Karena hujan terus turun ditambah suara petir, dan mati lampu membuat bibi ina tidak tenang.
"Bagaimana kalau tuan raka benar sedang tidak berada disini? "guman bi ina gelisah
"Sebaiknya aku cek dulu" bi ina turun dari kasurnya, setelahnya dia mengambil senter menuju ke kamar Ivy.
"Ahhhhhhhhh" teriak bi ina saat melihat seseorang yang turun dari tangga dengan cahaya senter diwajahnya sehingga membuat bi ina terkejut dia berfikir itu hantu.
"Bi ina, ini aku" ucap Raka
" tuan raka mengejutkan bibi saja" bi ina mengelus dadanya
"Bibi mau kemana?" Tanya Raka
"Tadinya bibi ingin mengampiri non Ivy dikamar Soalnya saat non Ivy tidur dikamar bibi, ketika itu sedang hujan seperti ini, badan non Ivy sangat bergetar. Bibi yakin dia takut hujan" jelas bi ina
" kalau begitu saya kekamar ivy dulu bi" ucap raka kembali menaiki tangga.
"Bagaimana tuan raka bilang itu kamar non ivy seharusnya kan bilang ke kamar kami" guman bi ina bingung dan kembali lagi ke kamarnya.
Raka memasuki kamar ivy, dia mengarahkan senter hp yang dia pegang ke arah kasur dan melihat ivy menekukkan tubuhnya dan menutupkan seluruh tubuhnya dengan selimut.
Raka mendekati tubuh Ivy dan menarik selimutnya.Ivy terduduk melihat siluet tubuh orang yang berdiri itu dan memeluknya.
"Bibi kenapa baru datang sekarang sih. Harusnya bibi menginzinkan ku tidur di kamar bibi tadi" ucap Ivy namun raka yang dipeluknya belum bergeming.
Ivy mengendus tubuh itu, dia menyadari satu hal aromanya beda dengan bibi ina.
"Ini bukan bibi ya?" Tanya ivy dan mengendus tubuh itu lagi
"Ahhh ini aroma tuan raka" seakan tak yakin, Ivy meraba tubuh itu. Raka langsung menahan tangan ivy supaya berhenti menyentuhnya bisa bisa juniornya bisa terbangun dibuatnya.
" hentikan. Ini aku" ucap raka akhirnya.
"Maafkan aku tuan" ivy melepas pelukannya ditubuh raka
"Hmm" raka beranjak ingin pergi
" tuan mau kemana?" Tanya Ivy
"Aku mau ke dapur mengambil minum" ucap raka
"Apa aku bisa ikut sekalian ke kamar bi ina?" Tanya ivy
"Apa kau ingin membuat bi ina tau kalau hubungan kita tidak baik?" Ucap Raka
"Ah? Tidak" ucap ivy lesu
"Kau bisa ikut ke dapur, aku akan mengantarmu lagi kesini"
"Benarkah? Ayo" ivy bangkit berdiri.
"Hmm"
Raka berjalan di depan sedangkan Ivy berada di belakang dan memegang ujung baju kaos yang dikenakan oleh raka.
Sesampainya di dapur akhirnya lampu menyala dengan terang.
"Akhirnya lampu menyala juga" ucap Ivy sambil melepas pegangan nya pada ujung baju raka.
"Kau tidak takut lagi?" Tanya Raka dan di ivy menggelengkan kepala.
"Iya atau tidak?" Tanya raka lagi
"Kalau aku bilamg iya, nanti dia berfikir aku lemahkan? Sebaiknya aku jawab tidak saja walau pun aku masih takut" ivy membatin
"Tidak, aku tidak takut lagi tuan" ucap ivy
"Baguslah kalau begitu. Kau sudah bisa ke kamar sendiri kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Believing In Me
Fanfiction. pertemuan tak terduga yang berujung pernikahan. "kenapa semua orang selalu memaksa ku melakukan apa yang mereka mau. Apa aku tidak pantas melakukan apa yang aku inginkan? Aku tidak punya hal untuk dibanggakan kenapa aku juga tidak bisa menikmati h...