Fourty-Seven

1.1K 239 16
                                    

VERSI REVISI
-Jangan spoiler, udah itu aja :)

6 bulan kemudian...

Sebuah pagi yang cerah, sekaligus awal yang baru bagi dua pria bangsawan di kerajaan Allentavia.

Sekitar dua bulan yang lalu, Sunoo resmi menduduki posisi kepala keluarga muda Grand Duke Oleander. Menggantikan posisi ayahnya, di usia 23 tahun.

Sedangkan pria lain? Kita sebut saja dia Park Jong-Seong.

Seminggu yang lalu adalah hari ulang tahunnya yang ke-24. Kebetulan sekali, hari ulang tahunnya itu bertepatan dengan hari berdoa atau yang biasa disebut Panselino.

Panselino sendiri diadakan setiap bulan saat purnama. Saat itu, Allentavia akan mengadakan doa bersama di kuil terbesar di kerajaan tersebut. Memohon perlindungan dan berkat dari Dewa Kehidupan untuk keberlangsungan hidup mereka.

Hari berdoa dilakukan setiap malam bulan purnama. Namun ada juga hari berdoa yang dilakukan setiap tahunnya.

Karena Panselino bertepatan dengan ulang tahunnya juga, maka Jay meminta Seojoon, agar tidak mengadakan pesta yang besar seperti tahun-tahun sebelumnya. Dia meminta rakyatnya untuk bersama-sama mendoakannya saja dan melakukan amal ke panti asuhan dan rakyat kelas bawah.

Usul itu dengan cepat disetujui oleh Booyoung yang tampak bangga sekali dengan keputuan bijaksana putranya. Para bangsawan lain pun ikut mendukungnya.

Eunkyu ikut senang dan kagum dengan usul kekasih palsunya itu. Menurutnya, itu lebih baik daripada membuang-buang dana untuk membuat sebuah perayaan yang mana, dananya tidaklah sedikit.

Namun hari ini, Eunkyu sepertinya menyesal telah memuji Jay. Kalau bisa ingin sekali dia tarik kembali semua pujiannya dan hadiahnya untuk pria yang kini duduk di sebrangnya.

“Untukku?”

Eunkyu menatap Jay jengah. Pria itu bukannya semakin dewasa, malah terlihat semakin kekanakan dan tidak jarang membuatnya muak.

“Seandainya saja Kakak tidak mengajarkan saya untuk membalas kebaikan seseorang, maka saya takkan melakukan ini.”

“Apa maksudmu?” tanya Jay, masih dengan cengirannya.

Eunkyu menunjukkan cincin di jarinya. Satu-satunya cincin yang melingkari jarinya.

“Saya merasa kalau Anda memberi saya cincin ini sebagai hadiah ulang tahun saya.” Eunkyu menurunkan tangannya.

Jay tersenyum miring, lalu mendengus, namun terdengar seperti menahan tawa. “Tampaknya kau salah paham. Aku bahkan tak tahu kapan hari ulang tahunmu. Bagaimana bisa kau sangat percaya diri?”

Hampir saja.

Eunkyu mengabaikan Jay, membiarkan lelaki itu mengejeknya sembari membuka hadiahnya. Saat dibuka, muncul sebuah cincin emas putih polos di dalamnya. Terlihat berkilau saat diterpa cahaya matahari.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang