35. IBM

4.7K 384 6
                                    


Maaf jarang update untuk IBM pengen nyelesain satu-satu dulu sebenernya wkwk. Tapi ya berhubung ada yang nunggu IBM aku up. Maaf ya banyak mengecewakan para pembaca tercinta.

Reuni sekolah, bertempat di Hotel Guardians. Hotel ternama di ibu kota. Bagaimanapun, banyak teman-teman Radit juga menjadi orang ternama di negeri ini. Bukan hal besar, bila tempatnya seperti hotel bintang lima ternama.

Tadinya Gisel akan ikut untuk mendampingi Radit. Namun, dia batalkan karena ada Abangnya yang berkunjung serta akan membuat sebuah kejutan kecil yang dihadiri keluarga saja. Yah, bertepatan dengan reuni, Radit ulang tahun.

Saat ini William atau Rion tengah bermain dengan paman kesayangannya yang tak lain adalah Kevin, Abangnya Gisel.

"Gimana, Radit sudah berangkat, sesuai rencana ketika dia pulang kejutannya di mulai?" tanya Kevin.

Gisel tersenyum, dan memberikan jempolnya. "Sudah beres. Aku sudah bilang kok. Radit sudah aku suruh pulang awal nanti, bagaimanapun dia juga sesekali harus bertemu dengan teman-temannya."

"Adik gue udah dewasa." ujar Kevin dengan bangga.

"Rion! Nanti kasih kejutan ke Daddy ya.  Sekarang kamu tidur dulu, nanti Om bangunin pas Daddymu sudah pulang." ujar Kevin, yang sudah melihat jam yang menunjukkan pukul 20.00 malam.

....

Di hotel, Radit di sambut dengan teman-temannya yang menjadi rekan bisnis juga. Reldi menyambut dengan gembira. "Akhirnya dateng juga lo! Udah berapa kali lo absen dari reunian gini. Tiga tahun sekali juga, ga pernah lo datangm"

"Malas."

"Ck. Lo masih kek dulu ya, singkat omongnya. Gue denger-denger lo udah nikah nih. Kok ga diajak istri lo?" tanya Reldi sambil merangkul dan membawanya duduk di tempat pojok.

"Ga ikut, dia lagi hamil. Ga boleh kecapekan." balasnya.

"Wah, gilaaa. Udah otw dua ekor tuh. Cariin gue cewek dong." ujar Reldi terkejut. Radit hanya berdecak malas.

Para wanita yang berada di sana, membenarkan penampilan mereka untuk menarik perhatian Radit. Namun, sayang sang empu bahkan tidak tertarik dengan mereka.

"Woyyy! Ini dia si bad boy kebanggaan kita di SMA dulu. Yang jadi bintang utama kali ini." teriak Nando sambil menghampiri Radit dan meninggalkan tepukan di bahunya.

"Apaan sih lo?!" balas Radit datar, karena ia malas jadi pusat perhatian. Ingin sekali, dia tidak berangkat. Namun, atas permintaan Gisel dia berangkat.

Nando menyengir asal, "Gapapa lah sekali-kali, udah jarang ketemu juga. Sekalian lo kan ulang tahun malem ini."

"Ya udah. Langsung mulai aja, gue ga lama. Mau langsung pulang." ujar Radit.

"Dah jadi bucin lo. Baru juga bentar." ejek Nando. Radit menatapnya datar, membuat yang ditatap gugup. "Ampun dah, becanda."

Reldi menabok punggung Nando. " Lo ga tahu, wajarlah bagi Radit untuk pulang. Dia harus jadi suami dan ayah siaga."

Acara pun segera di mulai dengan acara yang telah di susun. Tiba-tiba ada seorang wanita muda yang datang dengan anggun. Memakai gaun malam mewah yang tentunya juga menggoda.

"Maaf, gue telat.  Tadi ada kendala di jalan. Wah, tumben lo datang Dit?" ujar wanita tersebut yang tak lain adalah Giandra Abraham.

"Hmm."

"Wah, makin cakep aja lo Ndra." celetuk Nando. Giandra tersenyum membalas dengan anggun.

"Boleh aku gabung?" ujar Laras tiba-tiba, mendapat persetujuan dari Reldi.

Akhirnya pelayan membawa sebuah red wine kelas atas. Laras menyeringai dalam hati, sebentar lagi kau menjadi milikku Radit, batinnya.

Mereka mengambil gelas satu persatu. Radit tersenyum tipis mengingatkan akan Tita yang sangat tidak toleran terhadap alkohol. Radit pun meminumnya. Setelah habis, dia pun beranjak pulang.

"Mau kemana lo?" tanya Reldi dan Nando. Sedangkan yang lain menatap penasaran.

"Mau pulang."

"Lah kok cepet banget, belum selesai juga acaranya." celetuk Giandra yang sedari tadi diam memperhatikan.

Belum Radit menjawab, Laras berbicara. " Gue duluan ya, mau ke toilet." yang mendapat anggukan dari yang lainnya.

Laras beranjak, begitu pula Radit yang telah pergi. Laras tersenyum, saat di belokan dia mengikuti Radit. Yah, dia pergi lebih dulu agar tidak ada orang yang curiga.

Saat mecapai lift, tiba-tiba Radit merasakan pusing. Hingga ia jatuh pingsan yang langsung ditangkap Laras yang ikut masuk ke lift.

Pintu lift terbuka, Laras hanya bisa merangkul Radit dan meminta karyawan hotel untuk membantunya membawa Radit ke kamar hotel.

"Mas, boleh minta tolong, bantu saya membawa suami saya yang mabuk. Dia pingsan setelah mabuk saya sedikit kesulitan." ujarnya saat melihat karyawan hotel.

"Baik, Mbak."

...

Berbeda denga Gisel di rumah. Kini kue, hiasan sudah jadi. Ia tinggal menunggu Radit pulang dan memberikan kejutan.

Yah, dia menyiapkan sebuah video dokumentasi awal pertemuan sampai pernikahan bahkan dengan kehamilannya saat ini. Tak rugi dia membayar mahal Diego sahabatnya yang perhitungan itu.

Yah sudah siap dengan kue ultah, dekor mininalis dan seperangkat laptop dan LCD mini. Gisel sangatlah antusias.

Waktu menunjukkan pukul 24.00 WIB, Gisel masih setia menunggu kepulangannya bahkan sampai waktu bergulir hingga pukul 02.00 dini hari.

"Kok, kamu ga pulang sih Dit. Katanya jam 23.00 sudah pulang. Sampai jam 1 kok belum pulang."

"Kamu ga papakan? Ga ada yang terjadi di jalan kan?" cemasnya, bahkan ia menelpon nomor ponselnya tidak aktif, membuatnya makin cemas.

"Hey, sudah sana tidur dulu. Nanti, kalo Radit udah pulang Abang bangunin." ujar Kevin.

"Tap—"

"Ga ada tapi-tapian. Lo lagi hamil Sel, dengerin Abang deh. Jaga kesehatan lo, jangan begadang oke. Ntar Abang bangunin janji." ujar Kevin.

Akhirnya dengan pasrah, Gisel mengikuti nasihat Kevin dan tidur di kamar Rion, karena tidak ada Radit, dia enggan ridur sendiri.

Hehey akhirnya bisa update juga. Maaf lama dan dikit ya..
Moga suka dan puas.

I BECOME MOM [ On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang