XXXIII

1.1K 247 20
                                    

VERSI REVISI
-Jangan spoiler, udah itu aja :)

"Perasaanku saja atau memang wajahmu terlihat pucat?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perasaanku saja atau memang wajahmu terlihat pucat?"

"Oh? Em, tidak. Aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku."

Niki menaikkan sebelah alisnya, kemudian tersenyum kecil.

"Setelah kita sampai di istana, kau harus beristirahat. Untung saja aku ikut denganmu, kalau tidak apa jadinya?"

Jay mendecak sebal. Sementara Niki cengar-cengir tanpa dosa sambil tetap memacu pelan kudanya.

Hari ini Jay dan Niki baru pulang dari kegiatan mereka untuk membagikan bantuan kepada salah satu desa di daerah Selatan. Meski Jay harus memaksakan dirinya karena dia tidak mau lepas tanggung jawab.

Dia sampai di istana subuh-subuh dan hanya tidur sejam saja. Dia benar-benar menunggu hujan mereda agar dia bisa pulang. Bangun-bangun, dia langsung bersiap-siap pergi.

Karena petir yang menyambar bersahutan, Jay tak bisa tidur dengan tenang di kuil, padahal rencana awalnya adalah menginap di penginapan di belakang kuil.

Tapi tiba-tiba, kakinya gemetar saat dipakai untuk berdiri, telinganya sakit mendengar gelegar petir tersebut.

Akibatnya, pagi ini dia harus pergi dengan wajah pucat, mata gelap di bagian bawah, dan sedikit lelah.

"Sebagai teman yang peduli, akan kukatakan ini padamu," kata Niki tiba-tiba. "Kau tak boleh terus begini. Rakyat memang penting, tapi kesehatanmu juga tak kalah pentingnya. Karena kaulah sandaran mereka."

"Aku cukup mampu," sahut Jay sengit. "Lihat saja!"

"Yah, mampus," sahut Niki.

Jay tidak membalas. Lelah berhadapan dengan Niki. Lebih baik dia fokus memacu kudanya dan memimpin pasukannya kembali ke istana.

Beberapa menit kemudian, rombongannya sampai di gerbang istana. Seorang prajurit menghampiri Jay dan mempersilahkan pangerannya itu turun agar kudanya dapat segera dikandangkan.

Namun sebelum sempat Jay turun, dia melihat Heeseung keluar dari gerbang istana dengan sedikit tergesa-gesa. Namun tak lupa dia memberikan salam yang singkat dan cepat pada Jay.

"Saya memberi salam hormat kepada Pangeran," sapanya.

Jay mengangguk. "Kenapa Anda tergesa-gesa begitu? Anda mau kemana?"

Heeseung mendecak kecil. Dia tak ingin memberitahu Jay sebenarnya karena akan memperlambat saja, tapi dia tak bisa melakukan itu.

"Nona Eunkyu mengalami kecelakaan saat latihan memanah."

__ __

"Tolong hukum saya, saya memang pantas mendapatkannya!"

Yoongi mendesah berat sambil memijit pelipisnya. Di depannya, Taehyun bersimpuh meminta hukuman.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang