Fourty-Eight

1.1K 232 14
                                    

VERSI REVISI
-Jangan spoiler udah itu aja :)

VERSI REVISI-Jangan spoiler udah itu aja :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu kemudian...

Kepergian Heeseung yang cukup lama membuat Eunkyu merasa lebih leluasa mengerjakan apa yang ingin dia kerjakan.

Dia khawatir kakak tersayangnya itu mengetahui rahasia terbesarnya dan akan khawatir. Jadi dia melakukan semuanya diam-diam.

Apalagi untuk misinya kali ini, Eunkyu harus makin berhati-hati. Ada yang lebih membahayakan dari Heeseung di misi yang satu ini.

Yaitu Jay.

Misinya kali ini adalah, menyelidiki sekali lagi kasus percobaan pembunuhan dirinya yang disusun oleh Namjoon.

Kalau Jay tahu kalau dia berusaha menyelidikinya sekali lagi, pria itu pasti akan menentangnya.

Di sisi lain, Eunkyu hanya ingin menghindarkan diri dari perdebatan tidak berujung dengan Jay. Lagipula dia takkan meminta bantuan laki-laki itu kali ini, dia akan melakukannya sendiri.

Dia sebenarnya tak percaya pada Jay kalau ayah Sunoo adalah dalangnya. Dia masih berpegang teguh pada argumennya yang mengatakan, Namjoon tak bersalah.

Namun Jay bersikeras. Mengatakan kalau segalanya hanya memerlukan logika dan bukti. Baginya perasaan hanyalah insting, semu, tidak berwujud dan tidak kuat untuk jadi kenyataan.

Inilah yang Eunkyu tidak sukai dari Jay. Dia keras kepala.

Hal seperti inilah yang dapat memicu pertengkaran dan perdebatan tak berguna bagi Eunkyu karena Jay juga tak mau mengalah.

Jadi Eunkyu pikir, di rencananya kali ini, dia lebih baik tak melibatkan Jay.

"Maafkan saya, Pangeran. Tapi Anda terlalu menyebalkan."

Eunkyu mengambil penanya. Menuliskan sebait kalimat di kertas yang dia selipkan diantara lembar bukunya.

__ __

"Permisi, Tuan?"

Sunoo yang sedang menekuni berkas yang ada di tangannya, mengalihkan perhatiannya sebentar pada seorang pelayan yang mengenakan jubah hitam.

Pelayan itu membungkuk hormat dan hanya diresponnya dengan anggukkan.

"Bagaimana? Apakah Jay punya jadwal atau tugas yang membuatnya harus meninggalkan Allentavia?" tanya Sunoo tanpa basa-basi. Langsung ke intinya.

Pelayan itu menggeleng. "Saat ini belum, Tuan."

Pak!

Sunoo membanting kasar dokumen yang dipegangnya ke meja, membuat pelayan istana utama yang merupakan mata-matanya itu tersentak kaget.

"Kabarnya ada salah satu daerah di perbatasan Allentavia diinvasi oleh sekelompok pengkhianat? Apakah dia tidak turun tangan kesana? Bukankah daerah itu adalah otoriternya?!" tanya Sunoo dengan nada kesal.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang