Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️

Bab 95

Sebelumnya Eunkyu tidak pernah menyangka dia akan sampai pada titik ini. Memimpikannya saja tidak.

Perempuan yang di kehidupan pertamanya ternoda harga dirinya, sekarang menjadi Putri Mahkota yang terhormat. Tunangan seorang Pangeran Mahkota dan calon ratu Allentavia! Bahkan diresmikan sendiri oleh Seojoon.

Eunkyu juga tidak menduga dirinya akan menjadi tunangan Jay, yang awalnya hanyalah kekasih palsu dan tak lebih dari rekan kerja.

Meski hatinya masih terbuka sedikit untuk pria yang telah sepenuhnya mencintainya, Eunkyu akan mencoba membukanya lebih lebar. Memberi Jay kesempatan untuk masuk.

Sekarang usianya 25 tahun. Itu artinya, tinggal dua tahun lagi sebelum semuanya benar-benar berakhir.

“Tidak terasa,” gumamnya. “Aku sudah menjalani kehidupan baru selama delapan tahun lamanya. Dan... jika saja aku tidak muncul di hadapannya hari itu, semua ini takkan mungkin terjadi.”

Hari itu. Kunci dari semua ini adalah hari dimana dia mulai tergerak untuk mencari kebenaran kematiannya dan pertemuan tidak disengajanya dengan Jay.

“Seharusnya aku mulai diperlakukan tidak adil di usia ini,” gumam Eunkyu. Menerawang ke langit malam lewat jendela kamarnya. “Tapi itu sekarang tidak akan terjadi.”

Jika boleh jujur, Eunkyu senang apa yang dulu terjadi, tidak terulang lagi di kehidupan keduanya karena berhasil dicegahnya.

Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga sekitarnya.

Keluarga Duke Nishimura memang tidak lagi lengkap. Akan tetapi, setidaknya mereka punya seorang pewaris yang masih hidup dan bisa diandalkan.

Heeseung tidak mengalami depresi. Bahkan, sekarang dia sudah mempunyai seorang istri. Yang berarti dirinya pun mempunyai kakak ipar.

Dulu Heeseung sangat mengkhawatirkannya sehingga melupakan dirinya sendiri, kemudian merenggang nyawa karena dibutakan kasih sayangnya sendiri.

Lalu... yang paling utama.

Jay.

Pria itu telah mendapatkan kewajibannya sebagai pewaris. Tidak akan ada yang menyeretnya turun dari posisinya karena dia hanya akan mempunyai istri tunggal, dan tentunya takkan ada yang berdebat tentang siapa yang berhak menjadi calon ratu.

“Tapi...” Eunkyu menyandarkan belakangnya ke meja kerjanya. “...saat itu istrinya adalah Nona Minji dan Putri Seyeon. Kejadian yang sama takkan terulang oleh orang yang berbeda, bukan?”

“...aku ingin memperingatkanmu, kalau tugas terakhirmu akan berbeda dari dulu. Sangat berbeda. Jadi berhati-hatilah.”

Ucapan Jihoon hari itu terdengar lagi di telinganya. Mengubah argumennya.

“Atau mungkin...” Eunkyu bersedekap. Berpikir lebih keras. “Kejadiannya bisa tetap terjadi meskipun... orangnya berbeda, tapi situasinya sama? Apa bisa begitu?”