Bagian 34

90 17 6
                                    

Pemandangan pertama ketik Ivy keluar dari mobil ibunya adalah Raka yang sudah mondar-mandir menunggu di teras rumah.

"Hati-hati dijalan Bu" ibu Nora mengangguk dan melambaikan tangan baru lah Ivy menghampiri Raka.

"Kakak ngapain?" Tanya Ivy.

"Kamu baik-baik saja?" Raka langsung menarik Ivy kepelukannya.

"Aku baik-baik saja." Jawab Ivy dalam pelukan Raka.

Raka melepas pelukan mereka. Memeriksa tiap inci tubuh Ivy dari wajah, tubuh bagian depan dan memutar tubuh Ivy melihat punggung wanita itu mencari tau apakan ada luka atau lecet di sana.

"Aku baik-baik saja kak"

"Yakin?"

"Iya"

"Tapi aku khawatir"

"Kita masuk aja ya.. aku kedinginan" Ivy mengelus lengannya yang tanpa jaket.

"Benarkah?" Ivy mengangguk saja. Dengan cepat Raka melepas tiap kancing piyama yang dia gunakan.

"Apa yang sedang kakak lakukan?" Ivy terkejut karena Raka membuka piyamanya sehingga menampilkan tubuh Raka yang setengah telanjang.

"Kamu bilang kedinginan, kan?" Raka mengenakan piyama kepada Ivy.

"Astaga... tidak seperti ini juga."

"Sudah kita masuk sekarang"

.
.
.

Beberapa hari kemudian.

Pagi menyambut dengan hangat, Ivy sedikit telat untuk bangun pagi ini tidak seperti biasanya.

"Aku berangkat sekarang" pamit Raka sudah memakai setelah khas untuk ke kantor.

"Em" Ivy hanya berdehem saja menanggapi Raka.

"Kamu baik-baik saja?" Raka duduk dipinggir kasur dan menyentuh dahi Ivy.

"Tidak panas kok" ucap Raka

"Aku baik-baik saja kakak"

"Baik gimana. Muka kamu pucat gini"

"Cuman sakit kepala dan hidung aku kayak tersumbat gitu. Nanti pasti minum obat kok jadi kakak tenang saja oke"

"Baiklah. Maaf hari ini aku ada rapat jadi tidak bisa tidak ke kantor"

"Tidak apa kok"

"Nanti kalau terlalu sakit langsung hubungi aku"

"Em"

"Aku pamit" setelah mengecup dahi Ivy, Raka akhirnya pergi ke kantor.

"Perut aku kembung banget, apa aku mau menstruasi? Tapi kok cepat banget sih" Ivy menepuk pelan perutnya yang terasa kembung.

Suara ketukan pintu, membuat Ivy yang sangat malas hari ini, turun dari kasur.

"Ini sarapan Anda, nona" ucap seorang ART membawa nampan berisi beberapa makanan.

"Kok dibawa kesini Bi, kan aku bisa turun aja tadi."

"Tuan Raka minta di bawa keatas karena nona kurang enak badan"

"Maaf ya Bi, jadi ngerepotin" Ivy menerima nampan

"Tidak apa-apa kok, non. Kalau begitu saya pamit undur diri"

"Makasih ya Bi" ucap Ivy sekali lagi sebelum menutup pintu.

Saat ini Ivy sedang menyantap sarapan yang di berikan. Dia hanya memakan nasi dengan ayam goreng. Saat hendak mencoba ikan gurame yang di gulai, dia berlari ke kamar mandi karena merasa aromanya sangat bau. Penciuman sangat sensitif saat ini.

Believing In Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang