Happy reading
Seorang gadis sedang menyesap red wine di gelasnya. Jari-jari lentik itu memutar-mutar gelas dengan nikmat sesekali menyesap minuman itu dan tersenyum dingin. Dia menatap foto bertanda merah yang menggantung di dinding. Sekali lagi ia tersenyum puas memikirkan rencananya yang hampir berhasil.
Ia tersenyum bangga bahwa sampai sekarang Radit belum menemukan insiden tabrak lari itu karena ia menyewa Black hacker * dengan mahal. Bahkan hacker yang di sewa Radit tak bisa mengalahkannya.
"Ah, sebentar lagi kamu bakal jadi milikku Radit! Aku akan menyingkirkan wanita sialan itu dari hidupmu. Karena kamu hanya milikku!" ucapnya dengan penuh percaya diri yang mengandung obsesifitas.
Gadis itu berjalan dengan anggun, sepatu hak tingginya menggema ketika melangkah. Ia duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya dengan sombong. Melihat bawahannya yang menghadap memberi laporan atas pantauannya terhadap keluarga Radit.
"Nona, saya ingin memberi kabar terbaru mengenai keluarga Tuan Radit. Untuk saat ini Tuan Radit dan Gisel telah berbaikan. Dan kabar terburuknya adalah bahwa Gisel kini tengah mengandung anak dari Tuan Radit." pria itu menunduk dengan hati yang berdebar, takut sang Nona akan marah.
Benar saja, PRANG! Sebuah gelas terlempar menjadi berkeping-keping. Dia menatap bawahan dengan mata menyalang.
"APA-APAAN ITU! Sialan wanita itu!" murkanya membuat sang bawahan semakin menunduk.
Segera gadis itu mengendalikan emosinya dan menyeringai. "Kalau begitu bunuh wanita itu atau gugurkan janinnya! Dengan cara apapun, aku tak mau tahu!"
.....
"Mommy. Itu adik Ion, itu benelan adik Ion?" tanyanya dengan antusias sembari menatap monitor yang menampilkan hasil USG. Rion yang digendong Radit mengusap perut Gisel yang membuncit.
"Itu kaya Mamanya Yessy. Di pelut Mamanya Yessy ada dedek bayinya. Daddy kapan adik Ion lahir?" tanya Rion dengan lugu.
Radit mencium gemas putranya, dan menatap Gisel dengan penuh rasa. "Dedek bayi lahir nanti kalau sudah sembilan bulan masih kurang delapan bulan lagi. Sabar ya ketemu dedeknya nanti kalo perut Mommy udah besar." jawab Radit seembari menggenggam tangan Gisel dengan satu tangannya.
"Satu, dua, tiga, empat, ..., ..., delapan. Yah, masih lama dong!" ucap Rion lemas sembari menghitung dengan jarinya. Membuat Gisel, Radit dan Dokter yang bertugas tertawa gemas dengan keantusiasan Rion.
"Sabar dong. Dedeknya lagi tumbuh di perut Mommy nanti kalau sudah waktunya Ion bisa main bersama sama dedek." Rion mengangguk dan menyuruh Radit mendekatkan dia dengan Gisel yang tengah berbaring dan memberikan kecupan di pipi Gisel.
Setelahnya mereka pulang dengan bahagia, cuaca terlihat cerah. Senyum tak pudar dari wajah keluarga kecil itu yang tengah berjalan pulang. Mobil itu penuh dengan suasana hangat saat Gisel bernyanyi bersama Rion menyanyikan lagu anak-anak.
Di rumah Gisel di sambut dengan keluarga besar dan para sahabat dengan syukuran meriah yang hanya diadakan oleh keluarga dan sahabat saja. Gisel merasa terharu dengan kebahagiaan yang diterimanya.
"Ya Tuhan. Terima kasih telah memberiku kebahagiaan dan memiliki mereka di dekatku. Sungguh aku sangat bahagia, jangan biarkan ini berlalu. Aku sangat menyayngi mereka" batinnya.
"Ciee yang udah jadi Ibu! Selamat ya semoga selalu bahagia dan diberikan kesehatan dedek bayinya." ucap Mega sembari memeluk Gisel dengan penuh haru.
"Makasih banyak, Onty." balas Gisel dengan nada anak kecil.
"Yuk, sekarang duduk berdoa dan makan makan. Kamu jangan capek-capek Sel, ga boleh kecapekan. Okey?" ucap Mama menuntun Gisel duduk. Radit pun mengikuti di belakangnya.
"Makasih Ma."
"Dengan senang hati sayang."
"Mami. Sini biar Rion duduk sama Gisel." ucapnya.
" Ga boleh. Biar Rion sama Mami, kamu dengerkan apa yang dikatakan mertua kamu. Kalau kamu ga boleh kecapaian. Rion juga kangen sama Omanya kok. Habis ini kamu istirahat sama Radit biar Rion sama Omanya." tolaknya. Rion sedang memainkan mobil-mobilannya di pangkuan Omanya.
Gisel pun menyerah, dan memutuskan makan-makan syukuran atas kehamilannya. Setelahnya ia pun pergi ke atas dengan Radit.
"Sudah sekarang kamu tidur siang. Biar Mas temenin." Gisel menatap suaminya dengan merengut kesal. Radit pun mengusap rambut Gisel.
"Aku bukan anak kecil yang harus tidur siang loh!" sungutnya.
Radit tertawa kecil, "Siapa bilang hanya anak kecil yang harus tidur siang. Sekarang kamu tidur Mas temenin. Ingat kata Dokter ga boleh kelelahan, ga boleh banyak pikiran apalagi stres, harus makan makanan yang sehat dan tidur yang cukup dan teratur ga boleh begadang. Harus minum vitamin dan susu hamil tepat waktu."
"Ya ya ya. Kamu selalu menang."
"Demi kamu dan anak kita sayang."
Blush
Pipi Gisel merona mendapat gombalan dari Radit. Gisel berbaring di samping Radit. Terdengar ponsel Gisel berbunyi. Segera Gisel mengecek ponselnya.
[Nona Bos. Kapan kita bertemu, anak anak pada kangen nih. Btw, selamat ya yang udah jadi ibu. Semoga bahagia selalu.]
[Thanks Diego. Tunggu waktunya nanti izin dulu sama suami.]
Radit langsung merebut ponselnya dan membacanya. Ia menatap Gisel tajam. "Jangan main ponsel sekrang tidur. Ponselnya Mas taruh di nakas." perintahnya.
Gisel tersenyum lebar dan mengarahkan tangannya. "Peluuuk." ucapnya manja. Radit pun langsung memeluk Gisel dan memebawanya tidur.
"Mas, bolehkan aku ketemu sama mereka?" tanyanya dibalik pelukan dan tak lama ia menguap karena memang benar hamil membuat Gisel mudah mengantuk.
"Hmmm. Nanti sama Mas, biar Mas temani. Kamu ga boleh pergi sendirian lagi." ucapnya dengan over protective. Gisel hanya mengangguk dan tak lama kemudian terlelap.
....
Holaa guys akhirnya Lai update juga. Terima kasih atas dukungan dan tetap menunggu IBC ini. Terima kasih udah doain Lai untuk UAS kemarin.
Jangan lupa vote dan komentnya yaaa..
Ily900jutadollar💖
-Lai
KAMU SEDANG MEMBACA
I BECOME MOM [ On Going]
ChickLitGisella Gabriola. Menjadi ibu merupakan hal yang diingin setiap wanita. Tak terkecuali oleh Gabril. Iapun suatu saat ingin menjadi seorang ibu. Namun yang membuatnya gila ia menemukan bayi mungil di pinggir jalan yang sepi saat malam selesai dari l...