[ Alyasa ]
Epilog
"Aku baru sekali mengunjungi jepang, tapi tak kusangka melihat pohon cherry blossom bermekaran seperti sekarang sungguh menakjubkan."
Gadis itu tertawa dengan tatapan penuh binar, sembari membetulkan anak rambut yang diterpa angin musim semi. Beberapa guguran sakura berjatuhan di puncak kepalanya. Kala pemuda yang menjadi kawan berjalannya sigap memungutinya, pipi milik sang gadis merona kemerahan. Senada dengan nuansa hangat yang semerbak di Taman Ueno kini.
"Jangan melakukannya lagi." Beberapa detik terhenyak, sang gadis memasang ekspresi cemberut, "Kau bahkan tak tahu seberapa besar peluang seorang perempuan luluh karenanya."
Sang pemuda hanya tertawa, meminta maaf. Meski terbawa canggung, keduanya kembali meneruskan langkah mencari lokasi yang tepat untuk menggelar tikar lipat.
Pukul 07.30.
Mungkin masih terlampau pagi untuk mengunjungi salah satu tempat wisata musim semi paling populer. Namun, apa mau dikata bila sepagi ini pula banyak dari kalangan turis yang telah menggelar alas duduknya di bawah naungan pepohonan bertangkai merah muda itu. Satu dua di antara mereka asyik berfoto di pinggiran sungai, tiga empat lainnya sibuk berbincang sembari mengudap bekal piknik yang digelar, tetapi lima enam dan seterusnya sibuk menikmati bunga-bunga cherry blossom yang berjatuhan dari atas kepala. Merenung dalam diam, atau sekedar menikmati waktu berharga bersama pujaan.
Sekarang adalah golden week. Liburan panjang pada penghujung april di Jepang. Waktu yang tepat untuk bersantai dan menikmati Ohanami – melihat bunga.
"Baiklah, ini serius. Meski belum genap menetap dua tahun, tapi kau sudah menjadi pria yang paling banyak dibicarakan oleh para wanita di negara ini," gadis itu menyeringai, menunjukkan layar gawainya di depan wajah si pemuda, "Lihat, semua orang memberikanmu pujian dan apresiasi atas peran karakter Horimitsu-sensei di penayangan drama 'My Lovely Teacher' musim dingin kemarin."
Sebagai balasan, pemuda itu hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sepertinya serial cinta remaja seperti itu benar-benar terdongkrak popularitasnya karenamu. Antusiasme jumlah penonton di layanan streaming lokal benar-benar besar. Padahal kau terhitung aktor pendatang baru." Gadis itu menggeleng-gelengkan kepala, enggan untuk percaya, "Jujur saja, sudah berapa banyak gadis yang kepincut karena aktingmu itu, Alyasa?"
"Berhentilah mengolok-olokku, Luna." Balas Alyasa sedikit jengah, "Aku rela menunda jadwal syuting klip video bersama salah satu girlband ternama dari Korea Selatan demi menemani liburanmu. Bukan sekedar mendengar ocehan selayaknya dulu lagi."
Luna menyeringai, "Lagian, bukankah aneh bila seorang mantan pengawal profesional sepertimu menghabiskan masa pensiun dini dengan menjadi aktor? Kupikir kau akan mulai bekerja pada agensi keamanan swasta atau sebagainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Wiston The Seas
Romance(Romance-Action-Comedy-Drama) Perjalanan menggunakan Le Wiston the Seas akan membuatmu melupakan permasalahan hidup sejenak. Nama kapal yang begitu tersohor membuat semua orang mengagungkan pesiar milik keluarga Zigfrids sebagai kendaraan berkelas y...