Seperti biasa Ivy sudah bangun pagi-pagi sekali untuk membantu bibi ina membersihkan rumah dan memasak sarapan.
"Apa tuan Raka tidak pulang?" Tanya bibi ina kepada Ivy mereka sedang memasak sarapan saat ini setelah membereskan rumah.
"Aku tidak tau bibi" jawab Ivy
"Kemana aku harus pulang? Inikan rumahku" ucap Raka yang mendengar percakapan Bi ina dan Ivy saat hendak mengambil minum didapur.
"Maaf tuan, apa tuan perlu sesuatu?" Tanya bi ina
"Aku akan ambil sendiri" raka berjalan ke kulkas untuk mengambil minum.
"Jangan minum air dingin, ini masih pagi nanti tuan bisa sakit perut tau" Ivy mengambil alih botol minuman yang Raka Pegang. Ivy mengambil gelas kosong dan menuangkan air hangat yang sudah tersedia dimeja lalu menyerahkannya kepada Raka.
"Minum ini saja ya" ucap ivy menyerahkan gelas yang sudah terisi penuh air hangat.
"Hmm" Raka berdehem lalu mengambil dan meminum sekaligus semua air yang ada digelas tersebut.
"Apa tuan sudah lapar? Biar saya siapkan, kami sudah selesai memasak, iyakan bi?"
"Iya non, sebaiknya tuan raka sarapan sekarang saja" ucap bi ina tersenyum dengan perhatian kecil Ivy.
"Hmm, kita bisa makan bersama sekarang sebelum aku pergi ke kampus"
"Hmm" raka duduk dikursi meja makan.
Ivy yang melihatnya tersenyum lalu menyiapkan sarapan mereka diatas meja.
"Bibi bisa bergabungkan?" Tanya Ivy semangat
"Eh? Tidak usah non bibi makan sebentar lagi saja"
"Tapi bibi bilang bibi tidak suka makan sendiri"
"Duduk bi" perintah Raka
"Yes. Bibi duduk ya"
Mereka mulai menyantap sarapan mereka tanpa sepata kata, begitulah pagi Ivy hari ini, ini terasa berbeda baginya namun menyenangkan.
*****
"Bi aku berangkat sekarang ya" pamit Ivy mengampiri bi ina di dapur.
"Hati-hati ya non"
"Pasti, bye bye bi hehe" senyum Ivy merekah
Dia melewati ruang tamu saat hendak keluar dan melihat Raka yang sedang menikmati secangkir teh dan terpaku pada handphone ditangannya.
"Apa aku pamit padanya?" Guman Ivy
"Tidak usah deh" Ivy kembali perjalan, namun ketika melewati Raka dia mundur kembali.
"Tuan raka?" Panggilnya pelan
"Hmm" Raka mendongak kearah Ivy
"Aku pamit ke kampus ya" akhirnya ivy pamit juga padanya.
"Hmm" Raka hanya berdehem saja lalu kembali terfokus pada handphonenya.
"Heh... dasar. Apa dia tidak bisa mengucapkan kata lain bukan hanya hmm, dia terus berbicara hmm.. hmm.. menyebalkan" guman Ivy kembali berjalan meninggalkan rumah menuju ke kampus.
Ivy sudah tiba dikampus dengan menaiki bus, digerbang dia melihat Bima berdiri.
"Ivy" panggil Bima

KAMU SEDANG MEMBACA
Believing In Me
Fiksi Penggemar. pertemuan tak terduga yang berujung pernikahan. "kenapa semua orang selalu memaksa ku melakukan apa yang mereka mau. Apa aku tidak pantas melakukan apa yang aku inginkan? Aku tidak punya hal untuk dibanggakan kenapa aku juga tidak bisa menikmati h...