Happy reading guys...🤍
Beberapa bulan kemudian, Ivy telah selesai menyelesaikan urusan perkulihannya dia tinggal hanya menunggu untuk acara wisuda satu bulan kemudian. Oleh sebab itu sekarang dia dan Raka sudah pindah ke mansion utama keluarga Raka, alhasil sekarang mereka harus tinggal dalam kamar yang sama.
Setelah makan malam keluarga, Ivy d langsung menuju kedalam kamar sedangkan Raka menuju ruang kerja miliknya. Ivy naik keatas kasur dan meletakkan guling ditengah karena merasa kurang cukup dia kembali mengambil bantal dari dalam lemari dan menumpukan ditengh kasur sebagai pemisah antara dia dan Raka.
"Selesai" ucap Ivy
Sekitar jam 10 malam Raka masuk kedalam kamar. Dia menghampiri kasur yang sudah ditempat makhluk yang sudah terlelap.
"Apa-apaan ini" ucapnya ketika melihat tumpukan bantal ditengah kasur. Dia kesal sekali sampai-sampai memindahkan bantal dengan tergesah.
"Tuan kenapa?" Tanya Ivy yang terbangun akibat ulah Raka.
"Tidur saja sana" ucapnya sambil menendang pelan kaki Ivy.
"Menyebalkan sekali" Raka tidur dengan membelakangi Ivy.
"Tuan Raka baik-baik saja ?"
Raka berbalik lalu duduk kembali
"Kenapa tidak kau bangun saja dinding disini atau kau perlu pindah kekamar yang lain biar aku yang mengantarmu?" Ucap Raka kesal
"Memangnya bisa ?" Tanya ivy polos membuat Raka bertambah kesal.
"Tidak tau"
"Tentu saja tidak ya kan tuan, kita kan sudah menikah, nanti mama Sama papa bisa marah kan?" Jawab Ivy
"Aish.... Tidurlah. Aku lelah" Raka kembali berbaring membelakangi Ivy.
"Baiklah" Ivy mengambil guling yang tadi dilemparkan oleh Raka.
Keesokan paginya Raka bangun terlebih dahulu memperhatikan Ivy yang masih terlelap sambil memeluk guling. Beberapa saat kemudian Ivy mulai bangun namun Raka buru-buru kembali pura-pura tidur.
Ivy bangkit berdiri dan pergi kekamar Mandi ingin membersihkan diri. Raka kembali terduduk di atas kasur, memandang tidak suka kearah guling.
"Dasar bantal sialan" umpatnya mulai memukul-mukul guling.
"Lihat saja, malam ini aku yang akan menang" Raka menarik bantal dengan sekuat tenaga sampai robek sehingga bulu dalam bantal berhamburan keluar.
"Apa yang terjadi ?" Ivy kaget melihat kamar mereka berantakan akibat bantal yang sudah rusak akibat ulah Raka.
"Tidak tau" ucap Raka acuh berjalan kearah kamar mandi. Ivy hanya bisa menggelengkan kepala dan mulai membereskan kekacauan yang Raka perbuat.
******
Drett... Drett.... Suara ponsel Ivy yang bergetar.
"Hallo " sapa Ivy
"Kakakmu akan menikah lusa, kuharap keluarga Suami akan datang" ucap Ibu Ivy diseberang sana lalu langsung memutuskan panggilan teleponnya.
"Hah..." Helaan nafas Ivy
"Ibu hanya berharap keluarga suami ku yang datang bukan aku"
Ivy turun dari lantai atas keruang tamu berharap keluarga suami nya sedang berkumpul.
"Kenapa ada koper?" Gumamnya pelan dianak tangga terakhir.
"Sini sayang" panggil mama Raka, Ivy mengangguk dan menghampiri ibu mertuanya itu.
"Mama sama papa akan pergi keluar kota selama tiga hari. Karena ada anak rekan bisnis papa yang menikah jadi kamu harus jaga Raka dengan baik." Ucap mama Raka.
"Apakah mama sama papa perginya lama?" Tanya Ivy
"Acaranya cuman besok tapi rencana mama sama papa mau bulan madu lagi hihi" ucap mama Raka malu-malu.
"Mama apa-apaan sih" ucap papa Raka yang ikut merasa malu.
"Begitu ya... Hehe"
"Kamu mau menyampaikan sesuatu sayang?" Ucap mama Raka memperhatikan raut wajah Ivy yang gelisah.
"Begini ma, kakak Tasya akan menikah lusa, Ibu mengundang mama sama papa untuk datang. Tapi karena mama sama papa mau honeymoon.."
"Tenang saja nanti mama pikirkan tapi mama belum bisa janji bisa datang ya.."
"Tidak apa-apa kok, nanti aku akan menjelaskannya kepada ibu di rumah"
"Kalau begitu mama sama papa berangkat sekarang" ucap mamanya. Raka membantu membawa koper sampai didepan mansion utama.
"Raka jaga menantuku dengan baik. Dan juga kan Ivy sudah selesai kuliah bukankah kau sudah bisa memikirkan keturunan?" Bisik mama Raka di kalimat terakhir kepada Raka.
Raka mengangguk paham.
"Kau beneran mau memikirkannya" tanya mama Raka terkejut.
"Tentu saja, nanti aku akan membuatnya yang banyak. Jadi mama tenang saja dan nikmati liburannya okay"
"Aduh... Bayi ibu sudah memikirkan bayi juga ternyata" peluk mama Raka hangat.
Mama Raka berganti menatap kearah Ivy.
"Mulai detik ini kamu harus jaga kesehatan ya sayang, perbanyak makan buah sama sayuran supaya punya badan yang sehat yang kuat karena menurut ibu Ivy akan susah mengimbangi kebugaran dan semangat Raka" mama Raka mengedipkan matanya sebelah
"Eh..?" Tanya Ivy bingung. Kini ia beralih menatap kearah Raka namun Raka langsung menatap kearah lain.
"Maksud mama tadi apa ya tuan?" Tanya Ivy berjalan beriringan dengan Raka menuju kedalam rumah.
"Tidak tau. Tanya saja sama mama. "
"Apa mungkin maksud mama,.mas Raka mau ngajak olahraga gitu ya.." ucap Ivy sambil berfikir membuat Raka tersentak dengan penuturannya.
"Memang sih badan mas Raka lebih bugar dan kuat. Tuan Raka rajin olahraga ya?" Tanya Ivy menatap Raka.
"Tentu saja. Apa lagi aku akan mencoba jenis olahraga yang baru yang harus menyertakan kamu. Makanya mama bilang gitu" ucap Raka menahan senyumnya.
"Tapi kenapa tadi Tuan Raka bilang tidak tau?"
"Itu agar otakmu mau bekerja" Raka menoyor kepala Ivy.
"Aish... Tuan Raka menyebalkan"
Sesuai janjinya kepada guling yang telah ia rusak pagi tadi, Raka berhasil menyikirkan guling yang baru di pelukan Ivy menggantikan tubuhnya sebagai guling pribadi bagi Ivy.
"Bukan aku lebih nyaman?" Tanya kepada Ivy yang sudah terlelap.
"Tentu saja. Iyakan?" Jawabnya sendiri bangga.
Terima kasih buat yang mau mampir dan Maaf kalau masih banyak typo dimana-mana dan ceritanya mulai ngawur.
Sampai ketemu dicerita selanjutnya
Bye....💗👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Believing In Me
Fanfic. pertemuan tak terduga yang berujung pernikahan. "kenapa semua orang selalu memaksa ku melakukan apa yang mereka mau. Apa aku tidak pantas melakukan apa yang aku inginkan? Aku tidak punya hal untuk dibanggakan kenapa aku juga tidak bisa menikmati h...