Gisella Gabriola.
Menjadi ibu merupakan hal yang diingin setiap wanita. Tak terkecuali oleh Gabril. Iapun suatu saat ingin menjadi seorang ibu. Namun yang membuatnya gila ia menemukan bayi mungil di pinggir jalan yang sepi saat malam selesai dari l...
Gaess, sebelum itu Lai mau ngabarin hehe kalo Lai nulis cerita baru yang diikutkan dalam event writting marathon yang diadakan oleh auristela publisher. Mohon dukungannya ya...💖
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deskribsinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.....
Happy reading
Gisel tengah duduk di sofa panjang bersama Rion di sampingnya, layar televisi menyala menampilkan sebuah kartun kesukaan anak-anak, Tayo. Belakangan ini Gisel juga hobi ngemil, padahal sebelumnya ia jarang nemil, semenjak hamil mulutnya tak mau diam, selalu ingin mengunyah.
"Mommy, nanti Yessy main ke lumah. Nanti aku au main cama Yessy." ucap Rion antusias. Gisel tersenyum lebar, "Benarkah nanti Yessy main ke rumah?"
Rion mengangguk semangat, "Nanti Mommy bikinin loti kecukaan Ion ya. Ion mau bagi cama Yessy."
"Siap, Mommy buatin yang banyak." balas Gisel.
"Makacih, Mommy." ucap Rion sembari mencium pipi Gisel membuat Gisel semakin gemas dengan anaknya ini. "Sama-sama kesayangannya Mommy, Rion makin gemesin." ucapnya sembari mencubit pipi gembul Rion membuat batita itu cemberut sebal.
Radit turun dari lantai atas dan langsung duduk memeluk Gisel tak lupa mencium pipinya dan pipi Rion. "Ada apa sih? Kenapa senang begitu masa Daddy ga di ajak?" ujarnya pura-pura merajuk, membuat Gisel tertawa kecil.
Rion langsung memeluk Radit, "Dady, nanti Yesy main ke sini. Ion mau Mommy bikin loti yang buanyak. Ion ceneng nanti ada temen main." jelas Rion dengan cadel.
"Oo, begitu. Tapi Mommy ga boleh kecapekan loh. Kalo Mommy buat roti banyak nanti bisa capek kasihan dong mommy sama dedek bayi." ujar Radit.
"Apaan sih, Mas? Engga kok. Nanti kan bisa di bantu Bibi." sanggah Gisel.
"Tidak, kamu tidak boleh kecapekan. Ingat kata dokter kemarin." peringat Radit, Gisel mendengus.
"Yah, Ion ga makan loti dong." ucapnya cemberut. "Mas, aku ga bakal kecapekan. Nanti kan di bantu Bibi. Jadi biarin aku buat kue, kasihan Rion. Tuh jadi cemberut gitu."
Radit menghela napas, "Tapi ...."
"Ga ada tapi-tapian." sungut Gisel. Radit menyerah.
"Nanti, Mommy buatin Roti kesukaan Rion. Sekarang Rion mandi dulu ya, udah siang ini. Ih bau asem." ujar Gisel membari mengendus-endus Radit.
"Makasih, Mommy. Ion mau mandi dulu." ucap Rion dengan senang. "Jangan lari-lari, sayang. Nanti jatuh!" teriak Gisel.
"Iya Mom."
"Sayang, nanti Amanda mau datang. Mau minta maaf dan jelasin kejadian kemarin." Ujar Radit.
"Ngapain wanita itu kemari? Mau godain kamu gitu iya?!" ketus Gisel langsung menghindari Radit.
"Sayang, dengerin dulu. Duduk sini." pinta Radit, Memalingkan muka Gisel enggan menatap suaminya. Radit tersenyum kecil menyadari istrinya sedang cemburu.
Radit memeluk Gisel dari belakang, sesekali mencuri kecupan di pipi Gisel. "Sayang, dengerin Mas. Amanda itu udah punya suami sama anak, nanti mereka datang sekeluarga. Sekalian mau minta maaf atas kesalapahaman kemarin. Dia cuma temen Mas." jelas Radit dengan pelan.
"Beneran cuma gitu, Nanti dia godain kamu lagi!" sungutnya cemburu membuat Radit tertawa kecil.
"Kok malah ketawa sih!" kesalnya.
"Ih, istrinya Mas cemburu nih ye. Mas seneng deh lihat Giselnya Mas cemburu." ledek Radit membuat Gisel semakin bersungut-sungut.
"Awas nanti kalo deket-deket dia. Nanti malam sampai sebulan Mas tidur di luar!" ancam Gisel.
Radit langsung mengeratkan pelukannya, "Kok gitu? Engga ya, Mas ga deket-deket wanita lain. Kan ada kesayangan Mas di sini. Mommynya Rion sama dedek bayi."
"Aku gitu kan karena lindungin Mas dari kucing garong kurang belaian."
"Iya sayang."
.....
Laras berjalan dengan linglung. Ia merasa sedih, kesal, marah dan kecewa. Semua ini berawal dari cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Pria yang dicintainya menjadi kakak iparnya. Tidak hanya itu, malahan sekarang ia jatuh di tangan orang yang terobsesi dengannya.
Ia pun segera menaiki taksi dan menangis di dalamnya. Membuat sopir iba dan menyerahkan selembar tisu dari dasbor. "Mbak, saya tahu Mbak sedang bersedih namun Mba juga harus menjadi orang kuat dan tabah. Pasti akan ada hal yang bisa membuat Mba bahagia."
"Makasih Pak, nasihatnya." balas Laras.
"Pak, ke pemakaman ya Pak." ujar Laras.
"Baik, Mbak."
....
Pemakaman terlihat sepi, Laras duduk di samping gundukan tanah kakaknya. Ia menangis.
"Mbak, maafin aku. Aku salah Mbak tapi aku tidak menyesal akan semua ini Mbak. Karena aku mencintai Mas Radit. Aku menyayangimu. Rion baik-baik Mba sekarang dia sudah bersama dengan ayahnya." ucapnya lalu setelah berdoa sebentar Laras meninggalkan makam Sarah.
Laras menyayangi keponakannya, dia juga menyayangi kakaknya hanya saja karena cinta buta dan rasa tidak terima Radit menjadi kakak iparnya membuat ia melakukan hal gila untuk mendapatkan Radit. Ia meminta maaf karena memisahkan Radit dan Rion, tapi ia tidak menyesal telah membuat Kakaknya meninggal.
Ia pun kembali memesan taksi online dan pulang ke rumah. Merenungi dan menyalahkan Loka yang telah merebut mahkota yang dijaganya selama ini.
Jangan lupa vote dan comentnya gaess. Ily900jutadollar💖