Berbau hal dewasa, untuk yang belum cukup umur diharapkan tidak membacanya.
Rion tengah bermain dengan Yessy, membuat istana lego. Rumah terlihat berantakan dan ramai dengan keberadaan mereka. Tak jauh dari sana orang tua mengawasi sembari menyeduh teh dan roti buatan Gisel. Mereka mengobrol berbagai hal tentang fashion terkini, perkembangan Gisel dan Yessy, dan lain sebagainya.
Ting tong
Ting tong
"Mbak Des, bentar ya, aku buka pintu dulu. Kayaknya ada tamu titip Rion dulu ya." ujar Gisel. Desi mamanya Yesy mengangguk mempersilahkan.
"Iya sebentar!" teriak Gisel dan membuka pintu. Langsung saja melihat tamu yang datang membuat Gisel langsung bete dan tidak mood namun tetap mempersilahkan sang tamu masuk.
"Silahkan masuk, tunggu sebentar aku panggilin Mas Radit. Ayo masuk."
Mereka yang tak lain Amanda dengan suami dan anaknya masuk ke rumah dan menunggu di ruang tamu. Gisel pun beranjak ke kamar atas memanggilkan Radit. "Bi, tolong buatin minum dan ambil roti ya. Aku mau ke atas sebentar."
"Iya Nya."
Gisel membuka pintu kamar, melihat Radit yang tengah menutup laptopnya karena habis rapat dadakan dengan klien yang ada di luar negeri. Karena perbedaan waktu jadinya Radit rapat di hari libur.
"Tuh, si amanda anak conda datang. Samperin gih!" ujar Gisel dengan wajah bete.
Radit tertawa kecil melihat tingkah istrinya yang cemburu sampai-sampai memberi julukan si anak conda. Ia bangkit dari kursi dan memeluk Gise sembari memberi ciuman di pipi dan menggodanya. "Dih, cemburu nih ya, Giselnya Mas lagi bete makin manis deh."
"Apaan sih, ga usah lebay siapa yang cemburu!" elak Gisel menghindar dari Radit.
Radit tertawa, " Ya udah yuk turun."
....
"Roni, apa kabar? Udah lama kita ga ketemu." sapa Radit pada Roni suami Amanda dengan sapaan khas laki-laki.
"Gue baik nih, kami berkunjung sekaligus mau jelasin semua kesalahpahaman kemarin. Sebelumnya maaf buat Gisel udah buat kesalahpahaman yang sampe kalian bertengkar dan thanks udah bantu istri gue Amanda. Kalo lo ga nangkep dia, gue takutnya dia kenapa-napa soalnya sedang hamil 4 minggu." jelas Roni.
"Pah, Eno mo icut main ya, cama meleka." ucap Reno putra pertama Roni dan Amanda melihat Rion dan Yessy.
"Iya, sana main sama-sama jangan berantem ya." ujar Amanda.
"Weh, selamat Ron. Otw buntut dua ini. Tuh yang dengerin semuanya cuma salah paham. Mas ga pernah selingkuh kok. Mas sayang kamu, Rion sama dedek bayi. Jadi jangan marah lagi." ujar Radit sembari mengelus Gisel dan menenangkan. Gisel hanya menunduk.
"Iya, Sel. Maaf atas kesalahpahaman ya, aku dah punya suami dan anak, aku mencintai mereka jadi ga mungkin aku macam-macam sama suamimu. Itu hanya salah paham." ujar Amanda dengan tulus dan memberi pengertian.
Gisel yang tertunduk menyadari kesalahannya yang cemburu buta. Dan tak terasa ia menangis tiba-tiba mungkin karena pengaruh hormon ibu hamil.
"Iya, aku juga minta maaf sudah nuduh kamu. Aku juga minta maaf Mas karena ga percaya sama kamu. Hiks.""Ga papa Sel, aku ngerti. Kalo aku diposisi kamu, aku pasti kaya kamu juga." balas Amanda.
"Mas maafin kamu, kamu ga salah kok, Mas bahagia kalau semua kesalahpahaman ini selesai. Mas senang kamu cemburu karena itu berarti kamu cinta sama Mas." Gisel hanya mengangguk.
"Loh ini ada apa? Kok pakai nangis-nangis segala?" tanya Desi yang dari ruang tengah menuju ruang tamu.
Gisel pun menjelaskan secara singkat atas kesalahpahamannya. "Ouh begitu."
"Oh ya selamat atas kehamilanmu Sel, aku seneng dengernya." ujar Amanda.
"Kamu hamil Sel? Wah Rion punya adik nih." celetuk Desi. Gisel hanya tersipu malu.
"Makasih Mbak Manda, selamat juga atas kehamilanmu. Kayaknya nanti anak kita ga jauh beda lahirnya deh. Apaan sih mbak Des, jadi malu kan."
"Udah-udah yuk, kita makan siang dulu. Kasian udah pada lapar nih." ajak Radit makan siang. Mereka akhirnya berjalan ke ruang makan yang di sana sudah tersaji makanan yang dibuat oleh Bibi.
......
Laras mengunci kamarnya. Sudah berhari-hari ia menghindari Loka, pria yang terobsesi dengannya juga mencintainya. Laras masih tidak terima karena Loka merebut mahkotanya yang seharusnya ia berikan pada Radit, pria yang dicintainya. Loka sungguh menghancurkan rencana yang telah disusunnya untuk mendekati Radit.
Saat ini Laras sedang di kamar melihat foto album yang di sana ada Laras, Sarah dan Radit sewaktu kecil. Laras tersenyum sedih, "Mengapa harus dengan Sarah, Dit? Padahal aku yang lebih mencintaimu!"
"Seharusnya itu aku bukan Kak Sarah! Aku yang menjadi istrimu! Hiks hiks."
"Kau hanya milikku Laras!" ucap suara berat dan maskulin itu. Seketika Laras mengalihkan pandangnya dan menatap pria itu dengan ketakutan.
"Ka- u. Bag- bagaimana bisa kau masuk?" tanya Laras tergagap dan ketakutan padahal ia sudah mengunci pintu dan jendelanya. Kamarnya juga berada di lantai dua. Bagaiamana dia bisa masuk?
Loka menyeringai, "Jangan remehkan aku Laras. Kau tahu siapa aku, menyusup ke kamarmu adalah hal mudah bagiku."
" Pergi! Pergi jauh-jauh dariku Loka!" teriaknya marah dan ketakutan.
Loka hanya tersenyum dan terus mendekati Laras. Ia langsung merebut dan membuang album yang berada di pangkuan Laras. Loka langsung menindihnya dan mendesis marah.
"Ingat Laras, kau hanya milikku. Aku tidak mengizinkanmu mencintai, menyukai orang lain selain aku! Kalaupun aku tidak bisa mendapatkanmu orang lain pun tidak bisa termasuk Radit, aku bisa membunuhnya dengan mudah.""Tidak! Kau tidak boleh menyentuh Radit! Lepaskan aku Loka, lepaskan aku!" teriak Laras.
Loka tampak lebih marah mendengarnya, ia langsung mencium kasar bibir Laras. "Kau hanya milikku, dan hanya milikku. Kalau begitu kau memaksaku, Laras. Setelah ini kita akan bahagia bersama dengan calon bayi kita." ujarnya meringai dan melepas bajunya begitupun Laras yang meronta meminta dilepaskan namun sayangnya tenanga tidaklah sekuat milik Loka.
Sekali lagi Laras menangis dan hanya pasrah, ia pun semakin membenci Loka. Sekali lagi ia kalah dan hanya bisa menerima perlakuan Loka dan tidak kuasa menolaknya, Loka memperkosanya sekali lagi. Ia hanya bisa menangis dan menangis.
Jangan lupa vote dan komentnya. Haha ini berbau dewasa wkwk jangan di tiru ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I BECOME MOM [ On Going]
ChickLitGisella Gabriola. Menjadi ibu merupakan hal yang diingin setiap wanita. Tak terkecuali oleh Gabril. Iapun suatu saat ingin menjadi seorang ibu. Namun yang membuatnya gila ia menemukan bayi mungil di pinggir jalan yang sepi saat malam selesai dari l...