Kamu dikorbankan oleh ayahmu sendiri, menjadi barang taruhan. Tanpa kamu ketahui, ayahmu terjun di dunia mafia. Dan kamu menjadi jaminan jika ayahmu kalah. Kamu hanya satu-satunya yang ayahmu punya.
Ibumu meninggal tiga tahun lalu, sejak saat itu ayahmu mulai kehilangan akal dan mulai menekuni dunia kotor itu. Awalnya teman ayahmu mengajak untuk bekerja disuatu perusahaan.
Tetapi ternyata itu bukan suatu perusahaan melainkan tempat dimana mafia bekerja. Ayahmu sempat berhenti tetapi dia kembali lagi karena tidak kunjung mendapat pekerjaan.
Betapa terkejut kamu saat mengetahui kamu menjadi barang taruhan ayahmu. Kamu tidak bisa menolak, bukan tanpa alasan, melainkan hanya dirimu yang ayahmu punya.
Kamu dijodohkan dengan anak angkat musuh ayahmu itu. Dia adalah anak asli dari teman ayahmu yang membawa ayahmu ke tempat mafia itu. Kamu tahu dia tidak bermaksud untuk melakukan itu, teman ayahmu tahu betapa sangat frustasinya ayahmu saat ditinggal oleh ibumu.
Kamu dijodohkan dengan Sungyoon, pria dingin yang nantinya akan menjadi bos mafia. Hanya dalam waktu sebulan sejak kejadian itu kamu akan menikah dengannya.
Sekarang kamu sudah resmi menjadi istrinya. Kamu tinggal dirumah besar, sangat besar, yang hanya dipenuhi dengan banyak sekali art. Kamu hanya diam dirumah, tidak ada yang bisa kamu lakukan.
Setiap kamu ingin melakukan sesuatu selalu ada art yang mengambil alih tugasmu. Hubunganmu dengan ayahmu masih lumayan baik, hanya saja kamu tidak pernah bertemu dengannya. Kamu tidak diperbolehkan untuk keluar.
Seperti sekarang kamu hanya duduk di sofa menonton televisi, sambil melihat art yang berjalan kesana kemari.
"Permisi nona, apa anda ingin sesuatu yang ingin dimakan untuk makan malam?" Tanya salah satu art
"Sepertinya tidak ada, aku akan memakan apa saja" ucapmu sambil tersenyum ramah. "Oh iya, apakah sungyoon akan pulang? Kapan dia akan pulang?"
"Atasan bilang, tuan akan pulang besok malam" kamu hanya mengangguk
Seandainya kamu diizinkan keluar rumah, kamu akan menemui ayahmu, mengemas barang-barangmu yang tersisa dirumah dan memakan makanan favoritmu.
Sejak kejadian itu kamu menjadi penurut, kamu pikir tidak ada yang bisa dilakukan selain menuruti semua kata-kata orang disekitarmu.
"Euhm.. apa boleh aku keluar sebentar? Kau— kau bisa terus mengikutiku, tidak apa. Apa boleh?" Tanyamu kepada penjaga. Penjaga itu seperti bodyguard mungkin, yang menjaga rumah besar ini.
Selain banyaknya art, dirumah besar ini juga ada banyak penjaga, dan juga dengan pengaman yang ketat. Kamu kira semua itu hanya bisa kamu lihat di film, ternyata semua itu benar-benar ada.
"Maaf nona, tuan melarang saya untuk membiarkan nona keluar rumah. Mungkin nona bisa meminta izin ke tuan, agar diperbolehkan" kamu hanya menghela napas
"Baiklah, terima kasih.." kamu kembali ke sofa, merebahkan badanmu disana.
Kamu punya nomor sungyoon, tapi berbicara saja jarang, apakah masuk akal tiba-tiba kamu mengirimkan pesan ke sungyoon, tentu tidak kan?
Padahal kamu ingin sekali melihat ayahmu dan juga mengunjungi makan ibumu. Kamu merindukan mereka berdua, walaupun hanya melihat makam ibumu kamu sudah sangat senang.
"Nona.."
"Astaga, kau mengejutkanku" ucapmu sambil terperanjat, karena salah satu art yang tiba-tiba muncul.
"Maaf, nona. Kemarin nona bilang ingin kursus memasak, apakah perlu saya panggilkan juru masak?" Kamu menggeleng cepat
Kamu memang ingin belajar memasak sejak memasuki rumah ini, tetapi selalu tidak ada kesempatan untuk menyentuh dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Kpop Idol One Shoot
FanfictionStory about you and your favorite idol 🌟 (fanfict) Baca aja dulu siapa tau suka ✧◝(⁰▿⁰)◜✧