Tujuh Puluh Satu

1K 238 42
                                    


VERSI REVISI

-Jangan spoiler, udah itu aja :)

"Keadaan Putri sudah cukup membaik, sepertinya akan segera pulih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keadaan Putri sudah cukup membaik, sepertinya akan segera pulih."

Heeseung mengangguk untuk menanggapi ucapan dokter, tanpa mengalihkan atensinya dari Eunkyu. Sebelah tangannya mengusap-usap puncak kepala adiknya dengan sayang. "Terima kasih."

Dokter yang dipanggil mohon diri. Heeseung mempersilahkan. Tinggallah kedua orang kakak-beradik itu di dalam kamar.

"Syukurlah, Kakak sangat khawatir. Kau sakit cukup lama," ujar Heeseung seraya menyamankan posisi duduknya yang bersandar ke kepala ranjang.

"Tapi sekarang Kakak tidak perlu khawatir lagi, dokter bilang aku sudah mulai membaik, bukan? Itu berita yang bagus." Dengan manja Eunkyu meletakkan kepalanya di pangkuan Heeseung, memandang wajah kakaknya yang mulai menua dari bawah.

Melihat beberapa kerutan halus disana mengingatkannya pada masa itu. Kurang beberapa tahun lagi, lebih tepatnya 4 tahun, sebelum terjadinya eksekusi.

Akhir-akhir ini Eunkyu mulai bermimpi aneh. Dia melihat Heeseung berada di ruang penyimpanan senjata. Berjalan pelan menghampiri salah satu senjata tertajam disana.

Kemudian sebuah belati diambilnya. Matanya menatap nanar pada benda tajam mengilap di tangannya.

"Kakak tidak bisa hidup tanpamu... kau sama, bukan?"

"Dulu, kau suka sekali mengikuti Kakak kemanapun Kakak pergi. Tidak mau lepas barang sebentar saja."

"Sekarang giliran Kakak yang akan mengikutimu kemanapun kau pergi. Kakak tidak akan melepaskanmu juga barang sebentar."

"Kakak tahu ini keputusan yang egois, tapi Kakak tidak sanggup lagi. Apa gunanya hidup tanpamu? Tidak ada! Sangat menyedihkan! Kakak seperti hidup dalam kemalangan."

"Kakak tidak peduli apa kata orang nanti, asal Kakak bisa bersamamu dimana pun itu. Kakak ingin membayar dosa padamu karena tidak bisa menyelamatkanmu di hari itu. Kakakmu yang tidak berdaya dan lemah ini tidak pantas dimaafkan."

"Tunggu Kakak, Eunkyu. Kita akan segera bertemu dan hidup bersama selamanya."

Tidak butuh waktu lebih lama lagi, belati di tangan menancap dalam tepat ke jantung. Darah segar mengalir dari dada kiri. Heeseung kemudian ambruk dengan belati di dada dan akhirnya merenggang nyawa.

Satu-satunya penerus bangsawan Marquess Lee yang masih hidup, menyerah begitu saja karena dibutakan oleh kasih sayangnya sendiri.

Sejak hari itu, keluarga Marquess Lee menghilang dan hanya menjadi sejarah karena tak punya penerus. Seperti keluarga Duke Nishimura.

"Eunkyu? Kenapa diam?"

"Ah?"

Heeseung melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Eunkyu. Membuatnya terkejut dan mengerjap beberapa kali.

Roses Wolves [ Jay ENHYPEN ] Sudah Terbit☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang