Bagian 39

31 3 0
                                    


Ivy segera masuk kedalam mobil, dia ingin segera menyembunyikan diri entah dimana saja.

"Kita pulang sekarang pak" ucap seraya mengambil posisi duduk di bangku penumpang.

"Jahat sekali." Lirihnya pelan.

"Nona baik-baik saja?" Tanya supir yang sudah mengendarai mobil.

"Tidak pak. Rasanya sakit sekali disini" Ivy mulai menangis memikirkan betapa tidak pantasnya dia merasakan kasih sayang dari ibunya.

Di depan pak supir sudah panik melihat Ivy masih saja menangis, padahal mereka sudah hampir tiba di rumah.

"Nona... Pasti anda sudah lelah menangis. Semua akan baik-baik saja. Kalau pun dunia ini tidak menerima kehadiran nona, saya yakin tuan Raka sangat mengharapkan nona untuk selalu ada dalam hidupnya. Kasihan bayi anda, dia juga akan sedih kalau ibunya menangis."

"Bapak benar.." Ivy sejenak menghentikan tangisannya dan mengusap air mata yang tersisa di pipi.

Kini Ivy sudah berada di dalam kamar, duduk di pinggir ranjang dengan pandangan kosong menatap lantai.

"Kok kamu baru tiba di rumah, sayang?" Tanya Raka baru selesai mandi, sehingga membuyarkan lamunan Ivy.

"Kamu sudah pulang? Tadi katanya ada urusan di kantor." Ucap Ivy mengalihkan pertanyaan Raka.

"Iya, tapi semua beres hanya dalam waktu singkat. Jadi, aku bisa langsung pulang ke rumah."

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Raka melihat wajah sendu Ivy.

"Tentu saja baik. Kan, tadi kamu ikut menemani  memeriksa keadaan aku."

"Kamu benar. Fisik kamu memang dalam keadaan baik tapi aku tidak tahu bagaimana hati dan batin kamu. Ceritakan padaku apa yang sedang kamu pikirkan? Aku siap untuk mendengarkan dan nanti kita cari solusi bersama." Raka mendekat kemudian duduk disebelah Ivy dan mengelus rambut istrinya seraya tersenyum hangat. Ivy sempat  tertegun  sebelum membalas senyuman Raka.

"Bagaimana aku tidak baik-baik saja, kalau ada kamu yang selalu peduli padaku." Ivy meraih tangan Raka yang mengelus rambutnya kemudian menggenggam erat telapak tangan Raka dengan kedua tangan.

"Aku lega mendengar. Kamu sudah makan siang ?" Ivy menjawab lewat gelengan kepala.

"Kenapa belum makan? Nanti kamu sakit. Sekarang kita turun kebawah, kamu tidak boleh telat makan, nanti kamu sakit. Ngerti kan?" Raka mengomel sambil berjalan menuju lemari hendak mengambil baju.

"Udah yuk. Kita ke bawah." Raka kembali mendekat setelah selesai mengenakan baju kasual yang biasa dia pakai dirumah.

"Tapi aku belum lapar." Tolak Ivy.

"Kamu harus makan. Aku gendong kalau kamu malas jalan atau perlu aku bawa makanannya kesini? Atau kamu mau makan sesuatu biar aku beli? Katakan kamu mau apa?"

"Aku mau makan disini saja." Jawabnya pasrah, walaupun tidak nafsu makan dia juga harus memikirkan janinnya agar tubuh dan berkembang dengan baik.

"Baik. Kamu tunggu disini. Aku tidak akan lama." Raka segera menuju ke dapur untuk mengambil makanan.
.
.

Tak menunggu lama, Raka kembali ke kamar dengan nampan yang diatasnya terdapat sepiring nasi, ikan di piring kecil dan terdapat sup sayur bening di mangkok kecil.

Believing In Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang