Ivy menahan diri agar tidak menangis, dia menghembuskan nafas berkali-kali.
"Aku tidak akan menangis. Itu sudah sering terjadi padaku"
"Aku tidak lemah. Aku baik-baik saja, iya.. aku baik-baik saja."
"Aku akan hidup lebih baik lagi. Aku akan bahagia" gumam Ivy mengelus dadanya.
Ditengah perjalanan Ivy melihat Sebuah cafe dengan nuansa yang berbeda dengan cafe biasanya. Cafe itu dipenuhi beberapa bunga didalam cafe, karena dirasa menarik Ivy pun berkunjung untuk menghibur diri dari kesedihannya.
"Sedang apa kau disini?" Tanya wanita paruh baya menghampiri Ivy yang duduk dengan sepotong cheesecake dan segelas susu hangat di meja yang telah Ivy cicipi hampir habis.
"Ibu?" Ivy mendongak keatas melihat wanita itu yang tak lain ibu Nora.
"Boleh ibu duduk?" Ivy mengangguk tanda setuju.
"Kebetulan kita ketemu disini"
"Ibu mau pesan apa?"
"Tidak perlu. Mau jalan-jalan dengan ibu di taman bunga dekat sini?"
"Hmm.. boleh" setelah berfikir sejenak, Ivy setuju dengan permintaan sang ibu.
.
.
.
."Pemandangannya bagus. Iyakan?" Ibu Nora melihat Ivy memandang kearah bunga-bunga anggrek yang menggantung.
"Em" Ivy mengangguk.
"Kalau boleh jujur, berdua saja dengan ibu sangat membuatku canggung sekali"
"Kenapa?" Ivy menghadap ke arah ibu Nora setelah pertanyaan yang di lontarkan wanita paruh baya tersebut.
"Ini pertama kali kita jalan-jalan. Biasanya yang pergi liburan hanya kalian bertiga dan aku akan tinggal sendirian di rumah" Ivy mengatakan dengan wajah tanpa ekspresi dan nada yang datar membuat ibu Nora tidak mampu berkutik.
"Maafkan ibu" ibu Nora menunduk Tentu saja itu membuat Ivy terkejut.
"Ibu jangan seperti ini"
"Ini seperti bukan ibu" Ivy sedikit khawatir.
"Aku takut jika ibu seperti ini"
"Orang bilang ketika seseorang berubah menjadi baik seperti bukan dirinya biasanya kemungkinan dia akan meninggal. Aku takut kehilangan ibu walaupun ibu jarang atau bahkan tidak pernah bersikap baik padaku" ucap Ivy sendu.
"Kapan acara wisuda mu akan diadakan?" Tanya ibu Nora Menganti topik.
"Minggu depan"
"Apa ibu boleh datang?"
"Tentu saja jika ibu berkenan"
"Bagaimana kalau kita membuat baju kebaya yang sama ? Apa kamu mau?" Ibu Nora mengukir senyuman diwajah yang sudah mulai menua.
"Boleh. Kebetulan aku belum memikirkannya"
"Ayo" ibu Nora menggandeng tangan Ivy supaya berjalan bersama. Disepanjang jalan Ivy sibuk memandangi tangan ibunya yang bertengger di lengan kirinya.
"Ada penjual es krim. Kamu mau?" Ibu Nora menunjuk penjual es.
"Boleh" jawab Ivy kikuk
"Kami mau beli es krimnya" ibu Nora melepas gandengan tangan mereka dan merogoh tas untuk mengambil dompet.
"Rasa apa yang digemari orang-orangnya saat ini?" Tanya ibu Nora lagi.
"Rasa strawberry Bu. Lihat saja sudah hampir habis setengah"

KAMU SEDANG MEMBACA
Believing In Me
Fanfiction. pertemuan tak terduga yang berujung pernikahan. "kenapa semua orang selalu memaksa ku melakukan apa yang mereka mau. Apa aku tidak pantas melakukan apa yang aku inginkan? Aku tidak punya hal untuk dibanggakan kenapa aku juga tidak bisa menikmati h...