bagian 35

144 17 11
                                    

Hallo Hay...
Apa kabar kalian? Semoga baik-baik saja ya..

Semoga kalian suka part ini..

HAPPY READING...

"nona dari mana saja?" Tanya seorang art saat Ivy baru saja turun dari dalam mobil.

"Saya dari rumah sakit Bi" jawab Ivy sambil tersenyum ramah.

"Apa nona sakit, apakah parah?" Art itu nampak khawatir mendekati Ivy.

"Saya baik-baik saja, bahkan saat ini sangat baik sekali" jawab Ivy girang walau wajahnya masih nampak pucat.

"Tapi wajah Nona Ivy sangat pucat, saya bantu masuk ke kamar ya, Non" art yang bernama Bi Ijah membantu memapah Ivy masuk sampai ke kamar.

"Padahal saya baik-baik saja tapi bibi sangat khawatir begini"

"Makasih ya Bi" ucap Ivy tersenyum

"Sama-sama non, bibi permisi dulu"

sampai di kamar Ivy hanya duduk saja di sofa. Sampai suara pintu terbuka mengejutkannya.

"Kenapa Kakak pulang cepat hari ini?" Tanya Ivy melihat kedatangan Raka dengan tas yang dia tenteng.

"Aku pulang cepat karena mu" jawab Raka pelan lalu bergabung duduk di sofa bersama Ivy.

"Apa?" Tanya Ivy memastikan perkataan Raka sekali lagi.

"Aku bilang aku merindukan mu" Raka menyentuh kedua pipi Ivy dan mengecup singkat bibir istrinya. Segera Ivy mendorong tubuh suaminya karena terkejut, wajahnya sudah merona.

"Hehe" Raka terkekeh dan mengacak rambut Ivy, membuat si empunya kesal.

"Mandi gih.. bau tau"

"Tidak mau" tolak Raka

"Aku akan memberi hadiah kalau kakak mandi dulu" Ivy tersenyum menyakinkan ucapannya.

"Benarkah?" Tanya Raka semangat

"Tentu saja"

"Oke.. kau tidak boleh kabur ya.." Raka segera berlari ke kamar mandi, pikirannya sudah kearah negatif.

"Ah.. dia semakin liar saja belakangan ini" Ivy menggeleng.

"Bagaimana aku harus memberi tahunya?"

Ivy membuka tas dan mengambil foto USG yang diberikan oleh dokter kandungan dan memilih naik ke atas kasur dengan kaki menggantung di pinggir tempat tidur.

"Apa kamu menunggu terlalu lama?" Tanya Raka dengan handuk kimono yang ia gunakan selesai mandi. Ivy segera menyembunyikan foto dibalik punggungnya.

"Kenapa tidak langsung pakai baju?" Ivy menengadah kearah Raka yang berdiri di depannya.

"Hehe supaya tidak repot lagi buka bajunya" jawab Raka.

"Ada-ada aja. Duduk sini" Ivy menepuk kasur disebelahnya, Raka dengan patuh mendengar dan melaksanakan perintah Ivy.

"Apa sudah bisa kita mulai?" Raka dengan senyum miring diwajah dan mencondongkan wajahnya kearah Ivy.

"Ih.. tenang dulu. Pikiran kakak kok mesum banget sih" Ivy bergeser sedikit untuk menjaga jarak dengan Raka.

"Kenapa? Sama istri sendiri kok" Raka tak mau kalah dia justru makin mendekat.

"Tenang dulu. Jangan membuatku takut" kedua tangan Ivy ia letakkan di pundak Raka supaya tidak semakin mencondongkan tubuhnya.

"Aku fikir hadiahnya itu" kini Raka sudah duduk dengan posisi tegak.

"Aku..."

"Kenapa?"

Believing In Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang