Bagian 8

109 26 0
                                    

Pesta ulang tahun Clara sedang digelar saat ini. Acara potong kue sudah selesai dilakukan. Sebagian tamu undangan sudah mulai berdansa, ada juga yang menikmati makanan dan minuman. Ivy hanya duduk saja disebuah meja dekat kolam berenang sambil memakan cake dan minuman jus orange.

"Ivy." panggil Bima yang ternyata menjadi salah satu tamu undangan.

"Bima? Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya ivy.

"Aku juga sama denganmu menjadi tamu di acara ini." ucap Bima tersenyum lalu duduk di samping Ivy.

"Benarkah?"

"Hmm, dia adik tingkat ku di kampus."

"oh. "

"Kalau kamu?"

"Aku temannya." ucap Ivy yang dapat anggukan dari Bima.

Bima mulai bercerita sesekali dia membuat lelucon yang membuat Ivy tertawa, hal itu tidak luput dari pandangan Raka.

"Dengan siapa dia ?" Guman Raka memandang ivy.

"Aku sudah harus pulang, kalau begitu aku pamit dulu. Jaga dirimu." ucap Bima sambil mengelus lembut rambut Ivy. Ivy hanya tersenyum manis dengan perlakuan Bima. Bima pergi dan Ivy masib setia memandang punggung pria itu yang semakin jauh dari pandangannya.  Karena merasa lelah akhirnya Ivy memilih untuk pergi ke kamar.

Sesampainya dikamar ivy tertidur di kasur Raka, dia melepas sepatunya dan mulai membaringkan tubuhnya diatas kasur. Tak terasa dia tertidur juga.

******
S

emua tamu undang sudah pulang, saat ini keluarga Raka dan Elia sedang berkumpul di ruang keluarga dan sedang membuka kado yang diterima oleh Clara.


"Kado dari kakak ipar diman ?" Tanya clara. Membuat Elia tersenyum lalu menunjuk kadonya.

"Maaf kak Elia maksudku."

"Raka tolong panggilkan istri mu." ucap pak Ahmad  ingin segera menghentikan hubungan Elia dan Raka.

"Istri? Siapa ?" Tanya Elia heran.

"Raka sudah menikah, dan kau saya minta menjauh dari anak saya. " ucap pak Ahmad.

"Kapan Raka menikah ?" Tanya elia lagi.

"Itu bukan urusanmu, yang penting dia sudah beristri jadi saya harap kau menjauh darinya." ucap pak Ahmad. Elia hanya menatap Raka menunggu kepastian tetapi Raka hanya diam saja.

"Papa bilang pergi panggilkan istri." perintah pak Ahmad yang dituruti oleh Raka.

"Bangun." ucap raka saat melihat ivy sedang tidur. Karena tak kunjung bangun raka menusuk  pipi Ivy dengan jari tangannya.

"Bangun. papa memanggilmu." ucapnya datar.

"Maaf aku ketiduran." ucap Ivy setelah sadar dari tidurnya.

Mereka berdua berjalan beriringan ke bawah.

"Raka apa dia istri mu ?" Tanya Elia yang sudah berdiri, Ivy sudah bingung dengan pertanyaan yang Elia lontarkan.

"Aku tidak menyangka kamu melakukan itu padaku. Dia wanita yang mencintai pria lain adalah istrimu. Apa kamu sedang bercanda sekarang?" Ucap Elia yang sudah menaikkan suaranya.

Believing In Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang