-Apa salahnya dengan cinta sepihak?
Padahal awalnya semua dimulai dari cinta sepihak dulu.-Ivy sudah bangun dari tidurnya dan mulai membantu mama luna untuk memasak.
"Mama masak apa hari ini?" Tanya Clara saat sudah tiba di dapur.
"Semuanya makanan kesukaan clara karena ini spesial untuk hari ulang tahun kamu, sayang." ucap mama luna tersenyum.
"Asik.. mama memang yang terbaik." Clara tersenyum dan mengacungkan jari jempolnya.
"Ivy panggil raka dulu di kamar supaya kita mulai sarapan." Ucap mama Luna.
"Loh memangnya mas Raka belum bangun? Biasanya jam segini mas Raka sudah berada di ruang tamu menunggu sarapan." Clara terlihat heran.
"Dia masih tertidur." jawab Ivy.
"Apa? Biasanya dia sulit untuk tidur, dan akan bangun jam 4 pagi. Kenapa sekarang bisa telat bangun?" Tanya clara.
"Benarkah? Tapi aku tidak pernah melihatnya bangun lebih dulu dari aku." jawab Ivy jujur.
"Asal kakak ipar tahu, mas Raka punya insomnia."
"Kalau itu aku baru tahu dari mu hari ini."
"Sudahlah. Lebih baik bangunkan dia sekarang biar kita sarapan bersama." ucap mama luna, lalu ivy bergegas menuju ke kamar.
"Tuan Raka bangun." ucap Ivy berjongkok di samping tempat tidur Raka. Namun Raka tidak merespon. Ivy mulai membuka tirai jendela dan hal itu mengusik tidur raka tetapi dia malah menghadap ke arah lain. Ivy memberanikan diri menyentuh raka.
"Tuan Raka bangunlah ini sudah pagi, kita harus sarapan dulu." ucap Ivy sambil menggoyangkan tubuh raka. Karena merasa terganggu raka menarik tangan yang menyentuhnya yang membuat Ivy jatuh keatas tubuhnya dan memeluk tubuh itu.
"Tuan Raka lepaskan aku!!" Teriak Ivy.
Dengan posisi demikian Clara yang hendak memanggil mereka menggurungkan niatnya. Dia ingin mereka menghabiskan waktu lebih lama.
"Tuan Raka aku mohon lepaskan aku." ucap ivy lagi, Raka sedikit membuka matanya.
"Kenapa kamu masuk ke kamar ku Elia?" Tanya Raka karena dia belum sepenuhnya sadar dari tidurnya dia pikir itu Elia.
Ada rasa sakit yang dirasakan ivy saat suaminya itu memanggilnya dengan nama wanita lain. Entah dapat keberanian dari mana, Ivy mencubit pipi pria itu.
"Rasakan!" ucapnya kesal.
"Ah.. sakit." Raka meringis sambil memegang pipinya yang sakit.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya raka kepada Ivy setelah benar-benar sadar.
"Tuan Raka aku mohon lepaskan aku." ucap Ivy.
Raka yang tersadar dengan posisi mereka segera mendorong tubuh Ivy supaya menjauh darinya.
"Bangunlah tuan, mama memintaku untuk memanggil mu supaya sarapan. ini sudah jam 8 pagi."
"Kenapa aku jadi sering telat bangun ya." gumam raka dalam hati.
"Hmm pergilah! " usir Raka kepada Ivy, namun perempuan itu hanya memantau dirinya yang beranjak dari tempat tidur lalu masuk kedalam kamar mandi.
Raka mulai membersihkan tubuhnya di kamar mandi sedangkan ivy mulai merapikan kasur dan kamar mereka.
Setelah kurang dari 15 menit raka keluar dengan hanya mengenakan handuk dipinggangnya.
Ivy yang melihat hal itu hendak teriak namun dengan cepat raka menutup mulut gadis itu dengan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Believing In Me
Fanfiction. pertemuan tak terduga yang berujung pernikahan. "kenapa semua orang selalu memaksa ku melakukan apa yang mereka mau. Apa aku tidak pantas melakukan apa yang aku inginkan? Aku tidak punya hal untuk dibanggakan kenapa aku juga tidak bisa menikmati h...