Happy reading
Aroma khas kopi itu menurai di udara dengan kepulan asap yang menerpa wajah ketika disesap dengan pelan. Kini ia tengah memikirkan segala rencana untuk melindungi seseorang terkasihnya, sudah cukup ia kehilangan dan tidak lagi. Bagaimanapun ia harus bersama dengan anaknya yang selalu ia rindukan.
Sekali lagi ia mendesah hingga kepulan asap yang disesapnya tadi. Ia pun segera mendial nomor Leo.
"Kita lakukan rencana yang sudah aku susun. Mereka sudah mulai bergerak. Aku tak ingin anakku kenapa-napa." ujarnya dengan tegas, di seberang Leo mengangguk dan melaksanakan tugasnya.
....
Gisel kini bermain bersama Will di kamarnya yang sekarang berwarna soft blue setelah adanya Baby Will, kamar Gisel dibuat lucu ditambah dengan pernak-pernik bayi.
Gisel mengusap pipinya yang merona malu. Ia tak tahu mengapa bisa pikirannya selalu memikirkan kejadian kemarin. Kejadian yang membuat hatinya berdebar untuk kali pertama saat bereekatan dengan lawan jenis. Bahkan detakannya lebih gila daripada saat ia selalu membuat masalah dengan menggagal perjodohan yang direncakan Papa dan Mama kemarin-kemarin.
"Wil, sepertinya Mommy kena serangan jantung deh." ucapnya ngawur tanpa sadar bahwa ada Kevin dibelakangnya sedari tadi. Kevin sendiri penasaran dan menunggu kelanjutannya.
"Mi, mi, mi." celoteh Wil.
"Iya Wil, kayaknya Mommy nemuin calon ayah buat kamu deh. Orangnya ganteng banget, agak kaku. Tapi kok kaya Om-Om sih kekurangannya, tapi dia seganteng Sehun Exo biasnya Mommy Wil." curhatnya di belakang Gisel Kevin menahan cekikikan gelinya.
"Ule, Ule." panggil Wil pada Omnya itu tapi sekali lagi Gisel tak sadar, ia tetap meneruskan sesi curhat bersama anaknya itu.
"Wil, kamu tahu gak? Kalo jantung Mommy tuh berbedar kaya lari marathon. Apalagi kemarin, pokoknya dia calon kandidat ayahmu ya Boy." sambung Gisel semangat.
Akhirnya tawa Kevin yang ditahan sedari tadi pecah juga. Kevin tak tahan sampai memegang perutnya, ia lelah tertawa. Adiknya menatapnya dengan dingin dan datar namun tak ia pedulikan.
"Mamiiii,,, Gisel udah nemu calon mantumuu.. Gisel udah nemu calon ayah buat Will, Mi. Gisel sedang jatuh cinta!" teriak Kevin sembari berlari meninggalkan Gisel yang mengamuk padanya dengan melempar bantal.
"Jangan dengerin Abang, Mi. Abang bohong!" balasnya teriak tak terima. Gisel pun membawa Wil keluar dari kamarnya.
Di ruang tengah duduk Mami dan Papi yang sedang membaca koran. Kevin duduk disalah satu sofa di depan Maminya, menceritakan apa yang didengarnya dari Gisel sembari tertawa, tawanya belum padam juga. Lihatlah, Mami malah membalasnya dengan antusias! Membuat Gisel cemberut.
"Akhirnya Mami segera dapet mantuu." balasnya antusias.
"Oh ya, Sel siapa lelaki yang kamu taksir itu. Biar Mami lamarkan buat kamu!" ujarnya.
Gisel semakin cemberut, wajahnya tertekuk ngambek. " Ih, apaan sih, Mi! Kok Mami gitu. Orang Abang tadi bohong kok, Mana ada Gisel suka sama Om-Om. Mami juga aneh deh, diluaran sana yang ada laki-laki yang ngelamar ini malah Mami yang ngelamar anak lelaki orang!" balasnya kesal.
"Gapapa dong, yang penting kamu Nikah dan Maminya punya mantu yang tampan!" bantahnya.
"Oh yang disukai Gisel tetrnyata Om-Om, Mi. Kevin baru tahu kalo selera Gisel itu Om-Om. Pantas saja Gisel nolak Adi, Mi." balasnya dengan menggoda Gisel sembari mencolek tangannya.
"Ih, Abang apaan sih! Gisel ngambek Nih." balasnya kesal. "Pi, ini lho Mami, sama Abang nyebelin!" adunya ke Papi yang masih sibuk membaca koran dan tak terganggu. Papi melihatnya hanya geleng-geleng kepala.
"Baby Wil, kita keluar aja yuk! Main, di sini Mommy kepanasan mendengar Oma sama Ommu itu!" ucapnya sengit kepada Mami dan Kevin. Ia pun segera meninggalkan rumah dan main ke kafenya.
.....
Gisel ingat ini tanggal 15 membuatnya teringat di mana ia pertama kali menemukan Wil dan ibunya yang bersimbah darah. Mengingat itu membuatnya sedih, dimana ia sadar bahwa pengorbanan seorang ibu tiada batasnya.
Gisel berdiri sembari membawa setangkai mawar putih dan meletakkan di pinggir jalan sembari menggendong Will yang terlihat ceria.
"Wil, di sini awal mula kita bertemu. Di sini kamu kehilangan Bunda kamu. Maafin Mommy yang tak bisa menyelamatkan Bunda kamu ya. Sekarang kamu anak Mommy, Mommy akan menggantikan peran Bunda kamu, tapi Mommy tak bisa menggantikan Bunda kamu Wil. Bundamu sangat sayang sekali sama kamu." ujar Gisel sendu, sembari menciumi wajah putranya gemas.
"Unda, Unda."
Gisel tersenyum. "Iya Bunda kamu. Kamu punya dua Ibu yang sangat sayang sama kamu, Will."
" Udah. Sekarang kita lanjutkan perjalanan kuy. Nanti Mommy buatin kue kesukaan Wil. Yeayy." ujarnya semangat membuat Wil tertawa dengan suara bayinya. "Eyy" ucap Wil membuat Gisel tertawa lepas.
Tak jauh darinya ada yang menatap Gisel penuh arti, dengan wajah tak terbaca dan senyum tipis menghiasi bibirnya. Sedari tadi ia mengikuti Gisel yang keluar dari rumah.
Ia terus mengikuti mobil Gisel yang sampai di sebuah kafe. Tentu saja ia pun ikut parkir dari sana, memperhatikan Gisel dan anaknya dengan senyum bahagia.
"Daddy akan jaga kamu, Rion. Juga jaga Mommy kamu." ucapnya dengan senyum menghias wajah tampannya.
Semoga sukaa.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian vote dan commentnya guna mendukung cerita ini ya guysss..Selamat berpuasa juga buat yang menjalankannya. Semoga kita sehat selalu yaa.
Jangan lupa follow akun author
lainue_nue15Dan ig
@dere_kileLove you all
Thanks buat dukungannya.Bonus:
Baby Will/ Rion
KAMU SEDANG MEMBACA
I BECOME MOM [ On Going]
ChickLitGisella Gabriola. Menjadi ibu merupakan hal yang diingin setiap wanita. Tak terkecuali oleh Gabril. Iapun suatu saat ingin menjadi seorang ibu. Namun yang membuatnya gila ia menemukan bayi mungil di pinggir jalan yang sepi saat malam selesai dari l...