Fifty-Three

1K 228 17
                                    

VERSI REVISI
-Jangan spoiler udah itu aja :)

VERSI REVISI-Jangan spoiler udah itu aja :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua minggu kemudian...

"Berkas yang tadi sudah selesai?"

Niki mengangguk. "Sudah. Count Wang sedang memberitahukannya pada rakyat perihal kebijakan baru yang kita buat. Tapi kita belum bisa meninggalkan daerah ini karena kita harus menunggu respon rakyat, agar kita bisa memperbaharuinya lagi jika diperlukan. Mungkin kita juga harus melakukan survei dan penyelidikan mandiri."

Jay menghela nafas lirih. Cukup lega karena satu pekerjaannya akan segera usai sembari melepas lelah.

Dia tak pernah tahu sampai batas mana tubuhnya sanggup bertahan untuk tetap profesional. Yang dia tahu, selama dia bisa berdiri sendiri, itu berarti dia masih mampu.

Jay menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi yang terletak dengan jendela besar yang mengarah ke taman. Sebelah tangannya memijit pelipisnya yang berdenyut-denyut.

Sudah dua minggu berlalu, tapi belum ada kabar apapun darinya, Jay memandang ke luar.

Langit tampak disapu awan mendung. Sepertinya hari ini mulai memasuki musim hujan.

Jay kembali menghela nafas, namun kali ini dengan rasa gusar.

Kenapa harus hujan sekarang? batinnya.

Diam-diam dia khawatir. Apakah Eunkyu sedang dalam masalah? Tapi kalau memang iya, kenapa Kei tak kunjung mengabarinya?

Tenang Jay, tenang, Jay berusaha menyugesti diri sendiri. Kak Kei adalah orang yang hebat, sangat terlatih dan peka. Mustahil dia melakukan kesalahan sekecil apapun. Kalaupun iya, dia pasti bisa segera mengatasinya sendiri. Kak Kei merupakan orang kepercayaanku yang paling unggul, dia pasti bisa menjaga Eunkyu dengan baik. Gadis itu sudah berada di tangan yang tepat.

Jay benar-benar kalut. Dalam hati dia terus berpikir yang tidak-tidak sejak tiga hari sebelum keberangkatannya.

Sampai-sampai dia rela, malam-malam menyelinap keluar istana hanya untuk menemui Kei di rumahnya dan menitipkan Eunkyu padanya.

"Kenapa kau berkeringat deras begitu? Padahal hari ini cuaca dingin sekali. Kurasa aku harus menyuruh pelayan untuk menyalakan perapiannya."

Jay terkesiap. Niki yang ternyata masih ada di dekatnya, berbicara tanpa memandangnya. Sibuk sendiri dengan tugasnya sembari sesekali menggosok kedua telapak tangannya.

"Aku... aku hanya sedang gelisah," jujur Jay akhirnya.

Niki tersenyum miring. "Ini soal Nona?"

Jay mengangguk lesu. Entah kenapa hari ini dia sedang tidak berselera untuk ketus pada sahabatnya ini dan memutuskan untuk menanggapi seadanya. Bahkan terkesan pasrah saja.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang