Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️

XXVII

VERSI REVISI
-Jangan spoiler, udah itu aja :)

"Saya memberi salam kepada Putri Eunkyu. Selamat sore, Putri."

Eunkyu menoleh ke kanan. Mendapati sosok manis dengan senyuman lebar berdiri tepat di sampingnya sembari membungkuk kecil.

"Saya juga memberi salam untuk Tuan Muda Sunoo. Selamat sore juga, Tuan Muda," balas Eunkyu dengan sikap yang sama.

Meskipun di dalam hati, Eunkyu sedikit bertanya-tanya.

Ada apa dia menghampiriku?

"Apa yang tengah Anda lakukan sendirian disini, Putri?" tanya Sunoo, memulai basa-basi.

"Hanya mengagumi cantiknya bunga yang ada di taman istana ini," jawab Eunkyu. "Tapi sepertinya saya harus pergi sekarang. Hari sudah semakin sore dan kereta kuda saya pasti sudah siap."

"Ah, jika diperkenankan, bolehkah saya mendampingi Anda sampai ke pintu utama?" tawar Sunoo.

Eunkyu terdiam untuk sesaat. Sebelum kemudian mengiyakan.

"Dengan senang hati saya menerima tawaran Anda, terima kasih."

Sunoo tersenyum. "Bukan masalah, Putri. Saya hanya tidak suka melihat seorang gadis berjalan sendirian."

Eunkyu membalas senyum itu dengan senyum penuh arti.

"Anda pria yang selalu peduli pada sekitar. Mengingatkan saya pada Pangeran Tertua," jawab Eunkyu.

Ekspresi Sunoo sekilas terlihat seperti terkejut. Tapi dengan cepat dia menormalkannya.

Kau tahu, ya?

Tidak lama berselang, kini mereka sudah berjalan beriringan menyusuri koridor yang sepi dan bermandikan cahaya matahari sore. Sunoo menekuk lengan kirinya untuk digamit Eunkyu.

Kim Sunoo, meskipun wajahnya manis, dia sepertinya punya fisik yang kokoh dan kuat.

Eunkyu dapat merasakan otot tangan yang mengeras dibalik pakaian aristokrat Sunoo.

Sangat tidak disangka.

"Ah... omong-omong, beliau orang yang hebat, bukan?" tanya Sunoo, mengungkit topik baru. "Saya tiba-tiba ingat hari saat Pangeran berhasil mengatasi bencana kekeringan di bagian Barat Allentavia."

Eunkyu mengernyitkan kening. Berusaha mencerna topik pembicaraan Sunoo.

Bagian barat Allentavia pernah dilanda bencana kemarau yang cukup parah dan terancam bencana kelaparan. Jadi beberapa bulan yang lalu, Jay turun tangan untuk mengatasinya.

Dia membuat proyek irigasi dari perairan di perbatasan bagian Utara yang dekat dengan bagian Barat, untuk mengairi sawah para petani agar dapat menghasilkan bahan pangan.