Bab 103

771 163 22
                                    

Yang terhormat, Putri Mahkota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang terhormat, Putri Mahkota.

Karena ini bukan surat resmi, maka saya akan langsung saja ke intinya. Saya ingin menyampaikan kepada Anda, perihal pelayan baru yang Anda rekomendasikan.

Dalam waktu beberapa hari, Yang Jung-Won sepertinya mulai menyukai keberadaan Taki. Karena pelayan tersebut sangat membantunya dan tertarik padanya. Mereka sekarang juga terlihat dekat dan saling melindungi satu sama lain. Kudengar ada beberapa pelayan yang membicarakan keduanya, namun dengan kompak mereka selalu saling membela.

Kalau Anda melihatnya sendiri, pasti akan merasa gemas.

Karena sudah begini, apakah langkah Anda selanjutnya?

“Tidak ada.”

Eunkyu meletakkan begitu saja surat dari Niki yang baru saja diterimanya, dengan perantara seekor burung merpati.

Dia memang meminta Niki memberinya kabar perkembangan Jungwon padanya. Juga perihal “Apakah Jungwon menyukai hadiahnya?”.

“Kalau sudah sedekat itu, maka apa yang harus kulakukan?” Eunkyu berdiri dari kursi kebesarannya. “Itu sudah bagus. Aku senang Jungwon menyukai hadiahnya. Kupikir dia akan menolak lagi.”

Tok! Tok! Tok!

“Permisi, Putri Mahkota?”

“Masuk.”

Pintu terbuka, menampilkan seorang pria berusia sekitar 30-an keatas yang masuk kemudian membungkuk hormat.

“Ada apa, Tuan Park?” Eunkyu kembali duduk di tempatnya.

“Saya kemari hanya untuk memastikan apakah Putri Mahkota sudah siap untuk melatih ksatria hari ini.”

“Aku akan ke lapangan setelah ini, kumpulkan saja dulu mereka dan mulai pemanasan.”

“Baik, Putri Mahkota. Ada lagi perintah Anda?”

Eunkyu menggeleng. “Tidak ada. Tuan bisa pergi sekarang.”

“Baik, Putri Mahkota. Saya permisi.”

Chanyeol membungkuk hormat kemudian berbalik pergi dan keluar dari ruangan.

Eunkyu meletakkan surat dari Niki di dalam laci, kemudian keluar menyusul Chanyeol.

Namun, tidak lama setelah dia meninggalkan ruangannya, seseorang dari arah balkon terlihat melompat ke lantai. Perlahan tapi pasti, tangannya membuka pintu supaya tidak menimbulkan suara yang menarik perhatian.

Setelah itu, dengan sedikit mengendap-endap, orang itu masuk dan langsung menuju ke meja kerja Eunkyu. Mengambil selembar surat yang ditinggalkan dan membacanya dengan cermat.

“Hoo, menarik... jadi itu alasannya. Aku harus segera menyampaikan ini.”

Orang itu kembali meletakkan surat tadi ke tempat semula dan pergi tanpa menimbulkan suara.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang