadi seperti dua orang asing yang tak pernah saling mengenal bahkan menyapa sebelumnya, biasanya ini bukan menjadi masalah, sama sekali tidak untuknya. Tapi lagi-lagi, ia tak menemukan jawaban yang tepat dari kegundahan, gamang menghalau dan menghimpitnya bimbang. Apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini?

Dan Elorra tak bisa melupakan kejadian tadi, saat-saat di mana Denzel begitu jelas memalingkan wajah menghindari tatapan keduanya tertaut atau paling tidak bertemu walau sesaat dan justru merangkul seorang gadis muda disampingnya. “Siapa gadis itu? tidak hanya playboy, pria itu juga rupanya pedofil, huh?” Elorra bergumam sendiri, sembari mengayunkan langkahnya ke sana kemari. Terlihat berpikir keras dengan raut sinis.

Awalnya wanita itu berusaha tidak peduli, acuh tak acuh. Lagipula ia sudah mendapatkan apa yang ia butuhkan, begitu pun dengan Denzel. Namun, semakin lama ia dibuat kesal juga.

“Haruskah menemuinya?” tanya Elorra lagi-lagi pada dirinya sendiri, wanita itu dibuat semakin kesal mendapati kenyataan bahwa dirinya telah sampai tepat di depan pintu kabin Denzel sejak sepuluh menit yang lalu. Hanya keliling gelisah sembari menerka-nerka apa yang ada dipikirannya. Salahkan kakinya untuk itu. “Sial!”

“Haruskah mengetuk pintunya?” Elorra kembali merutuk sebab tangannya justru telah lebih dulu mengetuk pintu Denzel berulang kali, bahkan sebelum logikanya menyetujui keputusan itu. Terlambat untuk menarik dirinya pergi dari sana ketika pintu kabin terbuka sepenuhnya. Turut menampilkan sosok pria yang menjadi obyek pikirannya beberapa hari ini.

“Nona Elorra?” Denzel dengan kaos panjang dan celana pendek santainya, mengerutkan kening menatap kehadiran wanita yang tak pernah ia duga akan datang mengunjungi kabinnya. Terlebih, ia sendirian.

“Ya, saya. Ada hal yang ingin saya bicarakan, Tuan Denzel,” ujar Elorra serius, melirik ke dalam kabin milik pria itu. Mungkin akan menemukan sesosok gadis muda yang bersama Denzel sebelumnya.

Le Wiston The SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang