Bab 100

929 169 36
                                    

“Pembangunan akademi akan segera dimulai setelah perbaikan kuil tertua usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Pembangunan akademi akan segera dimulai setelah perbaikan kuil tertua usai. Sepertinya wacana untuk memindahkan ksatria yang telah memenuhi kualifikasi kita, bisa segera disusun.”

Nicholas tampak berseri-seri senang saat mendengar penjabaran Sunghoon terkait kuil tertua di daerah otoritasnya.

Akhirnya kuil tertua di daerah County hampir beres. Rakyat pasti akan senang mendengarnya, karena bisa kembali beribadah tanpa harus memikirkan biaya transportasi ke luar daerah yang cukup mahal.

Mungkin besok-besok aku akan mulai menyusun proyek pembangunan kuil baru, jadi tidak hanya akan ada satu kuil saja, batinnya.

“Saya rasa begitu,” ujar Eunkyu. “Akan tetapi, saya pikir akan ada beberapa ksatria yang tidak akan saya pindahkan. Entah itu ke rumah Duke, istana utama, maupun akademi yang baru. Tapi akan saya didik sendiri. Saya akan pindahkan mereka setelah saya nyatakan mereka sudah cukup mampu.”

Baik Sunghoon, Sunoo, Niki, dan Nicholas, sama-sama terkejut dengan keputusan Eunkyu. kecuali Heeseung dan Jay yang sudah dia ajak berunding terlebih dahulu.

“Maaf, apakah bisa dijelaskan lebih detail, Putri Mahkota?” Sunoo angkat bicara.

Eunkyu menatap Sunoo penuh arti, kemudian tersenyum manis. Entah kenapa geli saja mendengar Sunoo memanggilnya ‘Putri Mahkota’.

Seharusnya Sunoo senang mendapat senyuman itu, tapi tidak. Kali ini dia takkan senang menerimanya.

Selain curiga karena Jay tak bereaksi keras setiap kali dia dan Eunkyu bersinggungan, senyuman perempuan ini lebih terlihat seperti binatang buas berdarah dingin, yang sedang bersiap menerkam mangsa.

Lebih mengerikan dari binatang buas berdarah panas.

Tapi menarik... aku suka perempuan yang menantang.

“Dulu, Pangeran Mahkota kehilangan beberapa ksatria dan pelayan. Anda tidak tahu?”

Kemudian senyi senyap. Sunoo memecah keheningan dengan berucap tenang. “Saya tidak tahu mengenai hal itu.”

“Akan tetapi, itu bukan tugas Putri Mahkota,” kata Sunghoon, sedikit menyela pembicaraan. “Kenapa tidak kirimkan saja langsung ke istana utama? Kami juga punya ksatria yang lebih senior dan saya bisa melatih. Atau kalau tidak, kirim saja mereka ke Barak Pelatihan Ksatria.”

“Ah, maaf Pangeran Sunghoon, tapi Tuan Park sudah mengajukan diri terlebih dahulu,” sela Jay. “Kemarin aku baru saja memberikan izin padanya untuk melatih mereka. Lagipula, Tuan Park bisa bertanggung jawab.”

Jay sepertinya sengaja menekankan kata ‘bertanggung jawab’. Seolah menyinggung insiden hilangnya 20 pelayan dan ksatria istana utama. Menyindir pada Sunoo yang terlihat tidak senang.

“Di Barak Pelatihan Ksatria pun tak bisa. Kudengar Tuan Min jatuh sakit, sehingga semuanya sekarang ada pada Tuan Lee—tangan kanannya—seorang diri. Selain itu, barak tersebut juga sudah penuh. Akhir-akhir ini sepertinya banyak orang yang ingin menjadi ksatria,” lanjut Jay.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang