Sebelumnya Lai mau ngucapin makasih banyak kepada temen-temen semua yang udah setia mau nunggu dan tetep dukung cerita ini. Sungguh Lai berterima kasih banget hehe.
Thanks and luv banyak banyak buat readers 💞❣️❣️
Happy reading
Hari ini Gisel dan Radit berada di Bali dan sedang istitahat di hotel bintang lima di sana. Mereka baru sampai sekitar dua jam yang lalu dan tiduran sembari mengobrol untuk saling mengenal lebih dalam. Bagaimanapun mereka menikah dengan hanya bermodalkan berkenalan secara singkat dan mengenal sebagai atasan dan bawahan.
Selama seminggu rencananya mereka akan di Bali untuk berbulan madu, namun mereka memangkas waktu menjadi tiga hari karena tidak mau lama-lama meninggalkan Rion, Rion Stevano.
"Sini duduk dekat sama Mas, kita ngobrol-ngobrol biar makin deket. " ajak Radit dengan menepuk tempat sebelahnya.
Dengan malu-malu Gisel pun mendekat dan duduk di samping Radit, tak ayal jantung keduanya berdetak semakin menggila. Radit pun langsung menarik Gisel ke dalam rengkuhannya membiarkan Gisel bersandar dibahunya.
"Mas mau cerita apa? " tanya Gisel.
"Kamu dulu aja deh, kamu mau tahu apa tentang Mas, biar Mas cerita. " jawabnya.
"Mas dulu. " tukasnya.
"Kamu dulu. " balas Radit.
"Ya udah tapi Mas yang nanya nanti aku jawab. " jawab Gisel mengalah dan menatap Radit yang menatapnya dengan dalam. Radit tersenyum.
"Sebenarnya ada yang sedikit mengganggu. Mas, ingat saat kamu melamun di resepsi pernikahan kita. Kamu mikirin apa saat itu? " tanya Radit karena bagaimana pun mereka harus terbuka.
Gisel mendesah pelan ragu ingin mengatakan atau tidak. Tapi ia ingat pesan Maminya ketika membangun sebuah hubungan kita harus terbuka kepada pasangannya.
"Kamu ingat, Mas. Aku merasa kesal di hari pertama pernikahan sudah harus mendapati orang yang menyebalkan. Waktu itu Laras bisikin aku kalau dia tidak suka dengan pernikahan kita, makanya aku bingung. Padahal awalnya dia mendukung. Apa ini karena ia tidak rela posisi Bundanya Rion tergantikan olehku ya? Apalagi Mbak Sarah kan kakaknya Mbak Laras. " ujar Gisel dengan berpikiran positif.
"Mungkin karena itu juga. Tapi kamu juga harus berhati-hati ya dengannya. Aku tidak mau terjadi apa-apa, buat berjaga-jaga. Karena Mas tahu Laras adalah orang yang berkarakter nekat. " balasnya.
"Kenapa? " tanya Gisel penasaran.
Menghela napas berat, Radit akhirnya menceritakan. "Aku menceritakan ini agar di masa depan kamu tidak salah paham. Dulu sebenarnya setelah meninggalnya Sarah dan hilangnya Rion. Laras membantu mencari dan mendukung, menyemangati Mas. Mas tidak menyangka kalau ternyata Laras menaruh perasaan terhadap Mas lebih dari seorang kakak ipar. Mas menolak karena memang Mas hanya menganggapnya sebagai adik Mas. Apalagi dia adik ipar Mas. Karena itu aku tak mau kalau kenapa-napa. Kalau bertemu dengannya atau hal yang menyangkut dia, bilang sama Mas ya. "jelasnya.
Gisel tersenyum lalu mengusap rahang tegas itu. "Tidak masalah, terima kasih sudah menjelaskannya. Terima kasih sudah terbuka. " ucap Gisel.
"Sekarang gantian Gisel yang tanya sama Mas. Kenapa Mas memilih menikah sama Gisel, itu bukan karena buat balas budi karena Gisel pernah nyelametin Mas kan?" tanya Gisel penasaran.
Radit mengerat dekapannya, lalu menjawab. "Tidak. Mas menikahi kamu bukan karena balas budi. Itu semua karena murni perasaan Mas, yang setiap dekat kamu jantung Mas berdebar dan kamu menjadi pelangi dimata Mas, membuat hati Mas berwarna setelah sekian lama. "
KAMU SEDANG MEMBACA
I BECOME MOM [ On Going]
Literatura FemininaGisella Gabriola. Menjadi ibu merupakan hal yang diingin setiap wanita. Tak terkecuali oleh Gabril. Iapun suatu saat ingin menjadi seorang ibu. Namun yang membuatnya gila ia menemukan bayi mungil di pinggir jalan yang sepi saat malam selesai dari l...