Ivy tersenyum bahagia menata makanan kedalam kotak bekal makan siang Raka. Hari ini dia berniat mengantar makan siang Raka ke kantor dan sangat ingin bertemu dengannya.
"Ahh... Kenapa aku sangat merindukannya hehe" Ivy terkekeh sendiri.
"Selesai waktunya berangkat"
Ivy berangkat dengan menggunakan bus umum menuju kantor Raka. Tidak memakan waktu lama akhirnya dia tiba.
"Selamat siang Bu" Ivy menyapa seorang wanita yang berada di lobi lantai satu dengan sopan, yang Ivy yakini dia merupakan salah satu resepsionis di perusahaan Raka.
"Selamat siang nyonya" ucap wanita tersebut berdiri memberi salam.
"Apakah kakak Raka sibuk sekarang?" Tanya Ivy
"Sepertinya tidak Bu. Karena tadi beliau sudah selesai Rapat"
"Ah.. begitu ya.."
"Apa aku boleh menemuinya sekarang?" Tanya Ivy takut-takut. Membuat resepsionis itu tersenyum lembut.
"Tentu saja nyonya... Mau saya antar keatas?" Tanya wanita itu lagi
"Tidak perlu saya sendiri saja. Lalu.. jangan memanggilku dengan nyonya aku masih muda Bu" Ivy tersenyum memandang wanita itu.
"Baik nona..?" Resepsionis itu menaikan sebelah alisnya ingin memastikan apakah boleh memanggil Ivy dengan sebutan nona.
"Itu lebih baik tapi kalau ingin panggil nama saja. Saya Ivy" Ivy menjulurkan tangannya ingin berkenalan.
"Saya intan nona" sambil membalas uluran tangan Ivy.
"Bagaimana kalau kamu panggil pakai nama saja. terasa janggal ketika dengan embel-embel nona." intan terkekeh dibuatnya.
"baiklah Ivy"
"Hmm... Sampai jumpa intan" Ivy melambaikan tangan lalu masuk kedalam elevator.
Ivy berjalan dengan gembiranya ketika sudah keluar dari lift menuju ruangan Raka.
Pintu Raka tidak tertutup Rapat, Ivy menoleh sebentar ingin memastikan apakah Raka ada atau tidak. Namun dia terkejut melihat pemandangan di hadapannya. Seorang wanita mengenakan blouse bahan sifon motif bunga dengan rok span selutut sedang berjongkok dihadapan Raka seakan sedang memohon.
"Saya mohon pak." Ucap wanita itu
"Ngapain kamu seperti itu?" Tanya Raka menunjuk wanita itu. .
"Tidak saya harus begini. Saya mohon maafkan saya dulu jangan pecat saya"
"Saya tidak akan memecat kamu" Tanya Raka menggeleng.
"Saya sedang hamil pak" ucap wanita itu
"Jadi?" Tanya Raka menyelidiki
"Saya ingin meminta pertanggungjawaban pak" ucap wanita itu mulai menangis.
"Bagus pilihan yang tepat kalau begitu" jawab Raka.
Ivy sangat terkejut dan memantung di tempatnya tetapi dia masih ingin mendengar percakapan mereka dari pintu ruangan Raka agar semua jelas namun Ponselnya bergetar dan tertera nama Ika dilayar.
"Halo" jawab Ivy pelan dia masih ingin mendengar penuturan wanita yang berjongkok di hadapan Raka.
"Kami menemukannya. Dia sedang berada di rumah sakit. Katanya mereka akan pindah. Cepatlah kesana sebelum dia pergi" ucap Ika to the point.
Namun jawab Ika lebih penting menurut nya untuk sekarang. Dia berbalik masuk kedalam lift dan turun.
Sampai di lobi dia menghampiri Intan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believing In Me
Fanfiction. pertemuan tak terduga yang berujung pernikahan. "kenapa semua orang selalu memaksa ku melakukan apa yang mereka mau. Apa aku tidak pantas melakukan apa yang aku inginkan? Aku tidak punya hal untuk dibanggakan kenapa aku juga tidak bisa menikmati h...