Bagian 27

119 17 3
                                    

Warning !!! 📢

Ivy sedang menonton drama Korea didalam kamarnya. Sejak Raka pergi lagi ke lokasi proyeknya dia tidak mengizinkan Ivy untuk keluar apalagi mengikutinya bekerja dia takut hal yang tidak dia inginkan terjadi pada Ivy. Untung saja semua fasilitas dikamar sudah dilengkapi banyak cemilan dan minuman ringan yang disediakan. Hal itu cukup malah sangat cukup karena serasa dikamar pribadi saja, dia bisa menonton drama Korea All of US are dead sampai tamat dilanjutkan dengan menonton film train to Busan. Dia kecanduan jombie jadinya ditengah kesendiriannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 wib namun Raka tidak kunjung pulang, membuat Ivy memutuskan menunggunya sambil kembali menonton  TV kembali. Saat tengah asik menonton, Raka sudah kembali dan mendekat kearah Ivy yang duduk di sofa. Dia sudah duduk di samping Ivy, namun mata istri kecilnya itu masih tertuju lekat menyaksikan drama yang ia tonton sejak tadi.

"Ah......." Teriak Ivy terkejut ketika Raka memilih membaringkan tubuhnya dan menaruh kepalanya di atas paha Ivy.  Sangking terkejutnya Ivy sampai mendorong Kepala Raka sampai dia hendak jatuh ke lantai.

"Ini aku" Raka kembali duduk dengan raut wajah kesal.

"Lagian siapa suruh mengejutkan ku begitu. Ini lagi nonton yang seram tau" protes Ivy tak mau kalah.

"Iya iya aku yang salah" Raka kembali berbaring di sofa dan menjadikan Paha Ivy sebagai bantalan.

"Apa semuanya baik-baik saja?" Tanya  Ivy mengusap lembut rambut Raka

"Hmm" Raka sudah menutup matanya, seakan tak cukup dia meraih tangan kanan Ivy dan meletakkan di atas kedua matanya sehingga sinar lampu tidak terlalu menganggu lagi baginya.

"Kakak yakin baik-baik saja?" Tanya Ivy khawatir melihat Raka yang bertingkah demikian.

"Semua berjalan dengan lancarkan? Tidak ada halangan kan?" Tanya lagi

"Semua baik-baik saja. Kita besok sudah bisa pulang" jawab Raka masih dengan mata terpejam

"Syukurlah kalau begitu" Ivy merasa lega dengan jawaban Raka.

Lama mereka dihinggapi keheningan malam, Raka yang terlelap dan Ivy yang sejak tadi memandangi bibir Raka. Ada rasa rindu kala bibir itu pernah menyentuh bibirnya dengan lembut.  Ivy menurunkan wajahnya mendekat dan...

Cup

Kecupan singkat berhasil dia berikan dibibir Raka. Tubuhnya menegang dan kedua tangan sudah menutup rapat mulutnya dia tidak percaya dengan apa yang baru dia lakukan. Jantungnya kini sudah berdetak dengan kencang.

"Bodoh... Apa yang sudah aku lakukan ?" Ivy membatin gundah dalam hatinya.

"Ivy katharine..". Panggil Raka pertama kali menggunakannya nama lengkapnya.

"ia.." cicit Ivy pelan

"Apa kau sudah makan?" Tanya Raka dengan suara serak

"Iya" jawabnya lagi singkat

"Aku.. belum makan" Raka membuka mata, dan duduk tempat dihadapan Ivy kini jarak mereka hanya berjarak beberapa centimeter saja. Tentu saja hal itu membuat jantung Ivy semakin  berdebar dia tidak tahu harus menyembunyikan diri dimana sekarang.

"Aku lapar" bisik Raka ditelinga Ivy

"Aku..aku... Akan menyajikan makanan.." jawab Ivy gugup, ia rasa sudah membangunkan sesuatu yang seharusnya belum bangun.

Tangan Raka berhasil menahan Ivy yang hendak pergi.

"Sekarang Aku tak butuh makanan, aku.."

"..membutuhkan kamu" lanjutnya, belum selesai Ivy menjawab, Raka sudah lebih dahulu melumat   bibir atas dan bawah Ivy  bergantian dengan lembut tapi menuntut lebih.

"Aku.. kehabisan nafas ha..ha.." Ivy mendorong dada bidang Raka dengan kedua tangannya dengan nafas yang memburu.

Ivy memandang kedua mata Raka yang sudah memandangnya lekat seakan meminta izin apakah dia bisa bertindak lebih jauh. Ivy tidak tahu harus bertindak bagaimana lagi dia lebih memilih untuk menutup rapat kedua bola matanya.

Raka tersenyum kecil memandang Ivy seakan memberi lampu hijau untuk melancarkan aksinya kembali. Dia kembali mencium bibir yang sudah menjadi candunya, walaupun awalnya hanya dia yang bertindak kini Ivy sudah mengikuti pergerakan Raka walaupun masih terlalu kaku.

Kini ciumannya berpindah ke leher jenjang Ivy sampai meninggalkan kissmark disana.

"Akh..." Suara desahan tertahan pelan berhasil keluar dari mulut Ivy. Sejak tadi dia sudah mencoba agar suara aneh itu tidak keluar.  Suara seksi dan menggoda dari mulut Ivy yang terdengar di telinga Raka seakan membiusnya. Kini tangannya tidak tinggal diam, tanganya sudah mulai merayap masuk kedalam gaun tidur yang Ivy gunakan menginci setiap lekuk tubuhnya. Kini tangannya sudah nakal menyentuh dua gundukan yang sangat pas ditangannya, merem*s perlahan dengan gerakan yang lambat.

Suara aneh itu keluar lagi dari mulut Ivy, dia sudah berulang kali menahan tapi dia tidak bisa.

"Tidak usah ditahan" bisik Raka

Sofa panjang tempat mereka sekarang seakan tak cukup untuk menjadi tempat bermain bagi Raka. Dia menggangkat tubuh Ivy, hal itu membuat itu langsung memeluk leher Raka takut terjatuh. Bibir keduanya masih bertaut sampai menuju ranjang king size yang mereka tempati.

Dengan hati-hati Raka meletakkan tubuh Ivy diatas Ranjang. Setelah melepas pangutan nya Raka mulai melepas kancing kemeja yang ia gunakan satu persatu dengan mata yang lekat memandang wajah Ivy yang tampak malu-malu.

.
.
S
K
I
P
.
.
.

Cukup sekian part yang ini soalnya enggak tau lagi mau lanjutkannya wkwkw maklum belum berpengalaman hehe...🤭

Bye...👋🤍

Believing In Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang