XXXIX

1K 238 27
                                    

VERSI REVISI
-Jangan spoiler, udah itu aja :)

"Ah, kupikir ini tidak akan berjalan mulus," gumam Jay seraya memacu laju kuda yang ditungganginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, kupikir ini tidak akan berjalan mulus," gumam Jay seraya memacu laju kuda yang ditungganginya.

Hari ini dia menghabiskan banyak waktu di Servarto hanya untuk meminta maaf pada Minseok dan Seyeon.

Dia berusaha meyakinkan penguasa Servarto dengan mengatakan beberapa hal yang dapat membesarkan hati Seyeon agar dapat menerima keadaan.

Jay beranggapan, lebih baik mengatakan kejujuran meskipun itu pahit. Daripada muncul rumor buruk yang malah akan mencoreng nama dua kerajaan. Lagipula dia memang tak suka berbohong, kan?

Awalnya Minseok memang tak bisa menerimanya karena putrinya begitu mencintai Jay. Tapi untungnya, Jay pandai memilih beberapa kalimat yang sekiranya akan diterima oleh beliau.

Sedangkan Seyeon, gadis itu menerima dengan lapang dada meski sesak. Dia bahkan mendoakan hubungan Jay dengan gadis yang dimaksudkannya.

Sedikit informasi, Jay memang tidak memberitahukan siapa gadisnya. Lebih baik Seyeon tidak tahu.

Dia gadis yang cantik dan baik, pikir Jay. Sayang sekali dia bukan yang aku inginkan dan butuhkan. Semoga dia mendapatkan pria yang lebih baik dariku.

Jay tersenyum miring.

"Ah, yang penting su—"

Srat!

"Hieekkkhh...!!"

"Hei, hei! Tenanglah...!"

Jay hampir kehilangan keseimbangan. Kudanya melonjak-lonjak tidak karuan. Ia berusaha mempertahankan tubuhnya diatas hewan tersebut. Namun gagal.

BRUK!!

GUSRAK!!

Tubuhnya terhempas dan jatuh ke tanah, menghancurkan daun-daun kering yang berserakan. Kudanya lari tanpa tujuan. Buru-buru Jay bangun dan bersuit keras pada kudanya yang berlari semakin menjauh.

"Hei! Kembali! Eh..."

Atensi Jay dicuri oleh sebuah benda kecil panjang yang menancap di tanah, dekat dengan kakinya. Dia membungkuk untuk memungutnya.

Sebuah panah... Sepertinya ini yang mengganggu kudaku.

"Ah, sepertinya kudanya melarikan diri. Kenapa Anda tak melakukan hal yang sama?"

"Ah, apa kau bodoh? Pangeran bukanlah seorang pengecut, tapi pengemis yang minta diampuni nyawanya."

"Hahaha, apa bedanya, bodoh?"

Jay berbalik ketika telinganya menangkap suara seseorang yang menginterupsi sekaligus menghinanya.

Mata elangnya menangkap sosok 5 orang pria berkuda dengan memakai jubah layaknya ksatria. Dan mereka tentunya membawa senjata.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang