Bagian 32

78 14 1
                                    

Ivy hampir berlari dihalaman rumah sakit agar lebih cepat bertemu dengan seseorang yang sudah beberapa Minggu dia cari. 

Sebelum masuk, Ivy melihat beling kaca dia menggenggam erat hingga telapak tangan nya tergores dan mengeluarkan banyak darah baru lah ia berjalan masuk keruangan Bertuliskan ruang dokter bedah.

"Tolong saya" pintanya.

Seorang lelaki paruh baya mengenakan jubah putih khas dokter menghampirinya.

"Silahkan duduk" ucapnya mempersilahkan Ivy untuk duduk.

Dokter itu dengan sigap membersihkan luka Ivy.

"Kenapa  tanganmu bisa  terluka?" Tanya pria itu khawatir namun Ivy menggeleng memperhatikan tangan dokter itu dengan sigap mengobatinya.

"Kenapa kamu tidak tahu? Lain kali hati-hati jangan sembrono mengerjakan sesuatu hal" ucap sang dokter memberi nasehat.

"Apa dokter juga akan sangat khawatir waktu anak dokter sakit begini?" Tanya ivy tersenyum

"Tentu saja" jawab dokter tersebut dengan tegas.

"Apa dokter suka stroberi?" Tanya Ivy Menganti topik

"Tidak, saya alergi"

"Benarkah? Kalau begitu kita sama dong."

"Kalau seafood suka tidak?" Tanya Ivy lagi.

"Saya kurang doyan" ucap dokter itu tersenyum.

"Sama dengan saya" jawab Ivy.

"Orang bilang saya hanya punya sedikit kemiripan dengan ibu saya kalau dengan ayahnya kami sama sekali tidak memiliki kemiripan."

Dokter itu diam memperhatikan Ivy.

"Apa kamu mengenal saya?" Tanya dokter itu ragu.

"Ternyata dokter peka juga"

"Ibu saya bernama Nora dan ayah saya bernama Darmawan tapi dia bukan ayah kandung saya. Ibu saya memberi foto anda ketika saya tanya siapa sebenarnya ayah saya karena ayah tidak mengakui saya" Ivy menatap seduh dokter itu dengan senyuman manis.

Dokter yang ber name tag dokter Mahendra itu menatap Ivy dengan keterkejutan yang jelas.

"Sejak kapan kamu mencari saya?"

"Sejak ayah bilang saya bukan putrinya. Saya sudah mencari dokter selama beberapa hari. Hmm... Mungkin sudah dua Minggu dengan bantuan teman saya akhirnya saya menemukan dokter juga."

"Kita bicara diluar saja." ucap dokter Mahendra membawa Ivy ke taman belakang rumah sakit.

"Kenapa kamu mencari saya?"

"Saya hanya ingin bertemu dan ingin tahu seperti apa ayah kandung saya." ucap Ivy tersenyum.

"Huh..." Dokter Mahendra menghela nafas berat.

"Maafkan aku. Itu adalah kesalahan ku dimasa lalu" ucap Dokter Mahendra.

"Kesalahan" Ivy membatin dan tersenyum kecut.

"Saya pun mengira akan seperti ini. Seharusnya aku tidak melakukan kesalahan itu."

Flashback on

Nora yang mendapat masalah pergi ke sebuah club' malam dan bersenang-senang di sana dengan meminum beberapa minuman beralkohol. Mahendra yang kala itu sedang berada di club' yang sama dengan nya menghampiri dirinya. Mahendra yang kala itu baru kembali dari luar negeri setelah menempuh pendidikan S2 nya pulang ketanah air.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Mahendra kepada Nora. Mereka merupakan mantan sepasang kekasih, sampai saat itu Mahendra masih tetap menyukai Nora.

"Kamu?" Tanya Nora sudah dalam keadaan mabuk

Believing In Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang