3. Penculik?

25K 2.7K 9
                                    

Kini Gisel sudah check in hotel, ia memesan kamar dengan fasilitas yang cukup lengkap selama  dua hari.

Saat dijalan ia tak sengaja menbarak seorang laki-laki dengan jas hitam. Seperti buru-buru.

"Eh maaf mas, saya tidak sengaja." ucap Gisel sembari memungut tas bayinya.

"Eh iya gapapa, maaf juga." ucap pria itu lalu menatap Gisel dan baby Will.

"Baby Rion" lirih pria itu.

"Eh maaf mas ada apa?"tanya Gisel memastikan.

Lalu tiba- tiba pria itu merebut baby Will dari gendongan Gisel yang membut baby Will menangis karena  kaget dan terbangun dari tidurnya. Hal itu membuat Gisel naik darah, sudah tak bisa sabar menahan emosi.

Gisel merebut baby Will. " Mas apa apain sih jadi orang main rebut anak orang aja. Kalo mas gemes sama bayi saya yang lucu dan tampan ini, ga perlu lah pake rebut-rebut gitu aja. jadi nangis kan. " cerocos Gisel yang marah mengeluarkan uneg-unegnya.

Gisel memang harus waspada dengan orang yang tak dikenal, apalagi yang menyangkut baby Will. Semua ini karena kejadian kecelakaan itu yang membuat Gisel berhati-hati terhadap orang asing apalagi yang sok mengenal baby Will.

"Mas penculik ya?!" selidik Gisel dengan mata memicing tajam. Telunjuknya menunjuk tepat di wajah Leo.

Pria itu mendengus. "Mana ada. Baby itu baby Rion anak majikan saya. Kok bisa ada di kamu?" tanya Pria itu dengan penasaran.

Pasalnya wajah baby Rion mirip dengan baby Will. Orang bayi itu memang satu orang tapi mereka sama-sama tidak tahu kalau baby yang mereka debatkan adalah satu orang.

"Mas buta kali, mungkin mirip, orang ini namanya baby Will bukan baby Rion Orio itu. Jangan jangan mas mau culik bayi saya ya?" tunjuk Gisel di depan wajah pria itu.

Pria itu adalah Leo Alamsyah. Seorang tangan kanan dari orang terkaya di dunia. Dan baru kali ini ada orang yang berani menuduhnya penculik dan menunjuk jarinya tepat di wajahnya. Wah, ini cewek memang minta di sleding.

"Heh, cewek bar bar, tampang saya ini bukan tampang penculik. Saya tampan dan baik hati. Lagipula baby itu memang baby Rion anak majikan saya, berikan pada saya." ucap pria itu sembari meraih baby Will.

"Tolong! Tolong! Ada yang mau nyulik bayi saya. Tolong dia mau rebut anak saya dia orang jahat." teriak Gisel sehingga menjadi pusat perhatian. Beberapa orang datang langsung menahan Leo.

"Lepas apa apaan kalian ini, mau saya pecat?" ucap Leo kepada security yang menahannya.

Orang yang mengenal Leo datang menghampiri melerai keributan ini. Ia pun meminta maaf atas apa yang diributkan Leo.

"Jangan gegabah, kita belum selidiki." bisik orang itu yang merupakan direktur hotel ini dan juga sahabat Leo yang bernama Dion.

"Apa?!" ucap Gisel garang. "Dasar orang gila." maki Gisel.

PLAK

Suara tamparan itu menggema di lobi hotel membuat Leo kaget dan tak menyangka sedangkan Dion dan yang lainnya tercengang.

"Lo berani ma gue?!" ucap Leo dengan penekanan.  Mereka yang memang mengenal Leo tahu bahwa gadis itu dalam bahaya karena sekali Leo mengucapkan kata 'Lo' dalam artian tidak formal maka ia sedang marah besar.

"Apa? Hah?! Gue gak takut mau lo anak presiden, yang punya hotel kek, orang terkaya sedunia, yang punya dunia ini kek, gue ga perduli. Selama lo berani nyentuh baby Will gue bahkan nyakitin buat dia nangis lo berurusan sama gue! Ga tau aja marahnya emak emak kek gimana. Huh." ucap Gisel emosi kemudian langsung melengos pergi tanpa memerdulikan mereka yang mengerubungi  Gisel dan Leo.

Hahahahaha

Tawa Dion pecah, melihat ada yang berani menampar Leo selain sang bos si Radit. Padahal selama ini tidak ada yang berani buat masalah sama si tangan kanan si boss ini. Haha. Apalagi ini marahnya seorang mama muda.

Leo mendengus sedangkan Dion masih tertawa ngakak, sedangkan anak buah yang lainnya menahan tawa karena tidak mau menjadi pelampiasan sang tangan kanan boss. Hingga bibir mereka berkedut dan segera memalingkan wajah.

I BECOME MOM [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang