9. IBC

23.7K 2.3K 43
                                    

Happy reading

Ruangan itu terlihat rapi dan elegan, di meja yang tak seberapa luas tapi cukup menampung seperangkat komputer dan lampu belajar,juga pot tanaman kecil yang sejenis dengan kaktus sebagai penghias. Foto keluarga kecil yang terlihat bahagia.

Tak jauh dari itu di sisi belakang meja kerja tersebut terdapat rak buku dengan bermacam buku mulai dari bisnis, kesehatan, ensiklopedia, dan sebagainya berjejer rapi. Di dalam di pojok kiri dekat pintu terdapat sofa panjang untuk beristirahat ketika lelah dengan pekerjaan bila malas kembali ke kamar. Ruangan itu masih sama dan terlihat bersih dan rapi.

Radit mendesah berat merasa beban dipundaknya sangat melelahkan, hilangnya baby Will dan meninggalnya istrinya membuat ia semakin merasakan bebannya begitu berat.  Ia menyandarkan badannya ke kursi smebari memijat pelipisnya pelan, otot dikepalanya terasa kencang.

Ketukan pintu dari luar membuat badannya tegak lagi. Malam yang melelahkan. Ia mempersilahkan orang itu masuk.

Masuklah Leo beserta Papanya, Radit mengernyit heran tak biasanya Papa dan Leo datang bersaan begitu.
"Ada yang ingin Papa bicarain denganmu. Ini mengenai baby Rion." ucap Papa yang sudah duduk disofa.

Leo mengangguk membenarkan apa yang diucapkan Papa. Bagai angin segar mendengar nama Rion membuatnya bahagia. Ia juga tak sabar ingin bertemu dengan putranya itu.

"Lalu bagaimana dengan orang yang membuatmu kecelakaan?" tanya Papa membuat seringaian keji terbit diwajah tampan itu.

"Binasa!" jawabnya dengan dingin, mengingatnya membuat belas kasihnya tak tersisa. Pasalnya hampir membuat Radit mati dan gagal menemukan baby Rion. Tapi syukurlah Tuhan masih menyayanginya kala itu, masih membiarkan ia bernafas di dunia yang penuh muslihat ini.

"Kecelakaan tersebut berhubungan dengan kami yang menemukan baby Rion yang dalam keadaan baik-baik saja." ujar Leo membuat Radit menatap dingin sahabatnya itu karena berani menyembunyikan kebenaran ini. Akhirnya ia mendesah kasar lalu mendengarkan kembali penjelasan Leo dan Papa.

"Kamu ingat? Gadis yang menyelamatkanmu dari kecelakaan tersebut?" tanya Papa dibalas anggukan oleh Radit.

"Dialah yang merawat cucu Papa dengan baik, dia yang menemukan dan menjaganya degan kasih sayang. Papa juga baru tahu kala itu ketika Leo bercerita secara tak sengaja bertemu dengan Gisel ketika di hotel. Papa dan Leo sengaja menyembunyikan semua ini sementara waktu dari kamu karena keadaan kamu. Dan, yah Papa tahu kamu sedikit ceroboh ketika sedang banyak masalah menjadi salah satu alasannya." ujarnya dengan terkekeh kecil melihat wajah Radit yang bersinar bahagia.  "Jaga baby Rion, itu tugasmu dan jangan sampai kamu berbuat ceroboh, lindungi gadis itu juga karena pasti kemungkinan dia akan menjadi incaran musuh." nasihatnya yang mendapat anggukan.

Leo pun menyerahkan beberapa foto dan video salinan yang dapat dari ponsel Gisel yang pingsan kala itu.
Radit melihatnya tanpa sadar air mata mengalir dari wajahnya bersyukur dan terharu, putranya selamat dan dirawat oleh perempuan baik berhati malaikat tersebut.

Ia langsung memeluk Papa dan Leo yang sudah dianggapnya sebagai adik itu dengan erat sembari mengucapkan terima kasih.

"Papa berharap kamu akan selalu bahagia. Bahagialah dengan pilihanmu saat ini, maafkan Papa dan Mama yang dulu pernah memaksa kehendakmu." ucapnya. Radit menggeleng, "Papa ga salah, justru karena itu aku bersyukur bisa memiliki Rion sebegai kebahagiaanku." balasnya.

Leo terharu dan membuang muka takut air matanya menetes dan mendapat ejekan dari sang bos.

....

Sepulang dari kerja magangnya, Gisel disambut dengan tawa Baby Will yang tengah bercanda dengan Mamanya, membuat Gisel bahagia. Kehadiaran Baby Will dalam hidupnya membuat hidupnya berwarna apalagi Baby Will termasuk dalam kategori Baby yang cerdas dan pintar,  tumbuh dengan cepat. Sekarang Baby sudah bisa merangkak dan merambat pada tembok dan meja, sudah bisa mengucapkan beberapa kata.

"WillWil Mommy pulang!"teriakku sambil merentangkan tangan yang disambut dengan tawa bayi tersebut dan merangkak mendekat ke arahnya.

Saat hendak menggendong putranya itu, Gisel mendapat getokan dikepalanya dari sang Mama. "Masih kotor, cepat sana bersih-bersih dulu baru main sama cucu Mama." ujaranya membuat Gisel mencebik kesal. Pada akhirnya Gisel memutuskan untuk membersihkan diri.

" Iya iya Ma, ih rempong banget deh!" kesalnya.

"Bentar ya, Mommy mandi dulu. Habis itu main deh sama WilWil." ucapnya mengunyel-unyel pipi William saking gemasnya yang mendapat tepisan kasar dari Mamanya.

Gisel menuju kamarnya dengan menghentakkan kaki saking sebalnya. Mama geleng-geleng melihat kelakuan putrinya tersebut.

"Dasar kekanakan. Mau jadi ibu kok tingkahnya kek gitu ngalahin kamu ya  Will. Jangan ditiru Mommy kamu itu!" ucap Mama sambil menciumi pipi gembul William.

"Omy Omy,," ucap Will tidak jelas.

"Iya Mommy kamu itu. Nyebelin."

...

Gisel turun dengan baju rumahannya dan bermain dengan Baby, keluargnya telah berkumpul untuk makan malam.

Di meja sudah tersaji berbagai makanan, Gisel pun memberikan roti khusus bayi di kursi bayinya. Makan malam tersebut terlihat ramai dan ceria dengan gelak tawa kecil.

"Ule Ule (Uncle, uncle)" ucap William sembari merentangkan tangannya yang belepotan setelah memakan rotinya tersebut ke arah Kevin.

"Apa mau ikut sama Uncle?" tanyanya menggodq yang mendapat anggukan serta raut senang pada Will.

Kevin pun mengangkat keponakannya itu dan menggendongnya setelah tangannya dibersihkan oleh Gisel. Dia mengangkat Will tinggi-tinggi membuat batita itu tertawa senang.

"Kamu sudah menemukan orang tuanya Sel?" tanya Papa, Gisel menggeleng karena sampai saat ini belum menemukannya selama beberapa bulan kemarin.

Bahkan ia juga sudah melapor ke polisi tapi belum ada yang memanggilnya, dan ia juga sempat mengajukan surat adobsi sementara karena keluarga bayi belum mencarinya. Daripada, ia ditaruh di panti asuhan kan tidak mungkin!
Apalagi ibunya beramanah untuk menjaga dan menyayangi Bab Will lagu pula Gisel sudah jatuh cinta dengan bayi itu.

"Tapi Gisel juga ga mau pisah sama Will, Gisel udah terlanjur sayang sama Will takut Will diambil sama keluarganya." ucap Gisel sedih.

"Sudahlah, jangan bersedih bagaimanapun Will juga punya dua keluarga nanyinya, keluarga kandungnya dan keluarga kita. Jadi Will tetap menjadi bagian dari keluarga kita." ucap Mama menenangkan walaupun disudut hatinya juga merasa takut.

Gisel mengangguk dan tersenyum. Ia mebgalihkan pandangnya ke Will dan Kevin yang tengah bermain jangan lupakan saat ini Will tengah menjambak rambut kakaknya yang sedikit gondrong membuatnya mengaduh, lihatlah air liur menetes ke wajah Kevin juga rambutnya. Hal itu karena Will geregetan dan gemes dengan Omnya sendiri hingga menggigit wajahnya dan menjambak rambutnya. Gisel, Mama dan Papa tertawa melihat Kevin yang tengah tersiksa dengan air liur Will, ia pun mengusap wajahnya dengan kasar dan mengernyit geli dengan cairan basah itu. Tentu saja tak lupa Gisel merekamnya agar dia bisa tertawa dan mengejek abang kesayangannya itu.

.

.

See you next part
#29 Maret 2021

I BECOME MOM [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang