Hallo semua!!! 🔊
Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja hehe.Sudah lama aku tidak mengupdate cerita ini. Mungkin masih ada yang menunggu cerita ini dan aku berterima kasih untuk itu.
Dan ya.. kali ini aku bisa up karena ada kesempatan wkwkwk semoga kalian masih suka. Jangan lupa vote, koment and share wkwkw.
Happy reading.. and have a nice day... 🤍💙🌼
Usia kandungan Ivy kini sudah menjalani usia satu bulan. Dia sudah diwisuda ditemani oleh suami dan calon anaknya. Ibunya juga menepati janjinya untuk datang ke acara wisuda Ivy. Awalnya setelah wisuda Ivy berniat untuk mencari pekerjaan namun Raka tidak memberi izin karena merasa masih mampu untuk membiayai kehidupan Ivy, dia hanya meminta Ivy untuk istirahat menjaga sang calon bayi dan juga suaminya.
Kali ini Raka membawa Ivy ke kantornya untuk menemani dirinya karena tidak ingin berjauhan dengan istri kecilnya.
"Kamu duduk disini dulu ya sayang, nanti kalau kamu mengantuk tidur di kamar itu saja." Raka menunjuk sebuah pintu kamar yang dimaksud Raka.
"Kamu mengerti?" Ivy mengangguk dengan wajah tersenyum, tentu hal itu membuat Raka gemas dan mengelus rambut Ivy sayang.
"Aku bekerja dulu" Raka melangkah ke arah meja yang dibuat khusus untuknya dan duduk di kursi kebesarannya.
Ivy duduk di sofa yang tidak jauh dari Raka. Sejenak dia hanya memandangi Raka yang sudah mulai sibuk membuka laptop dan beberapa map yang sudah ada di atas meja.
Fokus Ivy terganti ketika ponsel di genggaman berdering. Dia tersenyum simpul kala membaca nama panggilan tersebut.
"Hallo ibu" sapa dengan nada yang penuh semangat.
"Apa kita bisa bertemu hari ini. Ibu merindukanmu" ucap ibu Nora dari seberang to the point.
"Tentu saja. Kita ketemu dimana ? Kebetulan Ivy juga tidak punya kegiatan"
"Nanti ibu kirim alamatnya ya"
"Aku mengerti ibu. Sampai nanti"
"Iya.. hati-hati dijalan putri ku"
Sesudah panggilan berakhir, Ivy menghampiri Raka masih dengan senyuman yang masih terpatri di wajahnya.
"Kak. Aku pergi ya"
"Kemana?" Tanya raka memandang wajah Ivy.
"Menemui ibu"
"Ibu?" Tanya raka dengan alis bertaut.
"Iya ibu. Katanya ibu merindukan aku. Aku juga belum kasih tahu kalau aku lagi hamil. Aku ingin lihat tanggapan ibu mengenai hal ini" Ivy mengelus perut yang masih rata dengan pelan.
"Tapi aku khawatir membiarkan mu berdua saja dengan ibu mertua"
"Kenapa? Kakak masih tidak percaya kalau ibu baik sama aku?" Raut wajah Ivy jadi sendu.
"Bukan begitu. Hanya saja kita perlu waspada. Kamu boleh keluar asal ada yang menemani kamu. Aku akan panggilkan seseorang atau pengawal untuk menemani kamu"
"Aku bisa sendiri kak. Hanya ketemu sama ibu doang tidak perlu sampai menyewa pengawal segala untuk menjaga aku"
"Tapi.." entah mengapa perasaan khwatir Raka kepada Ivy jika menyangkut keluarga dari istrinya itu dia tidak pernah tenang.
"Kalau gitu aku pamit dulu. Kakak semangat kerjanya ya.."
"Tunggu dulu. " Raka mengentikan langkah Ivy dengan menahan lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believing In Me
Fanfiction. pertemuan tak terduga yang berujung pernikahan. "kenapa semua orang selalu memaksa ku melakukan apa yang mereka mau. Apa aku tidak pantas melakukan apa yang aku inginkan? Aku tidak punya hal untuk dibanggakan kenapa aku juga tidak bisa menikmati h...