Bagian 4

133 23 5
                                    

Hari ini hari weekend, ivy sudah bangun pagi-pagi untuk memasak dan membersihkan rumah karena bik ina sedang pulang kampung.

Jam 10, ivy sedang berada diruang tamu sedang mengerjakan tugasnya, lalu melihat raka turun dari lantai atas dengan pakaian yang sudah rapi. Dia mengenakan kemeja polos berwarna biru dongker yang dipadukan dengan celana jeans dan sepatu kets warna putih.

"Dia tampan sekali ya." ucap ivy tanpa sadar tapi tidak bisa di dengar oleh raka karena jarak mereka masih jauh.

"Apa yang aku pikirkan? " ucap ivy lagi sambil mengelengkan kepalanya.

Raka yang melihat ivy hanya berjalan saja menuju keluar tanpa berniat untuk menyapa istrinya itu.

"Hello sayang, kamu dimana ?" Tanya elia dari sambungan telepon.

"Aku akan menjemputmu, tunggu sebentar lagi aku akan tiba." jawab raka lembut yang bisa didengar oleh ivy.

"Baiklah, cepat..." ucap elia manja.

"Iya " ucap raka lalu menutup sambungan teleponnya.

"Hei kau!" panggil raka tiba-tiba membuat ivy menatap matanya.

"Iya tuan?" Tanya ivy.

"Jangan menungguku pulang. " ucap raka dia menunggu respon gadis itu. Namun ivy hanya menggangguk saja. Saat raka berbalik.

"Siapa juga yang mau menunggu mu, selamat bersenang senang dengan kekasihmu itu." ucap ivy pelan lalu menatap tugasnya kembali dia tidak tau saja kalau raka masih mendengarnya.  Raka berjalan mendekati ivy, tapi ivy tidak menyadarinya karena dia sudah memakai earphone.

"Apa kau terbiasa berbicara dibelakang seseorang?" Tanya raka berbisik di telinga ivy setelah melepas earphone yang dipakai oleh ivy.

Ivy yang mendengarnya melirik ke samping dan mendapati raka sangat dekat dengannya sehingga dia memiringkan badannya supaya tidak terlalu dekat dengan pria itu, hal hasil ivy hampir terjatuh, untung saja raka menahannya dengan memegang tangan gadis itu.  Mereka sempat adu tatapan beberapa detik, sampai akhirnya tersadar. Ivy mulai membenarkan posisi duduknya raka yang sudah melepas tangan gadis itu.

"Maaf." cicit ivy. Raka hanya menggelengkan kepalanya lalu pergi ingin menemui kekasihnya.

"Aduh bagaimana ini, ah jantungku." guman ivy saat sudah melihat punggung raka hilang dibalik pintu.

******

"Sayang kamu kok lama sih." Icap elia cemberut saat sudah melihat kehadiran raka di apartementnya.

"Maaf, macet." ucap raka.

"Kenapa kamu tidak pernah membalas panggilan sayangku. Terkadang aku merasa seperti pacaran sendirian. Kamu ada tapi seperti tidak ada karena tidak pernah menunjukkan perasaanmu padaku." ucap elia

"Ah sudahlah ayo jalan."

"Kita jadi ke mall kan, tas aku udah lama banget ini."

" Iya."

Mereka sudah menuju kesebuah mall besar di kota x.

"Wah tas nya bagus-bagus banget ya."Ucap elia saat sudah tiba di toko tas bermerek.

"Hmm kamu pilih saja."

"Benar ya bisa pilih dua enggak ?"

"Tentu saja."

Saat sudah selesai membeli tas.

Believing In Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang