23. IBC

10.7K 986 10
                                    

Happy reading

Holla gaes, keluarga besar IBC. Radit, Gisel, Rion dan sekeluarga besar mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri. Minal Aidzin walfaizin, mohon maaf lahir batin.

Semoga kita selalu diberi kesehatan dan bisa bertemu dengan bulan Ramadhan selanjutnya.

Author juga mau ngucapin maaf bila ada salah kata, perkataan, perbuatan dan sebagainya. Apalagi kalau jarang update ya 😂🤭

...

Happy reading

Ada pembahasan adegan dewasa dimohon bijak dalam membaca. Kalau bisa untuk anak di bawah umur agar langsung dilewati ke part selanjutnya.
Terimakasih.

[Radit Pov]

"Mas. " lirih Gisel saat melihat Radit menahan tangan Laras yang hendak menamparnya.

Radit menatap Laras dengan geram, Berani-beraninya dia menampar istrinya. Radit langsung menghempaskan tangan Laras dengan kasar.

"Jangan pernah kau menyentuh istriku dengan tangan kotor kamu. " ujar Radit dengan dingin dan datar.

Setelahnya ia meraih tangan Gisel dan membawanya pergi dari kafe tersebut. Gisel masih terlihat sedikit syok dengan kedatangan Radit, ia tetap diam dan mengikuti langkah Radit meunuju mobil Radit.

Radit sedari tadi diam dengan wajah datar dan rahang mengeras, ia marah karena Gisel tak mengindahkan perkataannya waktu itu.

"Mas. " panggil Gisel lirih. Radit membiarkannya, ia kesal. Biarkanlah Gisel belajar mematuhi perkataannya. Ini semua juga demi kebaikannya, Radit takut kalau Gisel kenapa-napa karena itu ia marah, kesal dan sedikit kecewa. Sudah cukup ia pernah kehilangan Sarah dan Rion dulu. Sekarang jangan lagi, Radit tak bisa dan tak akan pernah bisa.

Untung saja tadi saat Gisel berkunjung ke kantor untuk memberikan dokumen dan bekal makan siang yang ketinggalan, hpnya Gisel tertinggal dan ia ingin mengembalikan pada Gisel ke kafe Pelangi. Untung saja ia datang dan melihat kejadian di kafe itu. Kalau tidak ia akan lebih marah kepada Gisel, saat ini ia sangat marah Karena Laras menampar Gisel.

Di dalam mobil suasana hening dan suram, diamnya Radit untuk Gisel terasa menakutkan. Gisel tahu bahwa Radit marah, tapi ia tidak berpikir kalau akan semarah ini. Ia menunduk memainkan jarinya, ia merasa takut.

....

Siang itu setelah mengantar Gisel pulang ke rumah, Radit langsung pergi ke kantornya lagi karena ada meeting. Ia masih mengabaikan Gisel, biar Gisel belajar.

Di kantor saat meeting Radit tidak bisa berkonsentrasi karena memikirkan Gisel, wajah ketakutan dan bersalahnya masih terekam jelas dimatanya. Namun, ia harus tegas. Sebenarnya Radit tidak tega tapi mau bagaimana lagi?

Ini untuk menjahili Gisel karena besok lusa ia akan berulang tahun. Nah, pas banget ada kejadian yang bisa membuat Radit marah tentu saja untuk mengerjai Gisel. Radit tidak marah dengan sungguh-sungguh. Ini menjadi sebuah kejutan nantinya.

Malam.
Radit pulang dengan wajah kelelahan, ia memutuskan untuk mandi. Dan setelah keluar ternyata di kasur sudah disiapkan pakaian gantinya oleh Gisel, menbuat Radit senyum-senyum sendiri. Gisel tak melupakan kewajibannya sebagai istri, untuk melayaninya. Walaupun Radit tak meminta, karena ia bisa sendiri.

Ingin sekali Radit memeluk Gisel tapi lagi lagi ia harus menahan. Agar semua rencana untuk ulang tahunnya Gisel berjalan lancar sesuai dengan yang sudah disiapkan.

"Mas. " panggil Gisel.

"Gisel minta maaf, bukannya Gisel tak mau mendengar perkataan Mas dulu. Hanya saja Gisel tak ingin Mas khawatir. Lagian aku juga tak menyangka kalau Mbak Laras akan begitu. Mas, maafin Gisel. Jangan diem kek gini. Mas kalau marah marah aja, jangan diem. Gisel takut kalau Mas diem kek gini. " ujarnya dengan mata berkaca.

I BECOME MOM [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang