11. IBC

23.5K 2.1K 13
                                    

Sorry ya updatenya ga sesuai yang aku bilang dihari Senin kemarin, karena Lai sedang UTS jadi agak sibuk UTS dulu wkwk.

Intinya Lai ucapin tetap semangat dan jaga kesehatan yaa,,

Lave buat kalian💕

Happy readingh

.
.

Hembusan napas gusar itu membuat sang empu gelisah. Kepulan asap dari mulut dan hidung mancungnya membuatnya lega orang yang tengah memgisap cerutu itu. Di tempat yang sepi ia menghayati kerinduan pada anaknya. Sebisa mungkin ia akan membawa anaknya kembali, tapi ia juga tak bisa ceroboh ini semua demi anak dan penyelamat hidupnya.

"Bos. Apa yang bisa saya bantu. Tidak biasanya Anda merokok kalau tidak sedang memikirkan sesuatu." ujar Leo berucap sopan pada sang bos.

Radit menatap Leo yang memang mengerti dirinya tanpa berucap banyak. Ia berpikir sebentar, apakah ia akan mengucapkannya atau tidak.

"Antar aku ke rumah Gisel, aku ingin bertemu dengan anakku." ujarnya, Leo pun mengangguk dan dengan sigap menyiapkan mobil untuk bos sekaligus sahabatnya.

Mobil ferrari hitam itu berhenti tak jauh dari rumah Gisel, rumah itu terlihat sedikit sepi seperti tak biasanya yang ramai. Namun, ia tahu bahwa di dalam terdapat penghuni setelah melihat bayangan dari jendela kamar lantai atas yang tak lain adalah kamar Gisel.

Radit mengedarkan pandang yang menangkap dua orang yang tengah mengawasi rumah tersebut. Ia melirik kepada Leo yang berada di kemudi dan mengangguk.

"Ternyata mereka sudah mulai bergerak. Tak akan aku biarkan mereka menyakiti keluarga dan orang terdekatku barang setitik." geram Radit.

Radit dan Leo pun terus memperhatikan dan mengikuti para penguntit yang meninggalkan rumah Gisel. Radit tahu sudah waktunya mulai berperang lagi. Sekarang ia menyusun rencana guna menjaga orang-orang terkasihnya.

.....

Gisel melangkahkan kakinya dengan riang setelah menitipkan Will di rumah dengan bi Minah, asisten rumah tangga. Karena ia pun harus kerja magang lagi, dan menyusun laporan sedang Mami, Papi berada di luar kota, Kakaknya mulai bekerja di perusahaan.

Seperti biasa ia menggunakan baju rapi dan sopan, ia langsung menyapa Mega sahabatnya itu dan beberapa karyawan serta senior di sini.

"Kamu kok keliatan bahagia banget Sel? Kesambet lo?" tanya Mega penasaran apa yang membuat Gisel begitu bahagia seolah menang lotre mobil ferari.

"Gimana gue ga seneng, Meg. Oh, ini adalah hari yang paling cerah secerah hatiku. Gue bisa lepas dari jerat perjodohan beberapa bulan lalu. Tapi bukan itu, lo tahu ga? Gue bermimpi mendapat rejeki nomplok gue bertemu dengan Zayn Malik tahu." ujarnya gembira membuat Mega memutar bola matanya malas.

"Yang ada Bang Adi tuh, yang dijodohin sama lo itu. Mana mungkin Zayn Malik dateng ke mimpinya ogah-ogahan." cibir Mega yang sudah hapal kalau sahabatnya ini penggemar Zayn Malik.

"Dih, amit-amit. Emangnya kenapa sih Sel, lo nolak Bang Adi. Setahu gue nih, dia itu juga terbilang tampan, mapan, dan berkarisma gitu. Kok lo nolak sih, bahkan banyak cewek yang disodorin pria seperti pasti langsung dilahap juga. Termasuk gue haha." sambung Mega.

"Hati gue ga berdebar kalo deket sama dia. Emangsih orangnya baik, mapan, ganteng. Tapi tuh gue ga suka mana emaknya kek toko perhiasan berjalan. Ayolah mau hidup seperti apa gue kalau menjadi istrinya. Lo ga tau aja sih, Bang Adi itu tipe-tipe anak yang penurut kata emaknya, selalu lakuin apa yang emaknya bilang." jawabnya acuh tak acuh sambil menggedikkan bahu.

I BECOME MOM [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang